Worried About Her

47 5 0
                                    

Gk tahu tuh bahasa inggrisnya bener atau gak...

Azusa POV.

Hari ini suasana di kafe lumayan sepi. Mungkin karena ini sudah menjelang jam makan malam. Jadi tidak seramai saat sarapan atau jam makan siang. Amuro terlihat sedang membuat pesanan pelanggan. Kadang ia mengobrol dengan mereka juga. Penggemarnya banyak, sih.

"Azusa-san..? Azusa-san...!?"

Aku mengerjap. "Eh, ha.. Haii...?"

Amuro melambai-lambaikan tangannya di depan mataku. Ternyata dari tadi aku tidak sadar sedang melamun.

"Doushitano ka? Jarang sekali kau melamun," tanya Amuro. Ia terlihat khawatir.

"Ah, nandemo nai. Aku hanya..."

Aku tidak meneruskan ucapanku. Ku tatap Amuro sambil berpijir & menimbang-nimbang. Apa aku harus meminta bantuan Amuro?

"Eh, nani ? Ada sesuatu di wajahku?" Ia bertanya lagi.

"Aa... iya, ya...!!" Gelengku cepat.

Aku buru-buru mengambil piring kotor untuk dicuci.

Tapi sepertinya Amuro dapat menebak kalau sikapku tidak seperti biasanya. Karena aku bisa merasakan ia terus mengikuti gerakanku dengan sorot mata curiga.

Percayalah, ia bisa terlihat menakutkan saat memasang ekspresi serius seperti itu. Mungkin karena aku juga terbiasa dengan wajah profesionalnya yang ramah.

"Azusa-san, kau tidak bisa berbohong, tahu?"

Ia menghela napas dan menyentil dahiku.

"Ittaii !" Pekikku.

"Jadi, ceritakan! Kau sedang punya masalah, bukan?"

Kau bekerja dengan detektif, Azusa! Terlebih,detektif yang sangat peka. Batinku. Aku akhirnya menghela napas sebelum bercerita.

"Sebenarnya, akhir-akhir ini aku merasa seperti sedang diawasi..."

Memang benar. Sudah beberapa hari aku merasa ada orang yang mengawasiku. Dan setiap pulang atau berangkat bekerja seperti ada yang mengikutiku. Aku jadi sedikit was-was jika pulang agak malam.

"Bukannya kau bisa beladiri, kan? Kenapa tidak kau pergoki si penguntit itu?"

"Sayangnya tidak ada bukti langsung kalau aku sedang diikuti. Aku juga tidak melihat oraangnya. Tapi firasatku biasanya selalu benar," ucapku jujur.

"Jadi..." aku melanjutkan. "Aku ingin meminta tolong Amuro-san. Bisakah kau menemaniku pulang malam ini?"

Kupasang raut wajah memohon dengan sangat. Berharap Amuro mau memenuhi permintaanku. Aku benar-benar jadi takut jika pulang sendirian.

Kulihat Amuro terdiam. Sepertinya ia sedang berpikir. Ia melihatku cukup lama.

"Baiklah..."

Mataku melebar dengan senyum cerah.

"Benarkah?!" Tanyaku memastikan.

Dan aku semakin semangat saat Amuro mengangguk. Spontan aku memeluknya.

"Aah...! Arigatou, Amurou-san..! Hontō ni arigatou!! "

"Tidak perlu seperti itu," sahutnya agak terkejut melihat responku.

Aku juga terkejut & malu sendiri menyadari tingkahku yang terlalu sembarangan. Segera kulepaskan pelukkanku dengan canggung.

Kami melanjutkan pekerjaan kami yang tinggal sedikit sebelum menutup kafe. Aku sedikit tenang karena ada Amuro yang akan mengantarku pulang. Artinya aku tidak sendirian.

Unexpected LOVE (det. Conan fanfiction : AmuroxAzusa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang