Chapter 11

7.1K 227 27
                                    

Itachi menarik sudut bibirnya melihat bagaimana patuhnya kucing kecilnya saat ini. Duduk diatas pangkuannya dan sedang memainkan penisnya dengan tangan mungilnya itu.

"Cium aku sayang." Itachi berbisik pelan pada telinga Hinata berhasil membuat kucing kecilnya yang tadinya fokus memanjakan penis besarnya kini mendongakkan kepalanya

Walaupun ada sedikit keraguan yang terpancar jelas di manik mata amethys itu tapi kucing kecilnya tetap menuruti perintahnya saat Itachi bisa merasakan benda kenyal itu yang menempel pada bibirnya.

Awalnya hanya menempel tapi perlahan mulai berubah menjadi lumatan candu saat Hinata yang mulai menggerakkan bibirnya, menghisap bibir tipis Itachi dengan lembut.

Itachi menyeringai satu tangannya menahan tengkuk Hinata guna memperdalam ciuman mereka sedang satu tangannya yang lain turun pada bagian tersembunyi kucing kecilnya itu memberikan elusan lembut pada klitoris yang sejak tadi ia abaikan.

Lenguhan seksi itu kembali terdengar ditelinga Itachi dan Itachi semakin merasa puas saat kucing kecilnya yang bergerak rusuh diatas tubuhnya dengan tangan mungilnya yang kian memanjakan miliknya.

Uh, setelah seminggu tinggal bersamanya kucing kecilnya itu menjadi lebih pintar dalam hal memuaskan birahinya dan tentunya Itachi sangat menyukai hal itu.

Itachi tidak tau kenapa tapi ia benar-benar tidak pernah merasa seperti ini saat bersama wanita lain. Ia hampir tidak pernah terangsang dengan wanita tapi hanya dengan melihat mata indah kucing kecilnya itu Itachi sudah dibuat kehilangan akal.

Lidah Itachi terjulur dan langsung disambut hangat oleh Hinata yang menghisap lidah pria itu. Satu tangan Hinata masih sibuk memanjakan milik Itachi sedang satu tangannya yang lain memeluk erat leher Itachi dengan sesekali meremas tengkuk pria itu melampiaskan rasa nikmat yang ia rasakan saat bagian bawahnya yang terus menerus dijamah oleh tangan besar Itachi.

Awalnya Hinata memang merasa risih dengan segala pelecehan yang diberikan pria iblis itu namun seiring berjalannya waktu Hinata hanya bisa memasrahkan dirinya. Terlebih Hinata tau jika ia menurut maka Itachi akan bersikap lembut kepadanya. Setidaknya itu jauh lebih baik dibandingkan dengan sikap kasar Itachi saat ia melawan pria itu walaupun Itachi kerap kali kesulitan menahan nafsu birahinya.

"Mmmhhh..." Lenguhan keras itu kembali terdengar disela sela ciumannya

Hinata merasa sangat tersiksa sekarang, permainan tangan Itachi dibawah sana membuat ia tidak tahan lagi. Ia ingin melepaskan pangutan bibirnya dengan Itachi namun pria itu malah semakin menekan tengkuknya memperdalam ciuman mereka.

Hinata memukul pelan bahu Itachi tangannya yang tadi memanjakan penis pria itu kini berhenti bergerak saat dirasanya ia benar-benar kesulitan bernapas akibat ciuman panas Itachi.

"Jangan lepaskan tanganmu, tetap urut penisku." Suara Itachi terdengar dingin disela-sela ciumannya

Hinata hendak membuka mulutnya namun Itachi telah lebih dulu membungkam kembali mulutnya melumatnya dengan kasar. Hinata pasrah walaupun nyatanya ia sudah kehabisan nafas.

Tangannya kembali meraba penis besar Itachi yang menegang sempurna dan mempercepat kocokan tangannya tidak lupa sesekali memainkan kepala penis pria itu dengan jarinya mempercepat sesuatu milik pria iblis itu untuk segera keluar.

Hinata sudah hampir diambang batas dan ia butuh segera bernafas namun Itachi benar-benar tidak membiarkan Hinata bernafas dengan mudah saat pria itu masih memonopoli mulutnya.

Kedutan dipelipis Hinata terlihat, keringat mulai bercucuran keluar dari tubuh setengah telanjangnya.

"Eumphhh–" Lenguh Hinata tertahan mencoba mengambil nafas disela-sela ciuman panas mereka

Bon Appetit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang