36. NOT DEAD YET

9K 917 27
                                    

Selamat 10k! Aku kaget banget! Terima kasih semua yang sudah dukung dari awal sampai sekarang. Sedih banget juga karena bentar lagi tamat loh.

Ini adegan yang selalu sliweran di tiktok kalian hahaha

Ngomong-ngomong, aku lagi mau godok extra part, adakah adegan yang pengen banget ada atau kamu tahu? Boleh siapa saja dan bagaimana saja. Nanti aku pertimbangkan untuk aku tulis.

Terima kasih semuanya. Selamat membaca.

******

Kematian.

Buat sebagian orang, kematian adalah tentang fisik. Tetapi, lebih dari itu, seseorang yang disebut mati adalah orang-orang yang sudah dianggap tidak ada di dunia ini. Ketika orang itu sudah tak ada lagi di pikiran orang lain, orang itu bisa dianggap mati.

Setiap hari, Samudera terus menghitung. Berapa banyak orang yang menganggapnya tidak ada. Berharap jika ada satu orang saja yang menganggapnya hidup di dalam pikiran mereka. Satu saja.

Sayangnya, ia tak menemukan siapapun yang menganggap dirinya ada. Ia sudah menghilang ditiup angin. Seperti debu yang melayang-layang dan pergi begitu saja.

Samudera hening sejenak. Ia memalingkan wajah agar Danisa tak melihat gurat sedih yang lagi-lagi hinggap.

"Dulu, gue nggak ngerti kenapa bokap suka kasar banget ke gue. Dia ngurung gue di kamar, gue nggak boleh makan satu meja sama dia, bahkan ketemu aja susah. Bokap nggak pernah meluk gue, nggak pernah mau lihat muka gue. Kalau dia lagi ada masalah, gue dipanggil terus dipukulin." Samudera menarik napas. "Gue nggak ngerti, dia selalu bilang gue anak bawa sial. Gue bingung, salah gue apa?"

Danisa membelalak. Kaget dengan cerita Samudera.

"Gue nggak pernah dibawa ke pesta manapun, nggak pernah dikenalin ke siapapun. Gue kayak bukan anak bokap gue. Sampai gue sering bikin kasus biar semua orang tahu, gue anaknya bokap gue." Samudera terkekeh. "Ya, biarpun, pulangnya, gue dipukulin bokap lagi sih."

Danisa menelan ludah. Ia pernah mendengar cerita soal Samudera dari Daniel. Soal lelaki itu yang suka berkelahi dan membuat berbagai ulah. Apakah itu salah satu caranya mencari perhatian?

"Ternyata, itu semua karena nyokap gue meninggal pas ngelahirin gue, Sa. Kak Khafa cerita, bokap gue terpukul banget pas nyokap meninggal. Dia jadi orang yang beda." Samudera berkata lagi. "Gue ngebunuh orang yang paling bokap gue sayang. Pasti dia benci banget sama gue."

Danisa buru-buru menggeleng tepat ketika tangis Samudera tumpah. Lelaki itu tiba-tiba menjadi sangat emosional.

"Tahun lalu, Kak Khafa akhirnya bawa gue ke Amrik buat sekolah bareng dia. Tujuannya, biar gue nggak dipukulin lagi. Tapi, lo tahu apa yang terjadi? Gue ngebut bawa mobil, berakhir dengan kecelakaan dan bikin Kak Khafa meninggal." Samudera menatap ke arah laut. "Gimana bokap nggak benci sama gue? Gue membuat dua orang yang paling dia sayang meninggal, Sa."

Danisa meraih bahu Samudera. "Sam, hidup mati itu kan cuma Tuhan yang atur. Memang jalannya mungkin mereka dipanggil Tuhan. Lo nggak salah."

Samudera menggeleng. "Semua orang bilang, kenapa harus Samudera yang selama berkali-kali? Ketika melahirkan, kenapa nggak gue aja yang meninggal? Ketika kecelakaan itu, kenapa nggak gue aja yang mati? Kenapa gue cuma cacat kaki dan Kak Khafa pergi selamanya?"

"SAM!"

"Nyokap gue punya bokap yang sayang banget sama dia." Samudera menjeda. "Kak Khafa punya banyak orang yang sayang sama dia. Gwen, salah satunya."

ODDINARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang