Ch 5: Kondisi Negara Sekitar pasca pertempuran

191 47 19
                                    

20 Desember 999, Kerajaan Salasa

Ruang Tahta, Istana Salosa

Di dalam ruang tahta, para bangsawan, penasihat raja, pemuka agama, dan juga para kesatria sedang melakukan pertemuan dalam rangka menentukan langkah yang akan diambil eh kerajaan selanjutnya. Bahkan ruang tahta hampir saja penuh dengan orang-orang yang ada di dalamnya.

"Kalau begitu , mari kita mulai saja. Pertama-tama bagaimana pendapat kalian dalam menginvasi negara kota sekitar sekaligus negeri Para Pasukan Hijau berarmor itu?" Tanya Raja Narsa Fura Salasa yang merupakan raja kerajaan ini, yang telah memimpin selama 15 tahun.

"Saya, sebagai ksatria terkuat di kerajaan ini sangat menginginkan invasi ini baginda. Kita harus dapat memanfaatkan melemahnya kerajaan di sekitar kita. Dengan begitu, kerajaan Salasa akan dapat menjadi kerajaan besar, sejajar dengan Kerajaan Vires, Padjajaran dan Hansium. " Dengan percaya diri Gordon menyampaikan pendapat nya

Para bangsawan dan para ksatria berbisik dan juga berkomentar dengan perlahan. Ada yang pro namun ada yang kontra. Dan dengan cepat, ada yang membantah perkataan Gordon.

"Saya tidak setuju yang mulia" Ucap salah satu penasihat

Sontak para pihak yang kontra dengan invasi menengok dengan antusias ke penasihat tersebut.

"Huh?!!!, apa kau mau jadi pengecut?!!! " Gordon mendekati penasihat itu dan menatapnya dengan tajam.

"Tentu tidak, karena kerajaan kita sangat tidak siap untuk melakukan invasi, apa kau ingin kerajaan ini runtuh?!!! " jawab penasihat itu dengan dingin.

"Heh, justru jika kita tidak melakukan pergerakan , mereka akan menginvasi kita!!!!" Gordon

"Kami tak setuju dengan itu!!!".

"Kami mendukung invasi!!!"

Suasana pun menjadi ribut dan ricuh membuat raja Narsa geram dan menghentakan tongkat nya ke lantai.

"SEMUANYA DIAM!!!" teriak raja Narsa

Semua pun kembali tenang, dan ruang tahta kembali hening.

"Tidak boleh ada keributan disini!!! Kita ada disini untuk bersatu dalam menentukan langkah yang tepat demi kerajaan kita!!! Bukan bertengkar dan terpecah seperti ini!!! Apa kalian mengerti?" Ucap raja dengan tegas dan keras.

"Kami mengerti baginda, Dan kami meminta maaf" Semua bangsawan, ksatria, penasihat dan pemuka agama menunduk malu dan meminta maaf.

"Saya maafkan, kemudian bagi pihak yang kontra mengapa tidak setuju dengan invasi ini?" tanya raja Narsa dengan penasaran

"Izin menjawab baginda. Saat ini kondisi Perekonomian kita sedang kurang baik, dan membuat pendapatan yang didapatkan tidak cukup untuk membiayai invasi. Terlebih lagi, bisa kita ingat dan dengar sendiri, 400 ribu pasukan aliansi dalam waktu yang sangat singkat. Bahkan armada laut dan juga armada wyvern juga dapat dihabisi musuh dengan mudah. Menginvasi pasukan hijau berarmor adalah sebuah kebodohan " Jelas penasihat itu

"Bukan hanya itu saja yang mulia, bila kita bandingkan kualitas pasukan kita dengan pasukan aliansi seperti pasukan Nordika, kami masih tertinggal. Terlebih lagi kami tak mempunyai cukup peralatan tempur untuk melengkapi pasukan kita, penyihir kita pun jumlahnya tidak sebanyak Greecium, dan kita tak memiliki raksasa, troll, maupun gajah perang sebagai penghancur mental musuh" Jelas salah satu ksatria bernama Rohan yang merupakan rival Gordon.

"Itu masuk akal, dan bila saya ingat kembali. Kekaisaran mengirimkan 3 dari 10 ksatria terbaiknya menuju wilayah terlarang itu, dan hasilnya mereka tewas dengan mudah. Padahal Ksatria terbaik kita saja belum tentu bisa mengalahkan 1 ksatria kekaisaran sekaligus" Ucap Raja Nasar yang menyadari kelemahannya.

DEPOK IN ISEKAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang