12

69 6 0
                                    

Setelah dua hari dari Sunwoo berterimakasih ke dr Jay berlalu. Ia lupa sama nama cewe yang pengen banget dia tahu namanya biar bisa lihat instagram nya.

Dua hari itu juga dia sibuk futsal. Sekolah. Ngosis.

"Nu. Papa ada kerjaan keluar kota." Seru mama Joy.

Sekarang pukul delapan malam. Keluarga Kim telah selesai melakukan makan malam bersama. Papa Kim yang sudah pergi ke kamarnya. Sekarang Saeron, Sunwoo dan mama Joy sedang di ruang televisi.

Seperti biasa tv dipake maen PS sama Sunwoo. Saeron hanya cemberut lagi-lagi kakaknya gak ngasih kesempatan buat dia nonton barbie di kasetnya.

"Papa bilang mama harus ikut." Sambung mama Joy.

Sunwoo melirik sekilas mamanya tanda ia tidak menyetujui apa kata mamanya. Udah ketebak kalau Sunwoo bakal nolak mamanya biar ikut papanya keluar kota. Kalau Saeron? Dia anak perempuan yang bisa diandalkan. Gak cengeng kayak Sunwoo. Penakut. Alergian. Paket komplit emang Sunwoo ini.

"Kan ada Saeron nak. Ya kan sayang?" Seru mamanya menatap Saeron. Saeronnya hanya menggangguk tanda setuju-setuju aja.

"Gak mau. Anaknya bandel." Seru Sunwoo.

"Gak kebalik hah?" Timpal Saeron.

Sunwoo udah berkaca-kaca. Yang ia takuti di dunia ini adalah ditinggalin ibunya di rumah sendirian. Meskipun ia pernah ngalamin itu ketika Saeron belum lahir. Makanya Sunwoo beruntung banget punya adik. Selain adik perempuan yang cerewet. Ia punya mamanya yang bisa stay dirumanya.

Mama Joy sangat tahu sifat kedua anaknya. Yang satu penakut dan yang satu pemberani. Meskipun Sunwoo gak mau mamanya ikut ke papa Kim. Itu gak bisa diubah. Sunwoo juga tahu itu.

"Nak?" Agak dramatis sebenarnya kalo saat ini Sunwoo udah mulai nangis.

Karena kepekaan Saeron. Adiknya itu memilih pergi ke kamarnya. Ia yakin Sunwoo bakal sesenggukan di dalam pelukan mamanya. Kalo ada Saeron palingan Sunwoo ngacir ke kamarnya.

Gak lupa Saeron memeluk mamanya mencium bagian wajahnya yang biasa dilakukan. Ia tak lupa memeluk kakaknya yang lagi duduk main PS sambil nangis. Ia gak cium wajah kakaknya karena lagi nangis. Jadinya cium kepalanya saja.

"Aku tidur duluan." Seru Saeron langsung pergi ke kamarnya.

Mama Joy menatap dengan penuh kasih sayang kepada kedua anaknya itu. Perempuan emang beda yah. Sunwoo waktu kelas lima SD nempel banget sama mamanya sampai tidur harus masih ditemenin. Kalo Saeron dari kelas tiga SD udah bilang ke mamanya jangan temenin dia tidur lagi.

"Sini." Mama Joy mengulurkan tangannya biar anaknya nangis di pelukannya.

Sunwoo beneran nangis di pelukan mamanya. Keduanya tidak bicara apa-apa. Sampai Sunwoo tertidur di pelukan mamanya.

"Nak tidurnya di kamar dong. Dingin disini." Seru mama Joy.

Sunwoo terbangun. "Tidurnya sama mama." Seru Sunwoo.

"Yaudah sana ke kamar dulu. Mama izin dulu ke papa."

Sunwoo pergi ke kamarnya dengan mata yang bengkak habis nangis.

Masih ada laki-laki kelas 11 yang ingin tidur sama mamanya ternyata. Sunwoo yang gak pernah malu untuk mengatakan itu kepada mamanya. Mama Joy tidak pernah keberatan kalau anaknya sudah seperti bayi gede itu. Ia justru sangat bersyukur. Karena sebagian temannya bilang mereka mulai jarang bicara sama anaknya yang sudah masuk SMA. Ada juga yang udah gak mau serumah sama orang tua pas anaknya kuliah. Gak kebayang sama mama Joy bagaimana ia harus berpisah sama anaknya itu.

Kim SunwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang