helooo... helooo
aku kembali
maaf ya aku updatenya lama.Happy reading
***
Pagi harinya Rea berangkat ke sekolah lebih awal, tentunya dengan di antar oleh sang Ayah. Setiap hari jumat Rea memang selalu datang ke sekolah lebih awal karena ia mendapat jatah piket di hari itu.
Saat memasuki kelas, Rea hanya mendapati dua temanya yang sedang asik main game. Rea menaruh ranselnya di bangku setelah itu ia berjalan mengambil sapu yang ada di pojok kelas. Rea mulai menyapu dari belakang hingga ke depan kelas.
Setelah menyapu kelas, Rea memilih duduk anteng di bangkunya sembari menunggu Nia datang.
Lima belas menit berlalu kelas mulai ramai. Nia juga baru saja datang, untungnya dia tidak terlambat. Saat Nia datang pun Rea langsung bercerita tentang Ares yang meninggalkannya kemarin. Nia tentu saja terkejut setelah mendengar cerita dari Rea.
"Lo kemarin beneran di tinggal Ares gitu aja?!" Nia bertanya cukup keras hingga beberapa orang menatapnya.
"Shhttt!! Jangan keras-keras!" Rea memukul lengan Nia pelan.
"Tega banget Ares nurunin lo di tengah jalan." Nia jadi ikut kesal saat mendengar cerita dari sahabatnya.
"Katanya dia ada urusan penting yang enggak bisa dia tinggalin. Karena urusan itu gue sampai di turunin di pinggir jalan." mengingat itu kembali Rea merasa kesal. Padalah kala itu ia senang saat di antar pulang oleh Ares.
"Lo juga sih, kenapa mau-mauan di antar pulang sama Ares? Jangan mau lagi deh lo di ajak pulang bareng dia lagi."
"Emm." gumam Rea pelan.
Nia terus saja mengoceh menyalahkan Ares. Mulutnya tak henti-henti berbicara ini itu, Rea sampai pusing mendengarnya. Nia tanpa sadar menghentikan ocehannya saat Gavi masuk ke dalam kelas. Gavi terlihat berbeda pagi ini, dia memotong rambutnya dengan model baru. Itu membuat ketampanan di wajah Gavi bertambah berkali kali lipat. Nia sampai tak berkedip melihatnya.
"Gilak! Ganteng banget Gavi." ucap Nia spontan. Semoga saja Gavi tak mendengarnya karena cowo itu sudah duduk di bangkunya yang agak jauh dari bangku Nia.
Rea memutar bola mata malas. Nia ini jika sudah melihat Gavi selalu saja begitu. Menatapnya tanpa berkedip dan akan salah tingkah jika Gavi menatapnya balik.
"Bilang gitu di depan orangnya langsung berani gak?" tantang Rea.
"Ogah! Malu gue."
"Turunin gengsi lo, mulai deketin Gavi lebih dulu. Siapa tahu Gavi mau respon lo."
"Ishh malu Re! Masa gue banting harga ke Gavi, enggak jual mahal gitu? Gue harus diskon sampai 99%??"
"Ya enggak gitu juga kalik! Terserah lah, terserah!"
Nia tak menanggapi Rea lagi. Ia diam-diam terus saja melirik Gavi yang sedang mengeluarkan beberapa buku pelajaran.
Kringgg!!!
Nalendra memasuki kelas seiring dengan bel masuk berbunyi. Nalendra tidak datang sendirian ia memasukinya kelas bersama dua curutnya Gazza dan Ardan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
Teen FictionIni bukan kisah asmara yang berati. Kisah ini hanya menceritakan sepasang remaja yang baru mulai merasakan cinta. Bukannya tak berani mengungkapkan perasaannya, Nalendra hanya tak mau Edrea malah menjauh karena ungkapan rasa sukanya. Setiap hari Na...