episode 9

43 6 4
                                    

"Sembarangan bener ngomongnya ya" pria berambut panjang itu menatap Elang dengan sinis.

Elang menggelengkan kepalanya. "M-maaf bang, habisnya rambutnya panjang kayak cewek"

"Rambutku masih mending dari pada rambut kau yang kayak modelan anak SD" dengusnya

"Brengsek bener mulutnya" batin elang

Ya bisa dibilang, Elang gak salah sih. Pria itu bernama Andras. Dia memiliki rambut hitam panjang dengan garis merah di rambut depannya. Kedua matanya sayu, uniknya salah satu scleranya berwarna hijau begitu juga dengan irisnya, irisnya berwarna hijau emerald dan berbentuk seperti berlian. Dia mengenakan baju V cut ungu kelabu, rompi putih dan bercelana hitam, begitu juga dengan sepatu bootsnya. Oh iya tentunya dia memakai anting putih berbentuk kotak dengan emerald kecil di tengahnya tapi anehnya dia cuman pakai satu anting saja.

"Kan fakta, lagian pakaian modelan gitu, lumayan cocok dengan pria murahan kayak kamu" Andras memberikan senyuman menyinggung.

"Aku bukan pria murahan ya"

"Bagimu tidak, tapi bagiku iya"

"Kenapa sih kamu kek gini? Lagian Aku cuman mau mengembalikannya dompetmu" kesabaran Elang benar-benar diuji oleh Andras.

Andras melihat Elang dari atas kepala sampai kebawah kaki. dia menyadari ada 4 kristal berwarna abu-abu di kalungnya Elang, dan dia melihat bintang emas di tengah-tengah keempat kristal tersebut. begitu dia melihat kalung itu lebih teliti lagi, dia merasakan aura yang tidak asing di dalam tubuhnya. Andras mengangkat kedua alisnya sambil tersenyum miring

Andras mengangkat bahunya sambil terkekeh "Baiklah baiklah...Aku salah, dan aku pergi dulu. Garuda..." Andras mengambil dompetnya dari tangan Elang dan berjalan ke arah yang berlawanan.

Elang langsung mematung setelah Andras memanggilnya dengan nama "garuda". Dia menggelengkan kepalanya dan menghampiri andras.

"H-hey! Apa maksudmu memanggilku 'garuda'!?"

"Aku gak memanggilmu, tetapi aku memanggil orang yang ada di dalam dirimu" andras menunjuk ke gelang emas milik elang yang ternyata alat berubahnya garuda.

Elang reflek menyembunyikan gelangnya ke dalam lengan jacketnya karena takut ketahuan orang lain.

"Apa yang kamu tahu tentangnya?" Elang menatapnya dengan curiga.

Andras menyipitkan matanya sambil menyeringai.

"Lebih baik kita bicara di mobilku saja" tawarnya.

Elang berpikir sejenak, kecurigaannya terhadap Andras semakin menjadi-jadi. Tapi dia gak mau salah nyangka, mau gak mau dia menerima tawarannya

"Baiklah..."

"Bagus..."

Andras mengantar elang ke tempat dimana dia memarkirkan mobilnya. Elang terkejut bukan main saat dia melihat mobilnya Andras. ternyata bukan sembarang mobil, mobilnya ternyata limosin. Elang menatap Andras lalu ke limosin nya selama beberapa kali, dia berpikir bahwa Andras adalah orang kaya. Tetapi pakaiannya terlihat cukup simple bahkan orang lain gak bakal menebak kalau Andras adalah orang kaya raya.

"Ini....mobilmu...?"

"Iya lah, kenapa? Mau juga? Kalo mau nanti kupesankan" Andras mengeluarkan ponselnya.

Elang terpaku "Eh gak usah! Gak usah! Aku cuman kaget melihat mobilmu"

"Oh yaudah, lagian gw cuman mau pesenin taxi doang"

Elang cuman bisa menahan emosi dengan pria yang menyebalkan itu, baru aja bertemu udah mancing emosi.

"Ayo masuk, jangan boros waktu" andras membuka pintu limosinnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ultraman Garuda:Eagle of UnityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang