- S e m b i l a n -

1.2K 166 51
                                    

"Apa ini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa ini?"

Sunghoon mengerut dahi setelah menerima sebuah amplop hitam-emas dari sang papa.

"Undangan makan malam untuk King Mingyu dan keluarganya."

Tatapan jengah Sunghoon terpatri pada paras cantik Baekhyun. Setelah sebulan penuh hidup dalam kedamaian, sekarang ia harus mendapati papanya berniat menghancurkan kedamaian itu.

"Tidak mau." Sunghoon melempar amplop hitam itu ke atas meja.

"Hoon..." panggil Baekhyun dengan suara rendah.

"Papa harus tahu aku tidak suka ini. Aku tidak suka Chaconne, terutama pada pangeran mereka."

"Memangnya papa peduli?"

Sunghoon berdecak. Kesal, marah, dan gatal ini memukul orang. Jika sosok yang di hadapannya ini orang lain mungkin Sunghoon sudah membuatnya babak belur.

"Biar Jay yang pergi," saran Sunghoon.

"Harus kau."

"Please, Papa... ini hanya selembar kertas hitam dengan tinta emas. Bukan surat wasiat. Kenapa juga harus aku?"

"Terserah papa. Jika papa ingin kau yang mengantarnya maka itu yang akan terjadi."

Apa semua submisif semenyebalkan ini? getir Sunghoon di dalam hati.

Kini Sunghoon tahu, baik Byun Baekhyun maupun Kim Sunoo adalah sama. Cenderung semaunya sendiri dan hobi memperbudak orang lain dengan keinginannya. Dengan hati yang dipenuhi rasa ketidakrelaan, mau tidak mau Sunghoon mengambil kembali undangan yang sudah ia buang dan beranjak dari ruangan dengkusan keras.

Sementara itu, Baekhyun tidak tersinggung sama sekali dengan gelagat puteranya yang gamblang menggambarkan bahwa ia kesal setengah mati. Baekhyun justru menyunggingkan senyuman tipis di balik cangkir teh yang ia hirup wanginya.

 Baekhyun justru menyunggingkan senyuman tipis di balik cangkir teh yang ia hirup wanginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada malam ke 16, purnama masih sama tingginya dengan kemarin. Alih-alih mengagumi sinarannya yang agung, Sunghoon justru menatapnya dengan sengit. Teringat jelas pada kekesalannya kemarin ketika ia gagal melaksanakan ritual malam purnama untuk pertama kalinya dalam seumur hidup.

[ SUNSUN ] DYSTOPIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang