episode 6

57 4 2
                                    

Di tengah malam tepatnya di suatu gang sempit yang sunyi dan gelap. terlihat seorang pria yang sedang berjalan sendirian di dalam gang tersebut sembari membawa koper besi, dia terlihat sangat waspada dan selalu memerhatikan daerah sekitarnya. Tiba-tiba saja dia dihalang oleh segerombolan orang yang berada di depannya.

"Serahkan koper itu kepada kami, dan kami akan melepaskanmu" ujar salah satu dari mereka yang merupakan ketua dari gerombolan tersebut.

Pria ber koper itu langsung membantah "tidak! Aku tidak akan membiarkan kalian mengambil koper ini!"

"Oh jadi kamu memilih cara kasar ya?" jawab ketua itu sambil mengeluarkan senapan dari saku celananya.

Sebelum ketua gerombolan itu mengarahkan senapannya ke arah pria itu, sebuah balok kayu yang datang entah dari mana tiba-tiba saja mengenai mukanya.

"Sialan! Ulah siapa ini!? Kamu ya!?" ketua itu geram dan menarik kerahasiaan baju pria itu.

Pria itu geleng-geleng kepala sambil mencoba melepaskan cengkramannya "B-bukan aku! Sumpah bukan aku!"

"Pasti suruhanmu ya!?" dia mengepal tangannya dengan kuat dan disaat tangannya hampir mengenai pria itu. Terlihat orang misterius yang menahan tangan ketua tersebut dengan mencengkram nya dengan kuat. Ternyata orang misterius itu adalah seorang wanita berjaket putih.

"Argh! Lepaskan!" orang itu kewalahan melepaskan cengkraman wanita itu.

"Kau sakiti dia, akan kubalas dengan setimpal" jawab wanita itu yang kemudian menendang ketua gerombolan itu ke tanah supaya pria barusan bisa terlepas dari

"K-kau..." pria itu terkejut cuman terfokus dengan wanita berjaket putih di depannya

"Bawa koper itu ke dia, jangan sampai lengah" ujar wanita berjaket putih itu dengan memberikannya sebuah kertas yang berisi sebuah alamat rumah

Pria itu pun mengangguk, dia mengambil koper dan kertas tersebut dan berlari sejauh-jauhnya.

Ketua gerombolan itu seketika marah besar karena targetnya berhasil kabur "Sialan! Apa urusanmu hah!?"

"Kalian lah yang menjadi urusanku" wanita itu mengeluarkan sebuah dagger merah dari saku jaketnya.

Tanpa sebuah peringatan darinya, dia langsung menikam mereka satu persatu. Suara teriakan mereka memenuhi gang sempit itu. Sehingga terdengar sampai rumahnya elang karena gang itu tidak jauh dari lokasinya rumahnya.

Elang tiba-tiba terbangun dari mimpinya setelah mendengar suara teriakan itu. "Hah!? Suara apa itu?"

"Kenapa, lang?" garuda muncul di sebelahnya.

"Tadi aku dengar suara teriakan dari arah gang sempit disini"

"Palingan suara kucing berantem, kan kucing kadang nyaring juga"

"Ya kali suara kucing kayak gitu, aku yakin itu suara orang"

"Udah...mending kamu tidur, besok kan kamu mau jalan sama temanmu. Nah makanya kamu harus istirahat dulu biar gak kesiangan, mau di siram lagi?" ujar garuda.

Elang langsung geleng-geleng kepalanya setelah garuda menyebutkan kalimat terakhir "kau benar, mending aku lanjut tidur, nanti diamuk lagi"

"Yaudah lanjut tidur dah"

"Ngomong-ngomong kamu gak tidur?" tanya Elang

"Tidur lah, ultraman juga butuh istirahat"

"Emang kau tidur dimana?"

"Tidur di parit, ya tidur di dalam dirimu lah. Kan aku dan kamu nyatu"

"Iya juga sih...auk dah lah. Mau tidur lagi" Elang membaringkan kepalanya di bantalnya yang empuk walaupun kasar kayak pasir yang ada di tikar di pantai. Dia memejamkan matanya dan perlahan kembali ke alam mimpinya.

Ultraman Garuda:Eagle of UnityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang