- e m p a t -

1.1K 183 34
                                    

Jay menoleh ke kanan dan ke kiri bergantian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jay menoleh ke kanan dan ke kiri bergantian. Di antara menatap Jake yang sedang sibuk melamun dan Sunghoon yang sedang melampiaskan emosi dengan cara memanah sementara manusia dijadikan targetnya. Mereka —manusia-manusia itu— sengaja diikat di permukaan papan kayu dan sebuah apel diletakkan di dalam mulutnya. Meleset atau tidak panahan Sunghoon tetap saja mereka akan mati.

Pemandangan seperti itu sudah biasa di mata Jay. Ia tidak akan mempertanyakan soal perikemanusian yang keberadaannya nyaris seperti mitos belaka. Toh, memang sejak dulu manusia hanyalah makanan bagi bangsa vampir maupun serigala.

"Kau sedang apa?" tanya Jungwon yang baru saja tiba seraya membawa dua gelas wine dan memberikan salah satunya pada Jay.

"Mereka sudah seperti itu sejak kemarin." Jay menjawab sambil menuding dua sahabatnya.

Jungwon mengernyit melihat wajah resah Jake, lalu tersenyum kecil melihat Sunghoon yang berhasil memanah kemaluan targetnya hingga manusia pria itu mengerang sejadi-jadinya.

"Sunoo pasti akan menyukai itu. Dia suka sekali menggigit di daerah sana," komentarnya melihat darah bercucuran di area selatan si manusia tersebut.

Tak diduga, begitu nama Sunoo disebut, Jake dan Sunghoon seketika menoleh. Seakan-akan mereka baru saja disadarkan dari lamunan mereka.

"Siapa dia sebenarnya?" tanya Sunghoon dan Jake serempak.

Kedua alis Jungwon terangkat. Sedangkan Sunghoon dan Jake reflek saling menatap.

"Dia siapa?"

"Kim Sunoo," jawab Jake.

Sunghoon menghela napas. Membuang busurnya sebelum beranjak duduk di kursi malas. Menyilang kaki dan bersendekap tangan. Ia tidak menyangka Jake juga memikirkan hal yang sama. Yang jelas ada gelenyar tidak suka terbesit di dalam hatinya. Entah mengapa.

"Katakan padaku apa yang dia lakukan kali ini?" Jungwon penasaran.

Pria mungil itu duduk di pangkuan kekasihnya, membiarkan yang lebih tua melingkari perutnya dengan pelukan yang sukses membuat Jake mendengkus iri.

"Dia menjadikanku budaknya."

"Dia menjadikanku rajanya."

Lagi-lagi dua pria itu berucap dengan kompak. Sontak Jay tersedak minumannya, Sunghoon hanya menoleh kecil, sedangkan Jake langsung memekik; "Itu tidak adil!"

"Sadar dirilah, Bung. Kau pikir siapa dirimu?" sarkasme Jay.

Jake menjejak kursinya dan harus mendapat delikan dari si mata elang. Diiringi elak tawa Jungwon yang membumbung tinggi seolah sedang mengejek.

"Kurasa dia serius padamu, Hoon. Selamat, kau sudah menjadi incarannya yang paling mahal... sejauh ini." Jungwon berpendapat.

"Tapi aku tidak pernah mengharapkan itu."

[ SUNSUN ] DYSTOPIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang