📃 06

79 8 8
                                    

Malam harinya ia terbangun saat Jungkook mengetuk pintu kamarnya untuk mengajak makan malam. Tubuhnya benar-benar lemas bahkan setelah ia beristirahat sejak tadi sore. Ia nyaris melupakan tentang makan malam yang seharusnya telah dipersiapkannya untuk putranya, tetapi serbuan pertanyaan yang menyiratkan rasa khawatir itu turut menghangatkan hatinya.

"Muka Eomma pucat sekali. Apa Eomma sakit? Apa yang Eomma rasakan? Apa Eomma pusing?"

"Apa aku batalkan saja liburanku bersama Dowoon Samchon?" ujaran terakhir yang dilontarkan anaknya itu membuat Jieun tertawa kecil mendengarnya. Putranya begitu manis ketika mengkhawatirkannya.

Jieun tidak mungkin membiarkan putranya merelakan rencana liburan yang begitu dinantikannya sejak lama hanya karena ia jatuh sakit. Dia tahu betul sejak saat Jungkook menceritakan paman termuda di keluarga Ayahnya itu, ia langsung dapat menebak jika Dowoon yang merupakan adik sepupu Sungjin telah diperkenalkan padanya. Jieun tahu bagaimana kedua orang itu memiliki obsesi yang setara pada anime dan game. Dia tidak begitu terkejut mengetahui keduanya dapat akrab dalam waktu singkat dan Jungkook memberitahunya tentang rencana liburan mereka padanya.

"Eomma tidak apa-apa. Eomma hanya butuh istirahat dan tubuh Eomma akan segera membaik." ujarnya menenangkan Jungkook.

"Apa aku perlu menelpon Appa?" gumam Jungkook lebih pada dirinya sendiri.

"Tidak perlu nak, Eomma tidak ingin merepotkan-"

"Pokoknya aku akan menghubungi Appa. Eomma harus menerimanya atau aku tidak akan pergi bersama Dowoon Samchon." putus Jungkook sepihak sebelum Jieun sempat mengutarakan penolakan.

Pada akhirnya Jieun mengalah pada Jungkook. Setidaknya ia hanya ingin menyurutkan kekhawatiran Jungkook saja dan nanti ia hanya akan menyuruh Sungjin tidak perlu datang. Jieun telah merencanakan hal itu dan ia telah mengirim pesan pada Sungjin setelah putranya menghubungi Sungjin perihal kondisinya.

.

Hari telah pagi saat Jieun dibangunkan oleh Jungkook yang berpamitan akan pergi. Tidak ada Sungjin dan Jieun menduga Sungjin mengikuti perkataannya yang melarangnya untuk datang.

"Aku sudah membuatkan bubur untuk Eomma. Eomma makan dan minum obat. Appa akan datang nanti." ucapan itu hanya dibalas anggukan semata oleh Jieun. Toh ia sudah menghubungi Sungjin untuk tidak perlu datang, kemungkinan besar pria itu sudah membaca pesannya.

Jungkook tidak membiarkannya bangun dari ranjang dan mengantarnya pergi. Putranya hanya mengingatkannya segera sarapan dan meminum obatnya sebelum kembali beristirahat. Jieun mengikuti perkataannya dan mungkin ada beberapa jam ia habiskan untuk beristirahat sebelum ia terbangun kembali saat hari hampir petang dan menemukan Sungjin yang tertidur di ujung kasurnya. Dugaan akan pria itu yang tidak sengaja jatuh tertidur itu muncul di pikirannya, terlebih melihat bagaimana posisi tidur yang tidak nyaman dan kemeja kusut yang terlihat dipakai sedari pagi. Lalu pada sebuah baskom dan handuk kecil yang ada pada pinggiran baskom itu menunjukkan usaha pria itu dalam merawatnya.

Dia hendak bangkit dan mengabaikan sosok Sungjin yang masih terlelap begitu nyaman dalam tidurnya, sebelum tubuhnya berhenti sesaat matanya menangkap sepasang cincin putih yang dijadikan bandul pada kalung yang dikenakan pria tersebut. Cincin pernikahan mereka berdua dan Jieun tidak dapat menahan air matanya saat ia mengingat kembali kalimat yang dulu pernah diucapkan pria itu padanya. Bagaimana dia berjanji akan menyimpan baik-baik cincin pernikahan mereka untuk kemudian dia diberikan pada Jungkook saat putra mereka menemukan tambatan hatinya nanti.

Jieun mengulurkan tangan, menyentuh sepasang cincin pada kalung itu, melihat ukiran nama pada masing-masing cincin. Dadanya menjadi begitu sesak oleh luapan emosi yang dirasa. Dengan tangan bergetar, ia meraih wajah Sungjin, menyentuh lembut pada guratan halus pada dahinya, lalu alis tebalnya, kelopak mata hingga rahang, menyampaikan kata maaf dan rindu yang tertahan di bibir. Kenapa Sungjin harus mengenakan ini dan membiarkannya mengingat kembali kenangan mereka dulu setelah segala yang terjadi di antara mereka saat ini?

Our PageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang