07|| Permintaan Tidak Masuk Akal

1.8K 128 3
                                    

Banyak yang terjadi malam itu. Zhang Hao yang benar-benar kesal berhasil melayangkan satu bogeman mentah di wajah Jiwoong karena berani menghamili other half nya tersayang. Tapi Jiwoong tidak marah. Dia maklum jika Zhang Hao kesal padanya. Apalagi dia sempat berpura-pura seakan tidak terjadi apapun, padahal Hanbin sudah menderita dan memiliki berbagai pemikiran buruk yang mungkin saja menganggu kesehatan nya. Itu karena dirinya. Jadi Jiwoong tahu dia pantas mendapatkan nya.

Jiwoong menatap Hanbin yang sedang tertidur pulas di sebelahnya. Sudah dua hari mereka berbagi kamar, itu juga atas permintaan Hanbin yang tidak ingin jauh-jauh dari Jiwoong.

Jadi Gyuvin yang sekamar dengan Jiwoong terpaksa pindah dari sana, bertukar dengan Hanbin.

Jiwoong menelusuri setiap inci wajah Hanbin yang bahkan terlihat indah ketika tidur. Jiwoong menunduk untuk mencuri ciuman di bibir ranum Hanbin.

"Milikku." Gumamnya sebelum akhirnya mencuri satu ciuman lagi.

Hanbin melenguh pelan dan membuka matanya, bersitatap dengan Jiwoong yang memasang senyum lembut penuh kasih sayang, "sayangku sudah bangun."

Hanbin terkekeh pelan, "Hyung terdengar seperti ibuku."

Jiwoong mengecup leher Hanbin, membuat Hanbin terkekeh. "Selamat pagi sayang ku."

"Hmm, selamat pagi hyung." Hanbin memeluk Jiwoong, menikmati kehangatan tubuh yang lebih tua.

Jiwoong tentu saja sangat senang dengan tingkah Hanbin yang benar-benar manja padanya itu. Entah itu memang sifat asli Hanbin atau memang bawaan bayi mereka, dia tidak peduli. Yang penting Hanbin menempel padanya seperti ini dia sudah sangat bahagia.

Jiwoong dengan perlahan mengelus perut Hanbin yang sudah sedikit membuncit itu. Hatinya semakin menghangat mengetahui jika bayi yang di kandung oleh pasangan nya ini adalah anaknya, darah daging nya.

"Omong-omong hyung, aku tiba-tiba menginginkan sesuatu." Hanbin tiba-tiba berkata serius.

"Apa itu?"

"Hyung, aku ingin melihat mu memakai baju maid."

Senyuman Jiwoong membeku begitu juga tubuhnya yang mematung. Perkataan Hanbin barusan membuat fungsi otaknya tiba-tiba saja berhenti bekerja.

Hanbin merengut, mengguncang tubuh Jiwoong dengan kesal, "hyung, apa kau tidak mendengar aku?"

"Sa--sayang, apa yang baru saja kau katakan, hahaha, bagaimana mungkin aku bisa melakukan itu." Jiwoong tertawa parau, berusaha memastikan kalau Hanbin hanya salah bicara.

Hanbin semakin merengut tidak suka, "Hyung, aku hanya ingin melihatmu memakai baju maid. Apa kau bahkan  tidak bisa melakukan itu untukku?"

Jiwoong mendadak ingin menangis.

Dia tahu itu permintaan anaknya. Jiwoong tidak akan bisa menolak itu. Dasar anak itu, bahkan belum lahir saja sudah membuat Jiwoong susah. Ketika sudah lahir nanti, mungkin Jiwoong dan anaknya akan menjadi musuh abadi. Target sudah terdeteksi.

Hanbin terus cemberut. Dia berbalik dan mencoba melepaskan diri dari pelukan Jiwoong. "Lepas! Aku mau main sama Gyuvin saja."

Jiwoong mendengus menahan tawa. Hanbin kalau merajuk benar-benar menggemaskan. "Kenapa tiba-tiba pengen liat aku pakai baju maid, hm?"

"Lagi pengen aja. Hyung, ayolah." Hanbin masih merengek.

"Baju maid punya siapa sayang?" Jiwoong tidak habis pikir.

Hanbin tersenyum lebar, "aku tahu seseorang yang punya baju seperti itu!"

ו×

Mistake [WoongSungz] -[End]- ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang