A Date...?

52 7 2
                                    

(Amuro POV.)

Ponselku berbunyi tepat sebelum aku akan berangkat ke Poirot. Pesan dari Azusa yang meminta ku untuk segera berangkat karena Ia sudah lebih dulu tiba di kafe. Kubalas sebentar sebelum bergegas pergi.

Sebenarnya semalam aku baru menyelesaikan misi dadakan dengan Kazami. Untungnya masih ada waktu untukku pulang dan memejamkan mata sejenak sebelum bekerja di Poirot.

"Ohayō..."

"Syukurlah kau sudah datang!" Sambut Azusa antusias.

Aku baru sadar kalau selain Azusa, manajer dan pemilik Poirot ternyata juga ada di sini. Selain itu, ada juga seorang pria dengan pakaian seperti tukang.

"Apa ini hari libur?" Tanyaku melihat keadaan kafe.

"Oh, tidak. Sebenarnya ini juga salahku tidak memberitahu kalian," ucap manajer meminta maaf.

"AC baru yang kalian minta baru bisa dipasang hari ini," jelasnya.

Manajer dan tukang tersebut lalu terlihat berbicara serius.

"Selama itu?"

"Itu sudah yang paling cepat. Karena kita tidak hanya melepas-pasang. Tapi juga harus memastikan AC yang baru berfungsi sekaligus menyambungkannya tanpa masalah..."

Kira-kira itu yang mereka bicarakan. Beberapa menit kemudian manajer melihat kami dengan ekspresi menyesal.

"Katanya perlu paling tidak setengah hari untuk memasang dan memastikan AC yang baru berfungsi dengan baik. Sepertinya hari ini kita terpaksa tutup dulu," sesalnya.

Aku dan Azusa hanya terdiam mendengar penjelasan manajer.

"Kalian bisa libur hari ini. Oh, iya! Kudengar hari ini ada pameran spesial di museum. Sepertinya cukup menarik karena banyak yang ke sana. Bagaimana jika kalian berdua ke sana?" Usul manajer.

"Kebetulannaku punya 2 tiket pameran tersebut. Milik keponakanku yang tidak terpakai. Daripada sia-sia, lebih baik kalian pakai saja."

Ia memberikan 2 tiket pameran di museum Beika kepada kami. Melihat Azusa bersemangat, aku pun menerima usulan tersebut. Tidak ada salahnya juga. Kapan lagi aku bisa menghabiskan waktu sepanjang hari bersama Azusa.

Tapi,,,

"Ah, tunggu dulu!" Seru Azusa tiba-tiba.

Aku sampai ikut berhenti karena khawatir melihat wajahnya yang panik.

"Ada masalah?"

"Tentu saja! Di sana pasti banyak orang. Bagaimana jika mereka melihat kita, dan mengira kita sedang kencan?!"

"Memangnya kenapa kalau kita berkencan?"

Lama-lama aku jadi sedikit kesal. Rasanya justru Azusa yang berusaha keras agar kami tidak terlihat memiliki hubungan di depan umum.

"Tentu saja tidak boleh! Sudah cukup dari kemarin aku dicaci terus berkali-kali. Tidak bisa! Kita harus menyamar!"

Tanpa bisa kutahan langsung saja kucubit pipi Azusa gemas. Lalu kusentil hidungnya pelan.

"Dasar kau ini," Aku menghela nafas, pasrah namun tetap berusaha tersenyum. "Baiklah, ayo kita menyamar."

Tapi aku mencegah Azusa menyamar berlebihan. Aku tahu sekali apa yang ia pikirkan. Aku membeli topi & kacamata dari penjual yang kutemukan di toko aksesori di pinggir jalan. Kupasangkan kacamata tersebut ke Azusa. Sementara aku sendiri hanya memakai topi.

Kami pun tiba dan mengantre sebelum masuk ke museum. Aku juga cukup heran. Ini hanya sebuah pameran barang antik, namun antreannya panjang sekali. Orang yang tidak tahu mungkin akan mengira ada event dengan selebritis terkenal di dalam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unexpected LOVE (det. Conan fanfiction : AmuroxAzusa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang