First meet

89 6 7
                                    

Note : seluruh character cerita ini adalah milik Aoyama-sensei. Author cuma ingin menggambarkan beberapa cerita dengan POV dari Amuro a.k.a Rei menurut khayalan author. Mungkin beberapa time lap-nya bakal agak kacau. Lagi proses baca/nonton ulang.

Amuro POV.

'Klingg..klingg...'

"Sumimasen...'

Aku melangkah masuk ke dalam Cafe atau Coffee Shop minimalis, namun memiliki interior yang nyaman ini. Aroma kopi langsung semerbak tercium. Sungguh menenangkan. Tak heran kalau tempat ini tak pernah sepi.

Selain interiornya yang rapi, membuat ruangan minimalis ini terasa lapang. Juga kopi dan pelayan yang ramah membuat Cafe Poirot menjadi pilihan banyak orang sebagai tempat santai dan mengisi perut.

"Gomennasai, kami masih belum buka."

Sapa seorang pelayan wanita berambut perunggu sepunggung menyapa dengan ceria.

"Aku diberitahu pemilik toko ini, katanya butuh seorang pelayan lagi?" Aku mengungkapkan niatku langsung.

"Ah, jadi kau orangnya!"

Wanita ini begitu semangat menyambutku. Rupanya ia orang yang cukup banyak bicara. Sepertinya ia tipe wanita yang selalu semangat dan penuh energi.

"Ya, manajer sudah memberitahu kalau ada pelayan baru yang akan bergabung. Tidak kusangka kalau orangnya setampan ini! Aku yakin kalau setelah ini pasti Poirot akan semakin ramai...!"

Aku hanya tersenyum merespon ucapannya.

"Ah..! Maaf, aku terlalu banyak bicara ya?"

"Ah, ha..ha.... tidak apa-apa, kok."

Ekspresinya berubah panik & malu. Tapi hanya sebentar, karena ia sudah bicara lagi.

"Ini celemekmu.. gomen, siapa tadi namamu?"

"Amuro, Amuro tōru desu." Aku mengambil celemek khas pelayan Poirot darinya.

"Amuro-san, boleh kupanggil begitu?"

"Silahkan."

"Watashi wa Enomoto Azusa desu. Panggil saja Azusa. Jika kau butuh bantuan, jangan sungkan untuk menanyakannya padaku."

Ia mengulurkann tangannya dengan senyum lebar. Kusambut dengan senyum yang sama. Aku harus membangun karakter yang ramah dan terbuka kali ini. Paling tidak aku mendapatkan partner yang menarik.

"Hai, Yoroshiku onegaishimasu... sebenarnya, aku kurang paham tentang menyajikan kopi. Jadi aku pasti butuh bantuan Azusa-san."

"Waah, tenang saja. Aku akan mengajarimu. Tapi, kata manajer. Amuro-san handal dalam memasak, benar kan?"

Aku mengangguk meyakinkan. "Temanku mengajariku. Aku senang kalau bisa mempraktekkannya di sini."

"Baik, Amuro-san. Kau bisa mulai bekerja hari ini. Meski aku yakin kau lebih pantas menjadi model atau aktor dibanding menjadi pelayan, sih," komentarnya jujur. Bahkan ekspresi ragu-ragunya sama sekali tidak bisa disembunyikan.

"Azusa-san bisa saja," aku menggaruk kepalaku yang sebenarnya sama sekali tidak gatal.

Azusa beranjak membalik penanda toko menjadi 'OPEN'.

"Jaa, Amuro-san... selamat bergabung!"

"Arigatou, aku akan bekerja keras!"

Satu demi satu pelanggan berdatangan. Azusa memintaku untuk menyiapkan menu-menu sarapan khas Poirot. Ia memberiku petunjuk apa saja yang harus kulakukan. Sementara ia dengan cekatan menyiapkan kopi. Suasana coffe shop ini benar-benar hangat, membuat orang betah berlama-lama di sini.

Unexpected LOVE (det. Conan fanfiction : AmuroxAzusa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang