I. Hazelnut and Dark Chocolat

594 100 8
                                    

Part of
Hazelnut and Dark Chocolat

Satu hari sebelum Zoe meninggal, dia sempat bertemu seseorang dengan pakaian rapih serba hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu hari sebelum Zoe meninggal, dia sempat bertemu seseorang dengan pakaian rapih serba hitam. Zoe tidak kabur waktu itu, ia menunggu apa yang hendak paman-paman tersebut lakukan. Namun perkiraan Zoe salah, ia kira ia akan diculik dan disiksa untuk menghasilkan uang, akan tetapi mereka malah menawarkan hal aneh padanya.

"Siapa nama kamu?"

Zoe mendongak. Paman muda dengan model rambut seperti anak remaja terlihat tenang tanpa aura pemaksaan, tapi karena bentuk wajah Zoe yang sudah tercetak ketus serta sinis malah memberikan pandangan berbeda. Mereka anggap Zoe anak yang kuat- walau memang pada kenyataannya demikian.

"Zoe."

Remaja lajang berkedok paman itu tersenyum perlahan-lahan, Zoe menatap nya sederhana- aneh.

"Zoe ya.. namanya cocok banget sama kamu, saya suka tatapan mengintimidasi itu."

Zoe mengedip. "Mata aku emang begini." Koreksi Zoe singkat.

Paman itu tertawa sumbang sedang paman yang lain terkekeh diam-diam. Zoe anggap orang aneh didepannya ini adalah sang ketua komplotan berbaju hitam.

Badan kurus dan tatapan mati dari Zoe selalu membuat Kavel penasaran.

"Oh gitu ya. Zoe boleh kita bicara sebentar disana?" Kavel tunjuk bangku berkarat dipinggir jalan depan toko kue ala Viktoria.

Zoe menoleh lambat kisaran beberapa detik setelah Kavel menunjuk barulah ia tertarik ingin tau.

Kursi panjang yang hampir tiap hari ia lihat, namun bedanya kini kursi itu kosong, biasanya seorang kakek buta tidur disana.

Tanpa banyak kata, Zoe lebih dulu berjalan ke tempat tunjuk yang akan dijadikan perdiskusian. Gadis itu duduk dengan mata nya yang tak pernah lepas dari gerak-gerik ketiga paman didepannya.

Alih-alih ikut duduk bersama Zoe. Kavel, galih dan Johan malah menaruh lutut kanannya ke tanah dan tangan kiri memegang lutut kiri- ya hormat ala-ala prajurit kepada sang atasan. Mereka bertiga lah si paman berpakaian hitam yang tak jelas.

"Saya punya tuan, dia lebih kecil dari kamu. Zoe, apa bahagia menurut kamu?"

Zoe termenung, sekaligus bertanya-tanya, basa basi macam apa ini? Apakah penculik punya banyak waktu untuk mempertanyakan hal tidak penting seperti sekarang? Tapi Zoe juga terpaksa harus berfikir, pertanyaan yang sama yang berulang kali ia tanya pada diri sendiri.

"Punya toko roti sendiri, dan-"

"Dan?"

"-dan punya keluarga."

Kavel tersenyum. "Tuan saya, dia anak orang kaya, tapi dia tidak bisa dapat kasih sayang orang tua, itu dulu, dan sekarang mereka menyayangi tuan El, ada selalu untuk beliau, dan diberikan kasih sayang penuh-"

HazealnutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang