Happy readingKadang kita merasa ingin di cintai seseorang dengan tulus. Ingin juga merasakan menjadi satu-satunya orang yang paling di butuhkan atau pula menjadi orang paling penting di hidupnya.
Tapi kadang semesta tak adil, ketika kita mencintainya mati-matian dia malah mengabaikan kita dan hanya menganggap perasaan kita itu hanya lelucon semata.
Rea akui ia memang tertarik dengan Ares, namun sepertinya Ares sebaliknya. Ares hanya menganggap Rea teman dekatnya saja. Namun perlakuan Ares akhir-akhir ini mampu membuat Rea salah paham dan menganggap Ares juga tertarik padanya.
Tak mau terlarut memikirkan Ares, Rea memilih mengikuti Nalendra yang entah akan membawanya kemana.
Rea menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Sore ini langit berwarna jingga hingga terlihat sangat cantik sekali. Sampai tak terasa motor Nalendra sudah berhenti di sebuah danau dengan beberapa angsa yang sedang berenang.
"Wahhh..."
Rea seakan terhipnotis dengan keindahan alam yang jarang ia dapati. Di pukul lima sore ini Rea dapat melihat hamparan air danau yang tenang, rumput hijau mengelilingi sekitar danau, beberapa angsa putih yang sedang berenang, serta langit jingga yang menambah kesan sore ini terlihat indah.
Nalendra tersenyum saat melihat wajah Rea yang sangat antusias. cahaya matahari jingga yang masih menyinari bumi tak kalah cantik dengan perempuan yang sedang berdiri tepat di samping nya.
"Gue sering ke tempat ini kalau lagi ada masalah atau lagi bosan." Nalendra mengajak Rea duduk lesehan di atas rerumputan.
Rea menoleh menatap Nalendra yang juga sama sedang menikmati suasana sore ini.
"Ini tempat favorit lo?" tanya Rea.
"Bisa jadi." balas Nalendra.
Nalendra mengeluarkan beberapa camilan yang tadi ia dan Rea sempat bali sebelum keduanya datang ke tempat ini.
"Nih, buat lo." Nalendra memberikan snack taro dan juga ice crem rasa stroberi kepada Rea.
Rea mengambil dengan senang hati, entah kenapa rasa hatinya yang tadi gundah kini menjadi lebih baik. "Makasih Nal." ucap Rea girang.
Sungguh, Nalendra juga amat senang saat berada di dekat Rea. Tak pernah ada di pikirannya jika ia dan Rea bisa duduk bersama sembari menatap langit jingga saat pulang sekolah.
"Re, gue boleh minta nomor telpon lo gak?"
Dan asal kalian tahu Nalendra sama sekali tidak memiliki nomer telepon gadis yang ia sukai saat ini. Padahal mereka satu kelas dan beberapa kali kerap mengobrol.
"Boleh, sini hp lo." Rea mencatat nomor telponnya ke polsen Nalendra. Setelah selesai ia kembalikan ponsel itu ke sang pemilik.
"Makasih Re."
Tak tahu lagi Nalendra harus bersikap seperti apa sekarang? Tak mungkin sekali kan ia tiba-tiba berteriak di depan Rea atau melompat lompat tak jelas hanya karena ia sangat senang bukan main. Sudah pergi bersama, dapat nomor teleponnya pula.
"Nalen, lihat sebelah sana deh, angsanya cantik-cantik ya..." Rea menunjuk ke arah yang ia sebutkan.
"Iya cantik." "tapi masih cantikan lo." sambungan dalam hati.
"Jadi pengen foto di sini, tapi hp gue habis baterai." keluhnya
Nalendra bisa melihat bibir Rea yang sedang manyun dan tangannya yang di letakkan di pipi putihnya. Itu terlihat sangat menggemaskan sekali. Dengan kebaikan hatinya Nalendra berinisiatif miminjamkan ponselnya untuk Rea berfoto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
Teen FictionIni bukan kisah asmara yang berati. Kisah ini hanya menceritakan sepasang remaja yang baru mulai merasakan cinta. Bukannya tak berani mengungkapkan perasaannya, Nalendra hanya tak mau Edrea malah menjauh karena ungkapan rasa sukanya. Setiap hari Na...