chapter 7

4 1 0
                                    

Disclaimer : Cerita ini adalah cerita FIKSI REMAJA, jika ada kesamaan pada nama, tempat, dan selebihnya merupakan kebetulan dan tidak ada unsur kesengajaan, terima kasih!

-

"Jadi totalnya berapa ya Mba?" Tanya Indira selesai berbelanja perlengkapan kamar

"Totalnya 130.200 ya Kak, terimakasih sudah belanja di sini," balas ramah seorang kasir.


Keluar dari tempat toko perabotan ia tengah mencari gojek untuk pulang, sayangnya aplikasi hijau itu sedang bermasalah. Seseorang lelaki muda yang mengakui tukang ojek datang menawarkan Indira pulang bersamanya. Awalnya ia curiga dan sempat menolak bantuannya, tetapi karena aplikasi hijaunya masih eror Indira pun terpaksa menerimanya.

Dari pertigaan jalan dekat indekos tukang ojek tersebut mengambil arah kiri, berbeda dengan jalur yang biasa ia lewati. Setelah melewati beberapa gang komplek Indira dibuat bingung karena tidak lama dari arah pertigaan tersebut dia sudah sampai di indekos.  Melintasi jalanan sepi menyebabkan dirinya berteriak agar motornya berhenti.

Walaupun Indira berteriak sekeras apapun, bukannya berhenti pelaku itu menginjak gas lalu dengan kecepatan tinggi motor tersebut membawa Indira ke sebuah rumah kosong. Diketahui rumah tersebut adalah rumah satu-satunya jadi tidak ada tetangga, hanya rumput-rumput sawah saja mengelilingi rumah itu. Ditarik tangannya memasuki rumah tersebut, lalu di bawa Indira ke salah satu ruangan berisikan banyak sekali orang-orang aneh.

Diantara orang aneh tersebut matanya terfokuskan pada wanita berjaket merah polos datang mendekati Indira yang sedang melakukan perlawanan. Wanita tersebut mengisyaratkan anak buahnya berhenti bertindak kasar padanya. Dilepaskan masker serta kacamata wanita itu dan sepenglihatannya perempuan tersebut memiliki wajah yang rupawan.


"Indira Agnia Putri, teman atau bahkan sahabat setianya dari Chelsea Kinara ya kan?" Tanya perempuan yang sedang berdiri dihadapannya

"Betul, lo siapa ya tau nama gua? Kenapa gua bisa ada di sini?" Indira bertanya balik kepada perempuan tersebut

"Ga perlu tau gua siapa, tujuan gua ngebawa lo ke sini sebagai umpan karena gua pengen temen lo Chelsea sengsara di hadapan gua." Jelas perempuan itu kemudian ia berkata, "Kalo lo mau selamat, bawa Chelsea ke sini atau.. Gua bunuh satu persatu temen-temen deketnya,"

"Salahnya Chelsea tuh apa sih cewe sinting? Gila aja kali gua ngebiarin sahabat gua lo bunuh?" Ujar Indira melepaskan ikatan tali di tangannya

"Jadi gamau nih? Okelah lo bertiga bawa ini cewe ke ruang sebelah. Lo iket dia di kursi." Perintah perempuan berjaket merah.


Mengikuti perintah atasan tiga algojo membawa dan mengikat Indira. Sempat ada perlawanan balik dari Indira namun badannya yang kecil itu tidak bisa memenangkan melawan tiga algojo. Setelah diikat perempuan tersebut tidak henti-hentinya berbuat kasar padanya. Indira tidak melawan karena posisi badannya yang diikat, dirinya hanya pasrah menahan semua rasa sakit memohon agar teman-teman kosnya di sana dapat menolong Indira keluar.

Kebesokan harinya suasana pagi di indekos tidak secerah biasanya, mereka semua diam tidak memberikan sepatah kata apapun. Dalam dapur bersama ada Chelsea meneguk air mineral, mata sembab serta berkantung itu terlihat jelas dalam wajahnya. Harusnya Chelsea pergi kuliah melakukan rapat dari organisasi tapi nyatanya kondisi ia saat ini tidak memungkinkan untuk bisa hadir dalam rapat tersebut. Dengan terpaksa ia terbaring di kamar seharian.


"Hei are you okei? Sini biar gua periksa," ucap Kenanda yang langsung meletakan tangannya di atas dahi Chelsea, kemudian ada hal tidak beres dari Chelsea, "Chel badan lo panas, lo ngga tidur semalem? Kita ke kamar lu yuk,"

FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang