Our Page - Chapter 02
By yoonaena.
Short story
of
IU and Sungjin.
Playlist on : You Were Beautiful (English Version) By DAY6
.
.
.The things I'm about to, tell you aren't so you
Change what's already on your mind
It's just that I keep, thinking about all the melodies
You made asleep at nightEvery time I got out of bed to (Oh no)
Start my day that's when I would hear you (Ohh)
And with a tired yawn
You'd tell me that you loved me, I'll be fine
And that's what got me through the day alright.
Enam belas tahun lalu, saat dirinya mengetahui akan kehadiran sosok lain yang tumbuh di dalam dirinya, Jieun merasakan kecemasan di antara sedikit harapan dan ketakutan yang menguasai. Situasinya tidak mengharuskannya untuk berbahagia kendati malaikat kecil yang dititipkan padanya ini bukanlah suatu kecelakaan yang tidak diinginkan. Dia diinginkan sedari awal Jieun menerima pinangan pria itu. Dia didambakan bagi keduanya untuk menjadi tonggak awal istana mereka. Jauh sebelum buruk itu mulai terbongkar.
Laut yang diarunginya kiranya hanya memiliki ombak kecil, nyatanya memiliki ombak yang besar yang justru ditemukan pada awal dimana mereka mulai dapat beradaptasi dengan kecepatan pengayuh dalam menjalankan perahu yang mereka tumpangi. Mereka kira, cinta itu begitu kuat hingga dapat mengalahkan segala hal buruk yang akan menyerang mereka, tapi kenyataan saat angan baik yang ternyata merupakan mimpi buruk yang menjadi kenyataan itu terjadi, mereka memutuskan untuk menyerah dengan cinta mereka.
Malaikat kecil mereka yang diimpikan menjadi tonggak awal itu nyatanya berakhir menjadi bagian dari kenangan yang tersisa. Bahagia itu dirasa di antara kesenduan dan kemarahan akan diri yang tidak dapat melawan serangan ombak yang menghancurkan istana mereka. Mereka menangis malam itu, oleh kebahagiaan akan kehadiran sosok buah hati yang dinanti dan kesedihan akan hubungan yang telah berada di ujung tanduk.
Jieun tidak tahu seberapa banyak doa yang dipanjatnya agar hubungan mereka tetap utuh. Setiap detik yang terlewat terasa manis namun juga pahit secara bersamaan. Sentuhan yang menenangkan pada tatapan yang sama lembutnya tidak dapat mengenyahkan ketakutannya untuk berpisah dari prianya. Hatinya telah jatuh terlalu dalam pada pria tersebut. Dia telah terbiasa akan presensinya di sisi, senyumnya saat bahagia, suara tawanya yang renyah, nyanyiannya di malam hari saat dirinya sulit tidur dan suara serak khas bangun tidurnya yang menjadi alarm ampuh untuk memulai paginya, serta kecupan juga kata-kata cinta yang diberikannya. Jieun berandai setiap harinya, apakah dia akan baik-baik saja setelah mereka berpisah? Apakah dia akan merindukan pria itu sebanyak ia menginginkan kehadirannya di sisinya? Lalu, apakah Sungjin akan merasakan hal serupa sepertinya?
.
Beautiful
Just the way that you would look at me
Was so much I'd never wanna leave
I, I
Keep tryna forget how you were
Beautiful
Just the way that you were calling my name
But without you it won't be the same
I, I
Keep tryna forget, but you were beautiful.
Ini menyedihkan seberapa besar dirinya berusaha bersikap seolah ia tidak terpengaruh sedikitpun akan kehadiran pria itu di acara tersebut. Wajah berseri dan sikap tak acuh yang ditunjukkannya, menutupi akan keadaan sebenarnya dimana jantungnya yang masih berdegup dengan kecepatan yang serupa sebagaimana saat ia bertemu dengan pria itu dulu dan kenangan yang perlahan terkuak di ingatannya, membangkitkan perasaan yang pernah dikuburnya secara paksa. Hanya dengan kehadirannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Page
Fiksi PenggemarIni tentang halaman pada kisah mereka yang telah tutup cerita sejak belasan tahun lamanya. Bagaimana takdir mempertemukan mereka kembali, bersama kenangan yang masih membekas di ingatan.