Looking Back Again

31 0 0
                                    

Hari yang baru telah dimulai setelah semua kehebohan terjadi kemarin.Rasyah mencoba untuk berangkat lebih awal,dia berjalan menuju ruang makan dimana disana sudah ada adik dan ibunya yang sedang menyiapkan sarapan.

"Selamat pagi bu dan adikku yang bawel" ucap Rasyah mencium pipi ibunya.

"Kakak pagi-pagi udah nyebelin,huft" komplain alin

"Terima kasih" balas Rasyah dengan menyentil kening adiknya.

"Tumben jam segini udah bangun kamu nak?"

"Hari ini hanya kebetulan aja sih bu,ya anggap saja aku bangun pagi karena ingin lihat wajah cemberut alin" Jelas Rasyah seraya menggoda adiknya.

"Kakak nyebelin"

Di tengah mereka menikmati sarapan yang sudah berada di atas meja.

"Bu,aku kemarin bertemu dengan Om Ivan" ucap Rasyah,Ibu dan adiknya seolah membeku dengan informasi yang diberikan oleh Rasyah.

"Kamu gak diapa-apain kan nak?" Tanya ibunya dengan wajah yang khawatir.Rasyah mengangguk tanda kalau semua baik-baik saja.

"Terus kak?" Tanya adiknya

"Ya gak ada terusan,emang harus diterusin gimana?" Sahut rasyah sembari mengunyah makanan.

Selama 2 tahun semenjak Rasyah kabur dari tempat mereka.mereka akhirnya berhasil menemukannnya,ibunya tahu hal ini cepat atau lembat akan terjadi.tetapi dia tidak bisa melakukan apapun,status mereka terpaut jauh bagai langit dan bumi.

"Sebenarnya Om Ivan bilang kalau bunda sedang sakit" Lanjut Rasyah

"Kamu mau mengunjungi bundamu nak?" Tanya ibunya,Rasyah meletakkan sendoknya dan terdiam sejenak.

"Tidak bu,aku bukan anak bunda" jawab rasyah sembari berdiri dari meja makan.tatapan Ibu dan Adiknya berubah menjadi sedih mendengar itu,mereka mengira kalau Rasyah telah melunakkan hatinya dan telah bisa melupakan apa yang telah terjadi.

"Kak,apa kakak gak kasihan sama Bunda kakak?" Tanya Alin.

Rasyah hanya diam,dia memilih untuk meninggalkan mereka untuk pergi ke sekolah setelah mencium pipi ibunya.Mereka tahu kalau Rasyah sengaja menghindari pertanyaan seperti ini.dia seperti tidak ingin kembali kepelukan orang yang harusnya dia sebut orang tua aslinya.

Sampai di sekolah bersama reni,mereka saling tatap dan tertawa kecil.

"Kita terlalu pagi kayaknya syah"

"Ya hitung-hitung jadi anak rajin lah sesekali"

Mereka berjalan santai menuju ke kelas mereka yang berada di lantai dua,di dekat tangga yang memang bersebelahan dengan ruang guru.mereka berdua melihat Bu Christin yang sedang mengganti kertas pengumuman di majalah dinding sekolah.

"Oh Rasyah,Reni rajin banget jam segini sudah sampai sekolah" sapa Bu Christin.

Mereka membalas sapaan itu dengan tertawa canggung.

"Ini ..." Rasyah sedikit terkejut dengan informasi yang tertera di mading sekolahnya itu.Bu Christin tersenyum kecil melihat ekspresi Rasyah itu.

"Kamu tertarik syah?" Tanya Bu Christin.

"Eh?gak Bu,aku hanya sedikit terkejut saja kalau sekolah akan membuka seleksi untuk membuka Elsian lagi" tolaknya.bagi Rasyah masuk ke organisasi mencolok seperti itu hanya akan merepotkannya.tapi ada satu hal yang mengganggu pikiran Rasyah yaitu tentang dicabutnya skors dari Elsian itu.

"Tapi bu kenapa mendadak sekali?" Tanya Reni.Rasyah pun tersenyum karena pertanyaan yang ada dalam benaknya diwakili oleh Reni.

"Ikut Ibu" ajak Bu Christin,sejenak mereka saling tatap karena bingung sebelum akhirnya mereka mengikuti Bu Christin menuju ke ruang guru atau lebih tepatnya di meja milik Bu Christin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pride And LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang