- d u a b e l a s -

1.1K 142 65
                                    

"Tadi itu mengesankan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tadi itu mengesankan. Permainan caturmu semakin bagus saja." Jake memuji.

Sementara itu, sosok yang mendapat pujian tersenyum angkuh. Berjalan seraya mengaitkan kedua tangan di punggung dan diam-diam memperhatikan Jake yang mengembangkan senyuman di bibir tebalnya.

"Itu bukan apa-apa."

Senyum Jake semakin lebar saja. "Ayolah. Jay pasti sekarang sedang sangat kesal karena untuk pertama kalinya dia kalah darimu."

"Mau bagaimana lagi? Jay sangat cerdas. Kuakui itu. Jika suatu hari aku menjadi raja, dia pasti kuangkat jadi ahli strategi kerajaan."

"Lalu bagaimana denganku?" Jake menyiku lengan Sunghoon.

"Kau harus menjadi penerus ayahmu."

Jake menyembulkan bibir bawahnya. Tidak cukup percaya diri dengan gagasan yang tidak hanya keluar dari mulut Sunghoon. Ia sadar semua petinggi Amryla mengharapkan hal serupa darinya. Tetapi ia tidak merasa demikian. Lagipula ia belum pernah maju ke medan peperangan. Bagaimana caranya ia akan menyandang status panglima perang jika tanpa pengalaman? Salahkan saja ayah Jake yang terlalu memanjakan sang anak hingga lupa potensi apa yang mengalir di dalam darahnya.

Menyadari ketidaksukaan Jake terhadap gagasan itu, Sunghoon sigap merangkul pundaknya. Menepuk ringan seraya bertanya;

"Omong-omong, bagaimana kabar Lee Heeseung, ya?"

Sorot mata Jake menyudut, melirik sinis sahabatnya. "Lee Heeseung atau Kim Sunoo maksudmu?"

"Sejujurnya, saat melihat permainan pedang Heeseung kemarin aku jadi sadar bahwa dia memiliki ketangkasan dan strategi yang luar biasa. Pantas saja King Mingyu mempercayakan Sunoo padanya. Akan sangat bagus jika dia menjadi guru bertarung untukmu. Haruskah kuminta hal itu padanya? Kurasa dia akan bersedia."

"YAK!!" Lirikan Jake berubah menjadi pekikan kesal. Ia melepaskan diri dari rangkulan Sunghoon dan menatapnya penuh amarah.

Sunghoon terkekeh, dan itu membuat Jake semakin kesal saja. Susah payah ia menghindar dari Heeseung —meski selalu berakhir gagal— tetapi sang putera mahkota Amryla justru berniat menyatukan mereka. Ingin rasanya Jake memukul kepala Sunghoon jika ia tidak ingin kedudukan mereka jauh berbeda.

"Prince Sunghoon."

Suara itu lagi. Mengalun lembut menginterupsi pendengaran Sunghoon dan melenyapkan senyuman di wajahnya seketika. Menoleh, ia menatap alunan langkah Sunoo yang begitu anggun. Tanpa ia sadari semakin lama tatapan yang semula dilandasi rasa jengah perlahan memudar dan berubah menjadi kerutan samar di dahi.

Kemeja sutera berwarna putih, bros berpita hitam di leher, permata di telinga, dan rambut pink. Menurut Sunghoon saja atau Sunoo memang tampak lebih cantik dari biasanya?

Sementara itu begitu menyadari keberadaan Sunoo, Jake segera undur diri dan meninggalkan mereka berdua agar mendapatkan privasi.

Alasan! Katakan saja bahwa ia takut Heeseung juga ada di sana.

[ SUNSUN ] DYSTOPIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang