"Aku duluan ya Bin"
"Hm, hati-hati"
Soobin menatap Beomgyu yang berlari menuju mobil jemputannya. Setelah melihat temannya masuk kedalam mobil dengan aman, kakinya berjalan menuju mobil hitam yang sudah nangkring sejak pagi di lobi rumah sakit.
"Astaga, lelah sekali" Soobin bersandar pada kursi kemudi, tangannya mencoba memutar kunci agar mesin mobil bisa menyala.
Beberapa kali mencoba memutar kunci, tapi mesin mobil tak kunjung menyala.
Dahi Soobin mengkerut membentuk beberapa gelombang tak bergerak, matanya melirik pada kilometer bensin yang jarum merahnya terdiam di huruf E."Ya Tuhan, apalagi ini!" Dengan kasar Soobin keluar dari dalam mobil dan menutup pintunya cukup keras. Rambut yang memang sudah berantakan jadi semakin acak kadul karna di acak frustrasi oleh Soobin.
Soobin bersandar pada kap mobil, mencoba tenang agar bisa mendapat jalan untuk sampai ke rumah atapnya yang nyaman.
Tidak mungkin menghubungi Beomgyu, laki-laki cerewet itu pasti sudah sampai di rumahnya. Meminta bantuan pada Moonbyul pun tidak mungkin, wanita tomboy itu sedang ada jaga malam, Soobin tidak mau mengganggu."Soobin-shii?"
Soobin tidak meladeni suara itu, ia tau kalau itu adalah Yeonjun, sudah terlihat dari ekor matanya.Kepalanya tetap tertunduk menghadap sepatu hitam kesayangannya.
Merasa di abaikan, Yeonjun memilih mendekati Soobin yang masih setia menatap sepatunya.
"Hey, anda baik-baik saja?""Ya"
"Lalu, kenapa menunduk seperti itu?"
Tidak di jawab lagi. Yeonjun berjalan mengelilingi mobil milik Soobin, matanya dengan teliti mengecek keempat ban mobil itu.
"Ban anda bocor? Kempes?" Yeonjun kembali menatap Soobin yang kini benar-benar sudah di hadapannya.
"Tidak"
"Kunci anda hilang?"
"Tidak"
"Mesinnya ada yang bermasalah?"
"Tidak, Choi Yeonjun"
Yeonjun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Matanya menelisik ke sekitar lobi guna memikirkan kata-kata yang harus ia ucapkan selanjutnya
"Apa.... Bensinnya habis?"
Soobin menghela nafas, kakinya menendang angin yang jelas-jelas tidak bersalah.
"Ya"
Yeonjun mengangguk-angguk setelah mendengar jawaban dari salah satu teman kerjanya, kakinya melangkah mendekati jendela pengemudi, melirik pada jarum merah yang bertengger dengan betah di huruf F.
"Baiklah, mari saya antar anda ke rumah. Beritahu saja alamatnya dimana" ujar Yeonjun, matanya kini menatap Soobin yang kini sudah mendongakkan kepalanya, tapi tidak menatap Yeonjun.
Soobin berpikir keras, ia ingin segera tidur di ranjangnya yang empuk ditambah selimut tebal favoritnya. Tapi rasa gengsi untuk menerima ajakan Yeonjun lebih mendominasi."Tidak mau?" Yeonjun membuka suara setelah tadi dengan sabar menunggu jawaban dari Soobin. "Baiklah, selamat malam Soobin-shi" Yeonjun sudah berbalik badan dan siap untuk melangkah menuju mobilnya.
"Tunggu!" Soobin dengan cepat meraih tangan Yeonjun. Baiklah, akan ia abaikan gengsinya untuk kali ini saja, ya kali ini saja.
"Ya?"
"Aku ikut"
*******
"Terimakasih"
"Tentu, Soobin-shi"
Soobin menghentikan niatnya yang ingin keluar dari mobil milik Yeonjun, pandangannya kini fokus pada sang pemilik mobil.
"Bisakah kau berhenti memanggilku begitu!?"
Yeonjun memberikan atensi penuh pada penumpang dadakannya, mengernyit setelah mendengar tuturan Soobin.
"Maaf?""Yaaaa, berhentilah berbicara formal denganku! Bagaimana kau bisa seperti itu, sedangkan dengan Beomgyu atau Moonbyul noona kau santai sekali. Sebenarnya kau ini pilih kasih atau bagaimana!!" Soobin bernafas dengan menggebu-gebu, merasa puas setelah menyampaikan rasa jengahnya kepada dokter anak di hadapannya.
Yeonjun menggaruk tengkuknya untuk yang kedua kali, tidak menyangka kalau laki-laki di hadapannya akan berbicara seperti itu. Ia hanya merasa takut jika berbicara sok akrab dengan Soobin, coba lihat auranya, sangat dingin dan penuh profesional. Berbeda dengan Moonbyul maupun Beomgyu, kedua dokter itu dari awal memang memiliki aura yang menyenangkan tapi bukan berarti mereka tidak profesional. Yeonjun mengerti itu.
Merasa tidak akan mendapat respon apapun. Soobin dengan kesal keluar dari dalam mobil dan menutup pintunya dengan kasar. Melangkah menuju rumah atapnya dengan suasa hati yang semakin buruk, mengabaikan suara pintu mobil bagian kemudi yang di tutup dengan keras, serta suara langkah kaki yang berlari mengejarnya.
"Soobin-shii, tunggu sebentar!!" Soobin berhenti melangkah saat tangannya di raih oleh tangan Yeonjun yang lebih besar.
"CK! Apa maumu?" Soobin bertanya dengan ketus, enggan menatap lawan bicaranya. Dalam hati berpikir jika Yeonjun akan meminta maaf padanya,
"Ini"
Soobin membulatkan matanya saat sebuah ponsel di ulurkan padanya, itu ponselnya.
"Anda melupakan pons-"
Soobin merampas ponselnya dengan cepat, tidak membiarkan Yeonjun menyelesaikan ucapannya. Sedangkan Yeonjun hanya diam, masih berdiri di tempatnya, menatap Soobin yang berjalan cepat menuju pintu rumahnya.
/BRAK/
Pintu berwarna putih itu di tutup dengan kasar, menutupi seseorang di baliknya yang tengah merutuki kekonyolannya.
"Dia benar-benar manusia yang aneh" Yeonjun menggeleng, memilih melangkah menuju rumahnya yang berada di sebelah rumah Soobin. Semua sudah di siapkan dengan baik oleh Taehyung.
Sebuah catatan kecil yang tertempel di pintu, menghalangi Yeonjun yang hendak masuk kedalam rumahnya.
🌺 Sepertinya kau akan bertetangga dengan dokter jutek itu, nikmati harimu 🌺
TBC✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Choi (YEONBIN) slow up
RandomKeseharian Soobin sebagai seorang dokter berjalan dengan baik. Melakukan jaga dengan baik, membuat semua pasiennya nyaman, dll. Sampai tiba-tiba Choi Yeonjun. Dokter anak yang baru sampai di rumah sakit tempatnya bekerja, dari saat itulah hidup Soob...