5

130 15 3
                                    


Happy reading


Pagi ini Nalendra terlambat datang ke sekolah. Ia memasuki area sekolah sudah pukul 07.05 untungnya Nalendra masih bisa di perbolehkan masuk. Setelah memarkirkan motor serta melepas helm Full-Face nya Nalendra langsung berjalan menuju kelasnya.

Nalendra berjalan cukup pelan, bahkan ia sama sekali tidak terburu-buru. Padahal murid lain sudah berbondong-bondong memasuki kelas lebih dahulu sebelum guru yang akan mengajar datang. Entah kenapa pagi ini Nalendra tidak semangat untuk beraktivitas.

Sedari tadi malam kepala Nalendra agak terasa nyut-nyutan. Mungkin itu efek kemarin menerobos hujan. Wajah Nalendra juga terlihat pucat. Tadi pagi bi Yeyen sudah melarangnya berangkat sekolah namun Nalendra tetep kukuh ingin berangkat sekolah.

Puk

Nalendra menoleh saat bahu kanannya di tepuk seseorang.

"Tumben jam segini baru berangkat?" tanya Ardan yang baru dari kamar mandi.

"Hm, kesiangan gue." jawab Nalendra seadanya.

Mereka berdua memasuki kelas berbarengan. Kelas masih terlihat gaduh karena guru yang mengajar belum datang.
Nalendra duduk di bangkunya ia langsung menaruh kepalanya di kedua tangan yang ia letakkan di atas meja.

"Kenapa tuh anak? Lesu amat kayak habis putus cinta." tanya Gazza pada Ardan.

"Kayaknya Nalendra sakit. Mukanya aja kelihatan pucet gitu." beritahu Ardan.

Lima menit kemudian guru yang mengajar datang. Pagi hari ini diawali dengan pelajaran matematika. Sungguh memusingkan bukan? Pagi-pagi sekali langsung disuguhi pembelajaran yang selalu menghitung berbagai macam angka.

Karena kepalanya yang terus berdenyut nyeri Nalendra sampai tak bisa fokus ke pembelajaran yang sedang bu Widy jelaskan di depan sana. Ardan sudah menyarankan untuk pergi ke UKS saja tapi Nalendra menolak.

Sakit kepala yang Nalendra alami belum mereda, malah sekarang flu menyerangnya. Nalendra terus saja bersin-bersin hingga hidungnya memerah.

Ardan menyentuh kening Nalendra yang terasa panas. Ardan sudah beberapa kali menawarkan diri untuk mengantar Nalendra ke UKS tetapi tetap saja Nalendra tidak mau. Dia memilih mengikuti pembelajaran meski tidak fokus. Nalendra orangnya cukup keras kepala. Jika sudah sakit begini saja ia tidak mau memeriksa ke dokter. Katanya 'nanti kalau buat istirahat pasti sembuh', begitu terus jawaban Nalendra jika di suruh periksa ke dokter.

"Nal, lo beneran gak mau gue anter ke UKS? Muka lo makin pucet itu." ucap Ardan.

"Hmm.. gue beneran gak apa-apa." Jawab Nalendra yang terdengar lesu.

"Ck! Nanti lo bisa pingsan Nal, badan lo udah panas semua. Muka juga udah pucet kek mayat. Mending lo istirahat di UKS aja sana. Atau izin pulang." kata Gazza yang duduk di bangku belakang Nalendra.

"Gue beneran gak apa-apa. Lo berdua mending perhatian bu Widy aja." Nalendra kembali menyelusupkan kepala di lipatan tangannya.

Menit demi menit berlalu hingga tak terasa bel istirahat sudah berbunyi. Dan Nalendra tetap saja duduk diam di bangkunya. Teman-temannya mulai keluar kelas untuk pergi ke kantin atau sekedar ke kamar mandi.

Begitupun Gazza dan Ardan mereka berdua pergi ke kantin untuk membelikan Nalendra makanan juga teh hangat. Awalnya Nalendra menolok namun Ardan langsung memarahinya. Ardan menyuruh Nalendra diam di kelas saja jika tidak mau ke UKS.

Sembari menunggu kedua temannya kembali dari kantin Nalendra akan pergi ke kamar mandi sebentar untuk membasuh wajahnya agar tak terlihat kusut. Tapi saat ia berdiri dari duduknya kepalanya semakin terasa sakit. Namun ia tetap memaksakan untuk berjalan. Hingga saat di depan pintu ia hanpir jatuh karena pintu tiba-tiba di buka dari luar.

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang