- d e l a p a n b e l a s -

701 106 26
                                    

Seperti bongkahan es yang terpapar oleh panas, leleh dan menghilang menjadi air yang menguap, Jungwon yang selalu dipenuhi keceriaan kini tampak lebih nyaman bersama sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti bongkahan es yang terpapar oleh panas, leleh dan menghilang menjadi air yang menguap, Jungwon yang selalu dipenuhi keceriaan kini tampak lebih nyaman bersama sepi. Padahal isi kepalanya berisik sekali. Riuh memperdebatkan perkara skenario yang mengalir di antara persaudaraan, persahabatan, dan cinta. Selama ini ia merasa cukup dan tidak pernah mendengki status Sunoo sebagai putera mahkota ketimbang dirinya yang sekedar pangeran biasa. Toh, memilih penerus takhta bukan wewenang Jungkook sekalipun ia juga anak dari mendiang raja terdahulu.

Meski demikian, ketika memikirkan Jay, seluruh toleransinya terhadap status sosial ini tumpah begitu saja. Jungwon sadar, kasus antara dirinya dan Jay adalah berbeda. Jay tidak terlahir dengan status yang ia sandang saat ini. Dan Jungwon merasa itu tidaklah adil.

"Astaga, aku lelah sekali."

Jay datang, memasuki kamar Jungwon sambil merenggangkan otot-otot kekarnya. Membuat lamunan Jungwon buyar seketika. Tatapan nyalangnya berubah menjadi senyuman hangat, menyambut Jay yang merebah di atas pangkuannya.

"Memangnya apa yang baru saja kau lakukan?" Tanya Jungwon sambil mengusap rambut Jay.

Pria berahang tegas itu menghela napas panjang, mengusak wajahnya pada paha sang kekasih.

"Jake menyiksaku."

"Apa maksudmu?"

"Dia mengekoriku sepanjang waktu. Menggangguku dengan segudang pertanyaan soal Heeseung. Aku muak dan akhirnya kabur kemari."

Tawa Jungwon menyuara. Gemas membayangkan Jake yang terus menerus mengekori Jay seperti anak anjing minta diadopsi. Sedangkan Jay sendiri adalah seekor kucing hitam yang galak.

"Kalian benar-benar menggemaskan."

Jay berdecak benci. "Menggemaskan apanya."

"Sungguh. Dulu aku sering bertanya-tanya kenapa kalian tidak berkencan saja? Kau dominan, dia submisif, dan ras kalian sama."

"Maksudmu, kau menyesal menjadi kekasihku?"

"Aku tidak bilang begitu, Jay. Aku hanya penasaran karena dulu aku sempat cemburu melihat interaksi manis kalian."

Jay mendongak, menatap sang kekasih yang terus mengumbar senyum manisnya, memamerkan dimple yang selalu menjadi favorit Jay.

"Aku sudah pernah bilang, kan? Jake milik Sunghoon."

"Hm." Jungwon mengumam dalam anggukan.

"Setidaknya sebelum Sunoo datang dan merebut hatinya," ucap Jay lagi.

"Tapi, Jay, memangnya kenapa jika Jake milik Sunghoon? Toh mereka tidak benar-benar menjalin hubungan. Kau bilang di tempat kalian selagi belum mendapatkan klaim, siapapun bisa menjadi milik siapapun."

"Ya, tapi sekalipun aku tidak memilikimu, sangat tidak mungkin merebut apa yang menjadi milik Sunghoon."

"Kenapa?"

[ SUNSUN ] DYSTOPIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang