chapter 6

5 2 4
                                    

Disclaimer : Cerita ini adalah cerita FIKSI REMAJA, jika ada kesamaan pada nama, tempat, dan selebihnya merupakan kebetulan dan tidak ada unsur kesengajaan, terima kasih!

-

Hari pertama ia rasakan menjadi seorang mahasiswa sungguhan. Tentu banyak perubahan dari sebelumnya, dimana biasanya untuk pergi sekolah memakai seragam sekarang sudah tidak, dirinya juga terkejut saat melihat jadwal mata kuliah beberapa diantaranya ia mendapatkan jadwal siang hari, dan banyak lagi hal-hal baru dirinya jalani di hari pertama ini.

Dengan cepat ia berjalan menuju gedung E supaya mendapatkan kursi duduk paling belakang. Sampainya di kelas sesuai harapan ia duduk di kursi barisan kedua dari belakang. Baru saja ia duduk dengan damai seorang mahasiswi datang menghampiri dirinya. Terpaksa Kenanda mendengarkan semua celotehan Citra, terkadang ia mengalihkan pandangannya dan tidak memedulikan omongannya agar dia bisa menghentikan ocehannya itu.

Dosen mata kuliah pertama sudah hadir dalam kelas, beliau memberikan Rencana Pembelajaran Semester, kemudian dosen tersebut membahas beberapa aturan di mata kuliahnya yang harus dipatuhi salah satu contohnya adalah mewajibkan memakai baju berkerah. Dalam menjelaskan materi dan menyampaikan informasi beliau menggunakan bahasa yang bisa dipahami mahasiswa jadi mahasiswa pun gampang menerima ilmu.

Karena hari ini jadwalnya satu mata kuliah, selesai belajar dirinya bersama teman-teman pergi menuju kantin. Seperti biasa wanita yang selalu dekat dengannya juga ikut ngobrol, padahal ia mengharapkan Citra pergi bersama teman-temannya yang lain. Kehadiran Citra menyebabkan kebisingan dan membuat ia tidak nyaman berada di sekitarnya. 

"Kalian pesen apa? Gua yang pesenin," nawar Kenanda melirik-lirik warung kantin

"Gua ikut ya Ken sama lu," ucap Citra ingin bersama dengan Kenanda

Kenanda pun menolak ajakan Citra, "Gausa Cit gua bisa sendiri kok, lu duduk di sini aja bareng sama yang lainnya,"

"Gua, Arsyam sama Fawad pesenin nasi goreng ya Ken," balas Ditto nitip pesanan

"Okei gua beliin ya bentar," kata Kenanda bangkit dari tempat duduk tetapi ketika mau pergi Citra menahannya, "Sebentar weh kan gua mau ikut Kenanda,"

"Lo tunggu di sini aja Citra, lo mau pesen apa?" gerutu Kenanda menghadapi kelakuan Citra Fawad melerai perdebatan mereka, "Ken udah bawa aja deh ribet emang nih cewe."

Karena terpaksa dirinya mengikuti apa kata temannya, kalau tidak bakal terjadi keributan di kantin. Mereka berdua layaknya sepasang kekasih menyisiri daerah kantin yang belum mereka jelajahi sebelumnya. Teman satu fakultas menyebut mereka terkena cinlok sebab masa PKKMB kemarin mereka sudah terlihat akrab dan saling bercanda.

Hingga kabar mereka pacaran terdengar jelas oleh Chelsea. Mulanya ia tidak yakin akan rumor tersebut, namun semakin orang-orang membicarakannya keraguan tentang hubungan mereka semakin jelas. Chelsea tidak memedulikan berita tidak jelas itu, hanya membuang waktu jika memikirkan laki-laki yang belum tentu menjadi jodohnya. Tetapi satu hal pasti Kenanda bukanlah tipikal orang yang mudah jatuh hati kepada wanita lain.

Tidak kuat dengan kelakuan Citra yang berlebihan ia pun segera pergi keluar. Biarpun Kenanda meninggalkan kantin tidak membuat seorang Citra berhenti mengejar Kenanda, ibaratkan air dan minyak mau sekejar apapun wanita itu tidak akan bisa bersatu. Di parkiran motor mereka berdua dikejutkan dengan kehadiran Chelsea bersama temannya. Memasang wajah imut Citra menggandeng tangan Kenanda seakan-akan Kenanda adalah pacarnya.

"Loh Chel? Mau kemana ini?" tanya Kenanda

"Engga kemana-mana ini gua mau balik dianterin temen," jawab Chelsea menunjuk Icha

FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang