Happy reading
🪐
Sehabis pulang sekolah Rea langsung memutuskan untuk mandi. Handuk sedikit basah itu masih melilit sempurna di kepalanya. Setelah bebersih badan Rea bersantai di sofa ruang tamu sembari memainkan handphone.Televisi Rea biarkan menyala dengan sebuah sinetron India yang sedang tayang.
"Kenapa senyum-senyum gitu?"
Sela-ibu dari Rea datang menghampiri putrinya yang asik memainkan handphone sembari tersenyum tak jelas.
Handphone yang Rea pegang hampir jatuh. "Bunda! Rea kaget tau." Rea terkejut ketika tiba-tiba Sela datang.
"Habisnya kamu fokus banget sama handphone. Lihatnya juga sambil senyum terus. Hayoo... Kamu lagi chat sama cowok ya?" Goda sang Bunda.
"Ishh! Enggak Bunda! Ini tuh Rea cuma lagi nonton vidio lucu aja." jawabnya berbohong. Nyatanya ia sedang memandangi foto Ares yang terpampang di beranda Instagramnya.
Di foto itu Ares terlihat tampan. Cowok itu memposting fotonya yang sedang selesai berolahraga. Postur tubuhnya yang bagus mampu membuat perempuan manapun meliriknya termasuk Rea.
Rea sering kali melihat Ares secara diam-diam saat cowok itu sedang bermain bulu tangkis di lapangan sekolahnya. Bisa di bilang Rea seperti siswi-siswi lain di sekolahnya yang terang-terangan memuji ketampanan Ares. Rea memang mengagumi Ares, hanya sekedar mengagumi tidak lebih. Berinteraksi dengan Ares pun sangat jarang, Rea cukup sulit berinteraksi dengan orang baru.
Rea itu bukan perempuan polos yang tak tahu apa-apa ataupun perempuan introvet yang tak mau berbaur dengan yang lain. Rea hanya cenderung perempuan kalem dan tidak mudah bergaul dengan semua teman yang baru ia kenal. Rea hanya dekat dengan satu sahabatnya yaitu Nia, sisanya Rea hanya menganggap mereka teman biasa.
Maka dari itu Rea tidak berani berinteraksi dengan Ares lebih dulu. Rea hanya memperhatikan Ares dari jauh. Seperti perempuan lain, Rea sering kali bertukar cerita pada sahabatnya. Rea kerap menceritakan semua hal yang ia alami sehari-hari, tak terkecuali masalah percintaannya. Tak lama ini Rea bercerita dengan Nia jika ia mengagumi Ares anak kelas 12 mipa 3.
Rea sudah lama mengenal Ares. Dulu mereka pernah satu kelas saat duduk di bangku sekolah menengah pertama. Memang sudah cuku lama, namun rasa penasaran akan Ares tumbuh ketika Rea dan Ares sering bertemu saat mereka berdua mengikuti eskul bulu tangkis. Rea yang tak begitu mahir bermain bulu tangkis dan Ares yang selalu sabar melatih Rea hingga gadis itu cukup mahir memainkan raket dan kok.
"Kamu udah makan belum Re?" tanya sang Bunda.
"Belum bun, Rea makan nanti aja." jawab Rea.
Sela menghela napas lelah. Anaknya ini jika di suruh makan memang cukup susah. Rea baru mau makan jika perutnya benar-benar merasa melilit. Sela menghawatirkan kesehatan Rea karena Rea punya riwayat sakit maag.
"Kenapa nunggu nanti? Kamu dari pulang sekolah belum makan loh. Bunda juga masak sup buat kamu. Emangnya kamu itu enggak lapar apa? Sana buruan makan! Bunda enggak mau maag kamu kambuh lo ya!" ujar Sela beruntun. Begitulah Sela, ia akan cerewet jika menyangkut Rea yang susah makan.
"Iya Bunda, ini aku ke kamar dulu bentar, habis itu langsung makan."
Rea mengambil handuk yang masih melilit di kepalanya. Rea berjalan menaiki tangga menuju lantai dua tepatnya ke kamarnya. Handuk basar itu Rea letaknya di jemuran kecil yang ada di balkonnya. Rea kembali masuk untuk menyisir rambut panjangnya juga memakai bandana berwarna putih. Setelah itu Rea kembali turun dan langsung menuju meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
Teen FictionIni bukan kisah asmara yang berati. Kisah ini hanya menceritakan sepasang remaja yang baru mulai merasakan cinta. Bukannya tak berani mengungkapkan perasaannya, Nalendra hanya tak mau Edrea malah menjauh karena ungkapan rasa sukanya. Setiap hari Na...