- d u a p u l u h d u a -

716 110 25
                                    

Segala puji syukur Sunoo panjatkan begitu Riki menerima pernyataan cintanya dan menaruh rasa benci pada sosok yang bahkan belum ia kenal sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Segala puji syukur Sunoo panjatkan begitu Riki menerima pernyataan cintanya dan menaruh rasa benci pada sosok yang bahkan belum ia kenal sebelumnya. Itu artinya satu langkah rencana Sunoo telah berhasil. Ia mengusap perutnya, dalam hati mengucapkan ribuan maaf pada janin dalam perutnya karena merasa menjadi orangtua yang buruk.

"Betapa tidak beruntungnya dirimu karena menjadi anakku." Sunoo tersenyum getir.

Sedetik kemudian ia menengadah. Menatap langit yang mulai menjingga di ujung barat sambil menunggu Riki yang sedang mempersiapkan kuda. Dan tak lama sang ksatria pun muncul bersama kuda putihnya dan sebuah tandu yang dipikul empat orang laki-laki.

"Untuk apa tandu ini?" tanya Sunoo saat langkah Riki telah sampai di hadapannya.

"Masuklah."

"Seekor kuda saja sudah cukup. Kenapa pakai tandu segala?"

Riki tersenyum lembut. Menyelipkan rambut Sunoo ke belakang telinga.

"Kau datang dengan kekuatan vampirmu dan sekarang kau mau pulang dengan menunggangi kuda? Aku tahu kau hebat, Sunoo. Tapi kau sedang hamil. Masuklah ke dalam dalam tandu dan istirahatkan tubuhmu."

Bolehkah Sunoo merasa iri pada kehidupan ini? Andai saja sosok yang begitu perhatian padanya ini adalah Sunghoon, bayangkan saja betapa bahagia dirinya. Bahkan jika Sunghoon hanya pura-pura, ia akan tetap bahagia. Setidaknya sebelum ia tahu pengisi hati Sunghoon selama ini siapa.

Dengan patuh Sunoo masuk ke dalam tandu dan membiarkan ia dikawal penuh dalam penjagaan Riki untuk kembali ke Amryla. Dan sesampainya di sana bukan sambutan penuh kekhawatiran yang ia dapatkan melainkan perdebatan ala pasangan kekasih antara Sunghoon dan Jake. Menjijikkan sekali.

"Siapa yang kau lihat?" tanya Riki ketika Sunoo justru termenung setelah keluar dari tandu.

"Itu dia," Ucap Sunoo

Satu alis Riki terangkat. "Park Sunghoon?"

"Hm. Yang memakai jubah burgundy itu."

Setelah mengangguk paham, Riki mengulurkan tangan agar Sunoo bertopang padanya. Melangkah pelan tanpa mempedulikan perdebatan Sunghoon dan Jake sampai Sunghoon meneriaki sosok yang ia sebut sahabat itu.

"Jangan hiraukan mereka. Hanya fokuslah padaku," bisik Riki dan Sunoo pun mengangguki.

"Terima kasih sudah mengantarku pulang, Riki. Mampirlah sebentar. Akan kukenalkan kau pada suamiki."

"Bolehlah? Aku khawatir dia akan marah karena kau pulang dengan pria lain."

"Tidak akan. Sunghoon justru berhutang budi padamu. Jika kau tidak menemukanku entah apa yang akan terjadi padaku saat ini."

Mendengar sama-samar suara kedatangan Sunoo, Sunghoon pun menoleh. Selain kehadiran sosok yang sempat 'hilang' itu, perhatian Sunghoon juga tercuri oleh sepasang tangan yang melingkar di lengan pria asing yang datang bersamanya. Sunghoon pun berjalan cepat. Menghentikan langkah Sunoo dan Riki dengan tatapan dinginnya, membuat Sunoo tampak canggung lalu melepas tangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[ SUNSUN ] DYSTOPIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang