Part of
Jadi princess kodok"Papi kita mau kemana?"
Akhir-akhir ini Olesa selalu kalah start dari sang suami, Ligo juga tumben-tumbenan memiliki waktu seluang itu untuk menghabiskan waktu dengan putrinya, biasanya budak korporat itu sibuk dengan berkas dan meeting.
Sedari Zea bangun, Ligo lah yang memiliki waktu banyak bermain dengan Zea, sedangkan Olesa akan sangat di cari Zea saat gadis itu butuh susu dan tidur- karena untuk susu hanya Olesa yang takaran nya pas, dan tidur di pelukan sang Mami tidak ada duanya- nyaman sekali.
"Pesta ulang tahun teman Papi dan Mami."
Pria itu juga mulai memiliki banyak kosa kata karena putri nya yang aktif berbicara. Olesa tentu senang melihat semua perubahan itu, tapi tetap, sedih selalu ada cela nya.
"Hi mine?"
Olesa tersentak, dia menoleh ke arah suaminya. Tersenyum mengejek.
"Aku ngga apa-apa."
"Don't lie with me, i already told you that."
Olesa menggeleng sambil memukul bahu sang suami. "iya aku ngga papa go."
Ligo mengalah.
Mereka sudah siap menuju ke pesta ulang tahun yang tadi Ligo bicarakan. Kebetulan hari ini juga tepat tanggal merah, jadi Zea tak perlu susah payah ketinggalan pelajaran lagi.
"Papi,"
"Hm?"
"Siapa teman yang ulang tahun itu?"
"Om Michael dan Tante Mira."
Zea mengangguk paham. Ia mengalungkan kembali tangannya ke leher Ligo. Zea suka harum tubuh papi nya, suka lengan kekarnya yang selalu terasa kuat menggendong berat badannya. Semuanya Zea suka tentang yang namanya keluarga.
Ligo sukses membawa mobil mahal itu sampai dengan selamat ke pekarangan rumah mewah yang sudah ramai manusia, tanpa mau berlama-lama di dalam mobil, sosok kepala rumah tangga itu langsung membawa anak dan istrinya masuk, sesekali menyapa orang yang memang dikenal nya.
Mata Zea mengelilingi isi ruangan yang tengah ia pijak, bau harum dari makanan manis masuk ke dalam indera penciumannya, hal itu membuat perut yang sebelumnya kenyang entah mengapa mendadak bergemuruh lapar.
"Papi.." Zea menarik-narik ujung jas papi nya ketika pria itu memutuskan untuk menurunkan sang putri. Ligo menunduk, menatap Zea.
"Mau makan kue kue itu." Jari mungil nya menunjuk kue yang di sajikan meninggi di salah satu meja makanan.
"Boleh?" Tanya Ligo pada sang istri yang ada di samping kanannya. Pasalnya dia tidak pernah tahu tata krama saat menghadiri pesta kecuali bersikap seadanya. Ia pun jarang mengambil minuman maupun makanan ketika menghadiri acara- kecuali kalau bukan temannya yang harus mengambil double untuk dikasih ke Ligo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hazealnut
Fantasy#Transmigrasiseries Gadis pemanis di setiap titik temu. Hazealnut venkatswaran. Anak tunggal yang dinanti-nanti kehadirannya. Manis, terlampau indah di pandang menjadikan gadis kecil yang sering di panggil zea itu selalu dalam bahaya, di tambah pemi...