- t u j u h -

1.1K 177 18
                                    

"Anda yakin dia akan mengundang Anda makan malam?" tanya Heeseung sembari mengusap lembut helaian rambut Sunoo yang menimpa dadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anda yakin dia akan mengundang Anda makan malam?" tanya Heeseung sembari mengusap lembut helaian rambut Sunoo yang menimpa dadanya.

Sunoo berhenti memainkan kancing kemeja Heeseung. Ia mendesah lelah. "Tidak tahu."

"Lalu kenapa Anda bertaruh?"

"Karena aku yakin kau akan menang. Itu saja."

"Lalu?"

Sunoo bangkit dari atas tubuh Heeseung. Duduk bersimpuh di atas ranjang. Wajahnya kusut. Pakaiannya pun juga. Dengan telaten Heeseung lantas merapikannya agar kulit dadanya yang putih bersih tidak menggoda mata.

"Heeseung, kurasa Jake bisa membantuku," ucapnya dengan bibir cemberut.

Heeseung mengekeh. "Mana mungkin."

"Mungkin saja. Bagaimana jika kuhadiahkan kepalamu padanya? Dia pasti senang dan bersedia membantuku mendekati Sunghoon."

"Yang Mulia..." Suara Heeseung penuh peringatan. Selain karena sayang nyawa, ia juga sayang pada waktu dan tenaga jika harus berurusan dengan sisi psikopat Sunoo.

Lagipula ini Chaconne, bukan Amryla. Tempat ini tidak seliar sarang serigala tersebut dimana kalangan bangsawan bebas bermain-main dengan nyawa manusia. King Mingyu dan permaisurinya —Jeon Wonwoo— masih cukup waras untuk memberi batasan dalam pengkonsumsian darah manusia. Vampir hanya boleh meminum darah manusia dengan batasan, tidak boleh sampai mati. Kemarin saja, sewaktu Sunoo mencucuk mata pelayannya dengan jari-jari tangan, Heeseung buru-buru membawa gadis itu ke rumah sakit istana.

Tapi ini adalah era ketika King Mingyu berkuasa. Jika esok Sunoo benar-benar menjadikan Sunghoon raja, maka akan lain ceritanya.

"Kemarin Luna Byun bilang apa? Kenapa Anda belum cerita?" tanya Heeseung kemudian.

Dengkusan Sunoo semakin keras. Wajahnya semakin kusut. "Beliau tidak bisa berjanji akan membantu banyak. Kurasa Sunghoon itu lahir dari batu bukan dari perut Luna Byun. Beliau bilang Sunghoon tidak seperti King Chanyeol yang mudah digoda. Tapi kurasa juga tidak mirip Luna Byun. Lihat saja, si Luna sangat lembut, tidak seperti Sunghoon."

Senyuman lembut melengkung di wajah Heeseung. Ia meraih tangan Sunoo, menariknya untuk mendekat.

"Apa itu saja yang beliau katakan?"

Sunoo menggeleng. "Aku diberi nasehat. Katanya, aku harus tahu bahwa singa itu kucing juga. Apa maksudnya?"

Kedua alis Heeseung menukik. Netra bambinya pun berbinar dalam bulatan sempurna.

"Itu dia, Yang Mulia."

"Huh?"

"Anda harus menjadi kucing."

Wajah bingung Sunoo seketika menjadi tatapan sinis. "Kau ingin kepalamu kubungkus dengan kotak berpita warna pink dan kukirimkan kepada Jake sekarang juga, ya?"

[ SUNSUN ] DYSTOPIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang