Jimin tertawa sendirian seperti orang kalah sehabis depo. Tidak menyangka jika perbuatannya sekarang ada yang mencegah. Dulu ketika sedang menjalankan aksinya akan bebas saja tidak ada bedebah sejenis Jungkook.
"Kau juga seorang pria. Pasti sesuatu dalam tubuhmu akan naik ke langit ketika menemukan barang bagus."
Satu pukulan mendarat tepat di mulut omong kosongnya. Sudah lama Jungkook menahan untuk tidak memukul Jimin dari saat sekolah menengah pertama.
Hana yang menyaksikan pertandingan tinju mendadak tentu membuatnya terkejut. Entah apa yang harus dilakukan wanita sepertinya karena ikut meninju pun akan berubah menjadi butiran debu seperti lagu yang dirilis pada tahun 2012.
"Tidak semua pria brengsek sepertimu!" Suara Jungkook terengah-engah menahan amarah dengan gigi menggertak.
Setelah itu Hana ditarik kasar oleh Jungkook untuk pergi meninggalkan Jimin yang masih tersenyum ramah. Aneh, sudah babak belur pun ia tidak marah sama sekali.
***
Rumah minimalis tetapi sangat elegan dan sejuk, cat tembok berwarna cokelat cinnamon terlihat sangat mewah apalagi dipadukan dengan pengharum ruangan aroma kopi.Melihat Jungkook yang memasak dengan telaten serta hidup sendirian membuat Hana merasa takjub. Mungkin bagi Jungkook menginjak sekolah menengah atas sudah terbilang dewasa berbeda dengan Hana yang merasa masih kanak-kanak.
"Aku senang melihatmu mandiri seperti ini, tinggal sendirian dan bisa memasak. Sejak kapan?" Hana mengusap air matanya terharu dan menggeser kursi yang diduduki menjadi lebih jelas memperhatikan Jungkook yang sedang memasak.
"Beberapa jam yang lalu."
Hampir saja Hana terjungkal mendengar pengakuannya. "Tadi kau bilang tinggal sendirian?!"
Badan Jungkook berbalik untuk menjelaskan kebingungan Hana. "Memang, tapi baru beberapa jam lalu. Sebagai latihan jika nanti tinggal bersamamu."
Kembalikan air mata Hana yang jatuh. Kiranya Jungkook sudah mandiri sejak beberapa tahun lalu, rupanya baru beberapa jam yang lalu?! Juga sedari tadi di hadapan kompor hanya diam menatap air mendidih. Hana pikir, Jungkook sibuk sedang memasak banyak makanan.
"Apa yang kau lakukan?!" Mendadak Hana heboh ketika Jungkook akan memasukkan daging ayam yang sudah dibumbui ke dalam air mendidih.
"Menggoreng ayam. Memangnya apalagi? Menari?!" Jungkook malah marah karena aktivitas nya diganggu. Mengapa Hana tidak cukup duduk manis saja? Terlalu banyak tanya malah menghabiskan waktu.
Ternyata memiliki wajah cerah tidak menjanjikan isi kepalanya pun sama. Hana belum tahu jika Jungkook tidak termasuk ke dalam jajaran siswa berprestasi setidaknya peringkat sepuluh karena tidak sekelas dengannya.
"Kau tidak pernah melihat orang yang memasak? Seharusnya pakai minyak goreng, bukan air mendidih."
"Mengapa? Saat aku masak mie goreng pakai air pun akhirnya akan matang juga." Jungkook masih berpegang teguh pada pendiriannya.
Terserah saja, Hana bingung menghentikan orang keras kepala sepertinya. Biarkan saja nanti keduanya makan dengan ayam rebus.
"Apa yang kau lakukan?!" Lagi-lagi Hana terkejut dengan Jungkook yang di luar prediksi.
"Astaga! Apa lagi?! Sana duduk di ruang tamu! Kehadiran kau di sini pun tidak ada gunanya selain mengomel."
Jelas Hana akan terkena culture shock ketika mengenalnya lebih jauh. Bagaimana tidak akan mengomel? Jungkook memasukkan satu bungkus garam ke dalam panci berisi ayam goreng yang direbus.
"Oke! Rasakan sendiri ketika nanti masakanmu selesai." Hana melenggang pergi meninggalkan Jungkook yang sedang memasak. Entah bagaimana jadinya nanti.
***
Dahi Jungkook mengernyit dalam mencicipi setetes bumbu dari masakannya. Semanis senyum Min Yoongi karena tadi memasukkan gula juga ke dalamnya."Bagaimana? Asin, 'kan?" Hana tersenyum meledek karena tadi Jungkook tidak mau mendengarnya.
"Sebenarnya masakan yang tadi dibuang dan aku ganti baru."
Entah mengapa jiwa bunda-bundanya muncul dalam diri Hana ketika mendengar Jungkook yang berbicara enteng. Semudah itu membuang makanan? Untung saja belum menjadi suami. Jika sudah, Hana akan merebusnya juga seperti ayam yang dimasaknya.
"Masakan yang kedua aku masukkan gula karena yang pertama terlalu asin."
Hana hanya mengangguk dan masih bertanya-tanya seperti juri chef abal-abal. "Percobaan kedua seharusnya lebih baik. Berapa sendok gula yang kau masukkan?"
"Satu stoples."
Senyuman manis yang Hana lemparkan rasanya seperti bunda tiri belum diberi uang bulanan. Mungkin memilih melihat kucing di rumah Jimin akan lebih baik daripada berakhir keracunan masakan Jungkook.
***
•Glosarium•
Depo = Merujuk pada kata deposit, yaitu tempat menyimpan dana sebagai jaminan di bank atau pihak lain
Bedebah = Sebuah kalimat kata kasar yang diucapkan. Bedebah merupakan kalimat yang tidak pantas, karena merupakan kalimat caci makian
Minimalis = Tata ruang yang sederhana, polos, dan efisien dengan volume ruang bertingkat
Cinnamon (Kayu manis) = Salah satu jenis rempah-rempah yang memiliki khasiat tinggi untuk kesehatan tubuh
Culture shock (Keterkejutan budaya) = Perasaan di mana seseorang merasa tertekan serta terkejut ketika berhadapan dengan lingkungan dan budaya baru
Chef (Juru masak) = Pekerja atau tukang masak profesional yang terlatih dan mahir dalam semua aspek penyiapan makanan, yang biasanya berfokus pada hidangan tertentu
🦈 Publish: 10 September 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
WHALE SHARK
Ficção AdolescenteMendapatkan cinta yang rapuh membuat Jeon Hana mengeluh. Berbagai cara dilakukan untuk menarik cinta namun meninggalkan derita. Hingga Hana melakukan cara terakhir dengan melibatkan Lee Jungkook ke dalam hidupnya. Cara seperti apa yang Hana lakukan...