Chapter 9

465 31 3
                                    

Rajin up kalo follow, vote, dan comen banyak. ______________________________

Happy reading 💋

"Oh iya, kamu mengantar Jennie pulang sampai ke rumahnya kan?" Sehun ikut duduk disamping Kai.

"Tidak, aku membawanya ke rumahku." Kai menjawab dengan santai.

Sehun langsung berdiri lalu menarik kerah baju milik Kai. "Kau bajingan gila, beraninya kau Menidurinya!" Sehun menatap tajam, tangannya menggepal kuat. Beraninya dia meniduri sahabat Lisa, yang bukan lain adalah istri dari sahabatnya. Bukan kah dia sudah keterlaluan.

Kai berkeringat dingin, ia bisa merasakan kemarahan Sehun dari tarikan kerah bajunya. "Bu-kan begitu. Aku membawanya ke rumah ku karena aku tidak tahu rumahnya." Kai menjelaskan.
Sehun enggan melepaskan tangannya, ia masih tidak percaya pada temannya itu yang terkenal badboy.

"Aku benar-benar tidak meniduri nya, kamu bisa bertanya langsung padanya jika tidak percaya."

Akhirnya Sehun mau melepaskan kerah baju Kai. "Okay aku percaya. Tapi aku akan mengawasi mu untuk sekarang." Mereka memang bersahabat, tapi jika ini menyangkut tentang Lisa yang sangat menyayangi Sahabatnya yang sudah dianggap seperti keluarga. Ia tidak bisa membiarkan siapa pun membuat istrinya sedih, sekalipun itu sahabatnya sendiri.

Setelah itu Sehun meninggal Kai sendirian disana. Kai terdiam sesaat, hari dia benar-benar sangat sial. Semua menuduhnya telah meniduri Jennie, sahabat Lisa. Dia memang badboy, tapi bukan berarti dia akan meniduri wanita sembarangan dan lagi itu sahabat dari istri temannya. Ia tidak sebajingan itu untuk melakukannya.

"Arrgg.. Sial." Kai mengumpat kesal, melempar gelasnya ke dinding dan pecah. Nama baiknya sudah tercemar karena wanita itu, sebuah ide gila muncul dalam pikiran nya. Kai kemudian mengambil ponselnya untuk menelpon seseorang.

Cukup lama berdering hingga akhirnya terhubung. "Halo? " Suara seorang wanita. "Apa kau tidak penasaran apa yang terjadi semalam?"

Jennie terkejut, ia tahu suara ini. Itu adalah Kai, teman Sehun suami sahabatnya. "Aku ke toilet dulu sebentar." Jennie buru-buru pergi menjauh, agar teman-teman nya tidak ada yang mendengar.

"Apa maksud mu? Kita- tidak ada yang terjadi diantara kita." Jennie sebenarnya ragu dengan perkataan nya sendiri. Ia sendiri tidak ingat apa yang terjadi semalam, dirinya terlalu mabuk. Tidak ada satu yang ia ingat setelah pesta makan malam itu.

"Apa kau yakin?" Sudut bibir Kai tertarik. Ia bisa tahu kalo Jennie ragu dengan ucapannya sendiri. Wanita itu tidak mengingat apapun dengan kejadian semalam. Jujur saja ia sedikit kecewa, padahal malam itu sangat menyenangkan dan tidak terlupakan.

"Aku-" Jennie ragu.

"Jika kau ragu, aku bisa mengirim videonya padamu." Kai membalas, ia tersenyum puas.

"Kau- maniak gila! Otak kotor!" Jennie emosi, langsung mematikan telponnya.

Kai menyeringai, ini semakin menyenangkan. Melihat reaksi Jennie barusan. Ia semakin tertantang. Kai mengirimkan sebuah pesan pada Jennie, pesan itu berisi cuplikan video saat dia membaringkan tubuh Jennie diatas tempat tidur. Divideo itu hanya wajah Jennie yang terlihat, sedangkan Kai karena membelakangi kamera tidak terlihat.

"Kau yakin ingin kabur dariku?" Kai mengirim pesan lagi.
Jennie menggigit bibirnya kesal. Jika video itu tersebar, ia dan karirnya akan hancur. "Apa mau mu?" Jennie membalas.

Kai tersenyum puas, pertanyaan ini yang ia tunggu keluar dari mulut Jennie. "Ayo berpacaran dengan ku."

"Kau sudah gila? Aku tidak mau!" Jennie menolak, ia tidak ingin berpacaran dengan pria playboy seperti Kai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Psycho 2 |Hunlis squel|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang