09|| Salah Paham

1.4K 117 0
                                    

Akibat panggilan telepon itu, Hanbin tidak tidur semalaman. Berbagai pemikiran buruk menguasai nya, hingga dia hanya bisa menangis semalaman.

Jiwoong mabuk. Hanbin yang paling tahu jika pria itu mabuk, dia tidak akan mengetahui apa yang dia lakukan dan baru akan mengingat semuanya keesokan harinya. Jiwoong mabuk di luar sana, entah bersama siapa dan ada dimana.

Lalu yang menjawab panggilan Hanbin adalah orang lain. Itu suara lekaki, tapi terdengar halus dan lembut. Berarti dia adalah partner minum Jiwoong.

Hanbin takut. Jiwoong minum bersama orang lain, dia takut jika pria itu tidak ingat dan malah di manfaatkan. Seperti dia yang memanfaatkan Jiwoong ketika mabuk waktu itu.

Hanbin takut.

Bahkan sampai pagi harinya Jiwoong tidak kunjung pulang. Mata Hanbin sudah membengkak karena menangis semalaman. Suara nya bahkan serak. Dia tidak mood melakukan apapun, bahkan meninggalkan sarapan sampai membuat Zhang Hao khawatir bukan main.

"Bin-ah." Zhang Hao mengetuk pintu kamar Hanbin dan Jiwoong. Suaranya terdengar khawatir. "Apa kau sakit? Atau tidak enak badan? Kenapa tidak sarapan bersama?"

Tidak ada tanggapan dari Hanbin. Zhang Hao mencoba membuka pintu, dan dia mendesah lega ketika mendapati pintu kamar itu tidak terkunci.

Zhang Hao masuk sambil membawa semangkuk bubur hangat. Dia bisa melihat Hanbin tengah duduk bersandar di kepala kasur sambil memeluk erat bantalnya.

"Bin-ah, kau sudah bangun rupanya. Ayo makan." Bujuk Zhang Hao.

Ketika dia berada tepat di sebelah Hanbin, betapa terkejutnya dia begitu melihat kedua mata other half nya itu merah dan membengkak, terlihat sekali habis menangis.

"Hanbin kau kenapa?" Zhang Hao panik, dia memegang tangan Hanbin yang dingin.

Hanbin menggeleng pelan, dia menunduk, "Jiwoong hyung belum pulang?"

Ah, tampaknya Zhang Hao mengetahui penyebab Hanbin seperti itu.

Dia berdecak kesal. Jiwoong itu selalu seenaknya, padahal dia tahu Hanbin itu hamil dan sensitif. Orang hamil cenderung berpikir berlebihan dan negatif, tapi pria itu bahkan melupakan hal sepele seperti itu.

"Dia tidak mengabari mu? Mungkin dia memang sedang ada urusan." Zhang Hao mencoba menenangkan Hanbin, meskipun di dalam hati dia sudah bersumpah akan memarahi hyung nya itu nanti.

"Aku sudah mengirimi pesan, tapi tidak di balas. Dan ketika aku mencoba menghubungi nya--" Hanbin tersedak menahan tangis, "ada pria lain yang mengangkat nya."

Zhang Hao termenung. Tidak percaya dengan apa yang barusan dia dengar. "Apa maksudmu?"

"Suaranya halus dan indah. Dia partner minum Jiwoong hyung. Dia bilang Jiwoong hyung mabuk, berati dia minum bersama lelaki itu. Hyung." Hanbin kembali menangis, membuat Zhang Hao memeluk erat tubuh kesayangannya itu.

"Cih Kim Jiwoong itu! Dia bahkan tidak mengatakan pada siapapun kalau dia akan pergi minum?!"

Zhang Hao menghapus air mata Hanbin yang mengalir deras. "Dengar, ada aku disini. Aku yang akan menegurnya untuk mu nanti. Lagipula kita harus mendengarkan penjelasannya dulu bukan? Jadi berhentilah menangis dan ayo pergi keluar. Ketika dia pulang nanti, aku yang akan bertanya padanya."

Benar saja. Tak lama kemudian Jiwoong pulang. Tapi dia tidak sendirian. Ada seorang lelaki manis bersamanya. Hal itu sukses membuat semua member Zerobaseone yang ada di sana menatap heran dan penuh tanda tanya. Termasuk Hanbin dan Zhang Hao.

Hanbin menggigit bibirnya. Entah mengapa vibes nya saat ini seperti Jiwoong yang membawa pulang selingkuhan nya dan berniat memperkenalkan kepada keluarga besar.

Jiwoong tersenyum lebar seakan tidak terjadi apapun dan merangkul bahu lelaki itu, "perkenalkan Yoon Seobin, teman terbaikku."

Seobin mengangguk malu-malu sebelum menyapa mereka semua, "halo aku Seobin."

Matthew dan Taerae menyambut Seobin ramah dan mempersilahkan lelaki manis itu untuk masuk.

"Jarang sekali kau membawa teman hyung?" Gunwook bertanya.

"Hmm, sehabis syuting kemarin aku tidak sengaja bertemu Seobin. Dia ada disana juga, jadi kami melakukan reuni. Lagipula kami sudah lama tidak bertemu."

Hanbin di pojok sana hanya diam saja. Ternyata benar dugaannya, Jiwoong minum bersama Seobin itu. Hanbin tidak asing dengan wajahnya, seingatnya lelaki itu adalah orang yang sama dengan orang yang membintangi drama bersama Jiwoong.

Oohh... Hanbin mengerti.

Jiwoong akhirnya bertemu tatap dengan Hanbin. Dia memasang senyuman lebar dan berjalan mendekat. "Binnie, hyu--"

Belum sempat Jiwoong menyelesaikan kalimatnya, Hanbin sudah beranjak dan pergi dari sana. Membuat ruang tengah yang semula berisik mendadak menjadi sepi dan canggung.

Jiwoong mengedipkan matanya bingung, ada apa sebenarnya?

Zhang Hao mendengus dari tempatnya duduk, "itu salahmu."

"Salahku?"

"Kau tahu kan kalau dalam kasus 'seperti Hanbin'," Zhang Hao sedikit menekan kata-kata nya, "dia akan mudah berpikiran buruk tentang sesuatu. Tapi kau bahkan tidak mengabari nya padahal dia sudah mengirimi banyak pesan padamu?"

Jiwoong tersentak. Tampaknya dia mengerti maksud Zhang Hao. "Lalu hyung, kau mabuk dengan lelaki lain, padahal ada kekasihmu yang menanti kepulangan mu. Benar-benar menyedihkan ya." Zhang Hao melirik sinis ke arah Seobin yang kini hanya bisa menunduk.

"Uh, aku benar-benar harus menjelaskan." Jiwoong buru-buru menyusul Hanbin masuk ke dalam kamar mereka. Dan benar saja, si manis sudah menangis lagi.

"Sayang ku, Hanbinnie." Jiwoong mendudukkan diri di sebelah Hanbin. Sementara si manis mencoba membuang muka. "Sayang, dengarkan aku dulu ya, aku akan menjelaskan. Aku mohon jangan sampai ada kesalah pahaman atau kurangnya komunikasi. Ayo kita bicarakan dulu sayang." Jiwoong mencoba dengan lembut, dia mengusap pipi Hanbin dan mengecup hidungnya.

"Kau bahkan tidak menjawab pesanku, kau tidak peduli kan." Suara Hanbin yang serak membuat hati Jiwoong sakit. Tampaknya si manis benar-benar menangis semalaman dan itu karena kesalahannya.

"Hyung cuma ingin menegaskan, Seobin itu cuma teman dan hanya sebatas teman. Kami pernah jadi rekan kerja, makanya ketika sehabis syuting hyung berpapasan dengannya, kami melakukan reuni kecil. Kami memang minum dan hyung mabuk, tapi hyung bersumpah kami tidak melakukan apapun." Jiwoong menyatukan keningnya dengan kening Hanbin, "Binnie, hanya dengan mu lah aku bisa kehilangan kendali, hanya dengan mu lah aku kelepasan. Jika itu dengan orang lain, aku bisa menahan diri dengan sangat baik, apapun jenis godaannya." Jiwoong berkata sungguh-sungguh.

Hanbin berdecak kesal, dia itu ingin marah dan merajuk! Tapi entah kenapa Jiwoong selalu bisa mendamaikan perasaan nya.

"Bagaimana aku bisa tahu itu bukan kebohongan?"

"Seobin itu," Jiwoong mencuri kecupan di bibir Hanbin. "Dia itu sudah bertunangan, tapi hanya sebagian orang yang tahu."

Hanbin mengerjapkan matanya, "benarkah?"

"Iya, pasangan nya memang tidak lebih tampan dari hyung, tapi mereka sudah berpacaran bahkan ketika kami menjadi rekan dalam drama yang kami mainkan. Jadi sejak awal aku dan dia memang bukan apa-apa."

Bibir Hanbin mengerucut, "lalu kalau begitu kenapa tidak mengabari aku? Aku khawatir! Aku tidak bisa tidur! Dan aku mendengar laki-laki lain menjawab panggilanku bukannya hyung!"

Orang hamil memang emosional ya.

Tapi Jiwoong sadar diri bahwa ini kesalahannya. Jadi dia hanya bisa tertawa menahan gemas melihat betapa overprotektif nya pasangannya.

Hanbin itu memang selalu menggemaskan!

"Kalau itu memang murni kesalahan ku, sayang. Maafkan aku ya, aku berjanji, akan selalu mengabari mu, agar kesayangan ku ini tidak khawatir lagi."

Hanbin langsung menerjang Jiwoong dengan pelukan erat. Dia berusaha melepaskan rindu meski baru semalam mereka tidak bertemu.

Dalam hati Hanbin mencatat semua perkataan dan Jiwoong padanya. Jika Jiwoong melanggar kata-kata nya, maka Hanbin sendiri yang akan menghukum Jiwoong.

Mistake [WoongSungz] -[End]- ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang