📃 05

68 12 1
                                        

Our Page - Chapter 05

.
.
.

"Aku belum memintamu datang." adalah hal yang diucapkan Jieun saat menemukan Sungjin yang berdiri di depan pintu kantornya. Mata itu menatap melalui ujung matanya dengan alis menaik seolah mempertanyakan kedatangan Sungjin yang seharusnya di hari rabu minggu depan dan saat ini masih hari jumat yang berarti masih ada lima hari lagi dari waktu yang dijadwalkan Jieun.

"Aku tahu. Aku hanya ingin mengajakmu makan siang bersama." balas Sungjin seraya melenggang masuk tanpa dipersilakan lagi dan mengambil tempat di sofa yang berada di tengah ruangan.

"Kukira kau sedang menghabiskan waktu dengan Jungkook." jawab Jieun tanpa menaikkan pandangannya dari sketsa yang masih setengah jadi dibuatnya.

"Hari ini tidak. Aku memiliki urusan pekerjaan dan akan mengajaknya keliling Seoul besok lagi."

"Jika kau sibuk untuk apa kau datang kemari."

"Membantumu mencari inspirasi untuk gaun pesananku. Kudengar dari Jungkook kau belum bisa memikirkan ide sketsa desain pesananku."

"Tentunya, dengan permintaanmu yang tidak spesifik itu sangat menyulitkanku untuk menyesuaikan keinginanmu." balas Jieun dengan menekankan setiap katanya yang menyiratkan akan sindiran langsung terhadap Sungjin.

"Ayo kita bicarakan lagi di luar. Waktu makan siang akan terus berjalan dan aku harus kembali ke kantor dalam dua jam ke depan." ucap Sungjin seraya bangkit dan melihat pada jam tangannya untuk memastikan waktu makan siang yang telah terlewat tiga puluh menit. Ia lantas berjalan ke arah meja Jieun, menghampiri wanita itu yang siap memberi penolakan yang akan dilontarkannya saat pandangan mereka bertemu.

"Tidak-"

"Aku tidak menerima penolakan." putus Sungjin final.

.

"Aku sudah bilang tidak perlu datang kemari."

Ini hari ke tiga sejak Sungjin selalu datang berturut-turut ke kantornya dan mengajaknya makan siang bersama. Entah Jieun tidak mengerti sikap yang ditunjukkan Sungjin. Pria itu tiba-tiba saja datang ke butik tempatnya bekerja tidak lama setelah pertemuan mereka hari itu dan bersikap biasa seperti teman lama, memesan gaun untuk seseorang wanita yang pastinya merupakan calon istrinya. Apakah Sungjin melupakan bagaimana hubungan mereka sebelumnya?

Sungjin hanya melenggang masuk, berjalan ringan menuju ke arah meja Jieun dan meletakkan plastik berukuran sedang yang ditentengnya itu di atas meja Jieun.

"Ini dari Jungkook. Kami baru saja singgah di kafe seberang jalan dan dia memintaku untuk mengantarkan ini untukmu." ucap Sungjin menjawab pertanyaan yang tergambar jelas di wajah Jieun pada plastik yang berlogokan kafe yang memang berada di seberang butik.

"Habiskan segera. Aku akan lanjut jalan dengannya." ucap Sungjin lagi dan kemudian, pria itu melenggang pergi meninggalkan Jieun dengan helaan napas lelahnya menatap pada plastik yang berisikan kue dan milkshake coklat.

.


Tok tok

Jieun mendongak melirik pada pintu ruang kerjanya yang memunculkan sosok pria dewasa yang akhir-akhir ini menjadi alasannya sakit kepala baik itu karena pekerjaan maupun sikap anehnya.

Our PageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang