Ekstrakulikuler Sekolah

659 54 0
                                    

*Jum'at, pukul 12:45 waktu siang

"PAK PHILIP CEPETAN!!!!", William berteriak dari depan rumah sembari duduk didalam mobilnya.

"Bentar Tuan, sepatu saya yang sebelah belum ketemu!!"

"Ck", William kesal. Ia mengecek aplikasi jasa antar jemput dihandphone dan sialnya tak ada satupun yang bersedia mengambil orderan tersebut.

"Oh Tuhan, kenapa kamu memberikan banyak sekali cobaan padaku akhir akhir ini!"

Saat William sudah memasrahkan dirinya terlambat, terdengar suara klakson motor dari arah depan rumah Willi kecil.

William berfikir mungkin klaksonnya untuk tetangganya jadi dia hiraukan, namun tak lama bel rumahnya dibunyikan membuatnya menoleh dari dalam mobil.

"BIBI!!! BIBI!!!", William mengernyitkan dahi. Ia mengenal suara itu.

Langkah demi langkah ia layangkan menuju pintu gerbang dan benar seperti dugaannya.


"Kak Natan ngapain kesini?"

"Loh Will? Belum berangkat?", William menggeleng.

"Mau bareng kakak gak? Red bakal seneng banget kalo bisa bawa tumpangan yang cakep nan imut kayak kamu ", tawar Natan sambil menepuk nepuk motor merah kesayangan miliknya.

"Gak deh kak, aku nunggu Pak Philip aja"

"Yakin? Udah hampir jam 1 loh ini. Nanti telat dihukum pelatih tau"

William sebenarnya tidak takut, hanya lebih ke malu saja. Sebab selama ini jika William berbuat sesuatu hal yang melanggar peraturan, dia sama sekali tidak diberi hukuman. Wajarin aja 'kan anak pemilik sekolah.

"Bo-boleh deh kalo gitu"

"Yuhuuu!! Sumpah 'Redflag' lu beruntung banget sih udah dinaikin sama calon gua"

"Eitss tunggu dulu. Nih anter dulu kedalem", Sebuah rantang makanan diserahkan pada William.

"Tumben"

"Orang rumah masak makan siang terlalu banyak, jadi mamah suruh bagi ke kamu biar Bibi dirumah gak masak"

"Tapi Bibi udah masak dari jam 11 tadi, cuman gapapa sih bisa buat nanti malem"

Singkatnya William sudah menaruh rantang itu keatas meja makan dan berpamitan dengan Bibi serta Pak Philip. Menuju Kak Natan yang senantiasa menunggu walau harus duduk diam dibawah terik matahari.

"Udah siap?"

"Udah"

"Peganganlah!"

Natan menggenggam tangan Willi, membawanya pada area pinggang ramping namun terasa tonjolan tonjolan roti sobeknya.

"Eee keknya aku pegangan disini aja Kak", William mendaratkan tangannya pada kedua pundak Natan. Raut wajahnya menunjukkan ketidakterimaannya akan pinggangnya yang di angguri.

"Oke, pegangan yang kuat"

*Brumm...brumm...brumm...

"Kak Natan jangan beris-AaaAAaarrrggggkkkKKkkkkk!!!!", Natan menancapkan gas begitu cepat. Habisnya dia kesal pinggangnya gak dipake buat pegangan.

◇•○●○•◇

*disekolah

Johnny kaget. Dia bingung lantaran sekolah saat ini tak terasa berbeda dengan biasanya. Murid muridnya masih sangatlah banyak berkeliaran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Welcome Little One [Sunoo Harem] (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang