15+1

1.4K 92 9
                                    





















"Bu Lia mau kemana lagi sekarang?" Tanya Arnes.

"Saya juga bingung nih mau kemana, kamu gak ada tempat rekomendasi gitu?"

"Hmmm, dekat sini ada taman sihh. Gimana kalo kita ke sana aja Bu?"

"Yaudah boleh deh"

Arnes dan Lia kemudian menuju parkiran untuk mengambil motor Arnes. Setelahnya Arnes langsung melajukan motornya menuju taman kota yang letaknya tidak terlalu jauh dari pasar malam tadi.

Kalo kalian bertanya dimana Neva, dia sudah pulang lebih dulu alasannya mau ngedrakor dan malas jadi nyamuk.

Arnes dan Lia akhirnya sampai di taman kota dan langsung menduduki salah satu bangku taman yang disediakan. Mereka sama-sama terdiam dengan pikiran masing-masing.

"Bu Lia di sana ada ice cream tuh, ibuk mau ga?" Tanya Arnes memecahkan keheningan.

"Boleh dehh saya mau rasa cookies and cream ya, dan ini uangnya," jawab Lia seraya memberi selembar uang berwarna biru.

"Ga usah Bu, biar saya aja yang bayar," tolak Arnes.

"Gak bisa gitu dong, tadi kan udah kamu yang bayarin tiket saya jadi gantian ya," bujuk Lia.

"Yaudahh iya dehh, ga papa kan nih Bu?" Tanya Arnes memastikan.

"Iyaa, kan tadi udah kamu yang bayarin saya," jawab Lia meyakinkan.

"Yaudah saya tinggal bentar ya Bu, jangan kemana-mana lho nanti Bu Lia hilang saya yang repot," ujar Arnes mengambil uangnya.

"Emang saya anak kecil apa?" Sewot Lia.

"Hehe becanda Bu Lia cantikk" ujar Arnes langsung berlari dari sana.

Lia yang mendengar ucapan Arnes hanya tersenyum tipis menanggapinya. Arnes kemudian melihat sekeliling untuk menghilangkan rasa bosannya. Namun, pandangannya terhenti pada seorang pria yang sedang berpelukan mesra dengan seorang wanita tidak jauh dari tempatnya duduk. Melihat hal itu seketika emosinya memuncak dan mukanya sudah memerah karena menahan amarah.

"Lho, Bu Lia kenapa kok kaya marah gitu?" Tanya Arnes dengan polos sambil membawa ice cream milik mereka.

"Kamu diam di sini dulu," ujar Lia tanpa menjawab pertanyaan Arnes.

Lia kemudian melangkahkan kakinya menuju tempat sejoli itu berpelukan. Arnes merasa ada yang tidak beres lantas mengikuti langkah Lia dengan sedikit tergesa-gesa. Saat sampai tiba-tiba saja....

Plakk...

Lia menampar pria di depannya itu dengan sangat keras hingga wajah pria tersebut tertoleh. Arnes yang melihat hal itu hanya bisa menganga dan wanita yabg bersama pria tersebut sebelumnya menjerit.

"Huh?? Apa-apaan ini Jay?" Teriak Lia pada pria tersebut.

"Kaulah yang apa-apaan. Bagaimana mungkin kau bisa menamparku tanpa alasan?" Balas Jay.

"Wah wah wah, kau masih bisa bertanya seperti itu setelah berpelukan dengan wanita murahan ini di depan mataku?? Bisa-bisanya kau bersama wanita lain padahal tadi kau berkata padaku bahwa kau lembur bekerja?" Sindir Lia dengan berteriak.

"Li-Lia... Sepertinya kau salah paham pada-"

"Apa huh? Kau ingin berkata aku salah paham padamu padahal sudah jelas sekali kalau kau berselingkuh? Wahh lihatlah betapa brengseknya kau dasar sampah. Apakah kau berpikir aku akan tertipu lagi dengan rayuanmu itu?" Teriak Lia pada pria itu dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DIJODOHIN?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang