Soobin mundur dengan tidak nyaman membiarkan Yeonjun masuk ke rumahnya sama seperti membiarkan iblis menguasai kehidupannya. Tetapi tidak ada pilihan lain. Mereka harus berbicara panjang lebar dan tidak mungkin berbicara di ambang pintu seperti ini.
Soobin memiringkan tubuhnya mempersilahkan Yeonjun masuk ke rumahnya yang mungil tetapi indah itu. Yeonjun langsung duduk di sofa cokelat milik Soobin dengan nyaman kemudian melepaskan kacamata hitamnya dan meletakkan di meja.
"Apa yang kau rencanakan di hari ulang tahunmu?" Yeonjun mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan.
"Tidak ada." Soobin punya cheese cake strawberry di kulkasnya. Tapi itu untuk dia makan sendiri nanti malam tanpa gangguan dari Yeonjun.
Yeonjun menatap Soobin seolah mengukur-ukur, "Aku bisa mengadakan pesta untukmu."
"Aku tidak butuh pesta darimu."
"Hmm," Lelaki itu mendesah, lalu ketika menatap Soobin tatapannya berubah serius.
"Kau tahu kan kenapa aku kemari?"
Soobin mengangguk, "Dan sebelum kau katakan maksudmu, aku ingin membuat penawaran baru untukmu."
"Penawaran?" Yeonjun mengangkat alisnya, matanya menatap Soobin curiga. "Ok baiklah, aku akan mendengarnya."
"Aku akan mengembalikan semua uang yang pernah kau berikan kepada ayahku."
"Soobin," Yeonjun terkekeh. "Utang itu begitu besar hingga kau mungkin hanya bisa menggantinya dengan tubuhmu. Tidak.
Aku menolak penawaranmu. Dan kau," mata Yeonjun berubah sensual. "Kau akan menjadi istriku sesuai dengan perjanjian.""Aku bukan barang yang bisa dibeli seenaknya! Kau menganggap semual hal remeh. Ini adalah masalah pernikahan bukan jual beli perusahaan!"
"Aku hanya ingin kau menjadi istriku." Yeonjun bersedekap, menatap Soobin yang mulai emosi, "Itu adalah hal yang sudah kutetapkan sejak awal."
"Kenapa?" Soobin tidak bisa menahan suara tajam di lidahnya, "Karena kau ingin menjadikanku boneka pengganti Yoobin?"
Wajah Yeonjun mengeras ketika Soobin menyebut nama Yoobin. Bibir pria itu mengetat, "Jangan hubung-hubungkan dia dengan ini semua."
"Bagaimana aku bisa tidak menghubungkannya?" Soobin sudah berusaha menahan diri, tetapi suaranya tetap meninggi.
"Semua ini karena wajah ini, karena wajah yang sama dengan mendiang istrimu! Kau tidak bisa menganggapku sebagai penggantinya, Choi Yeonjun! Kami orang yang berbeda dan aku menolak diperlakukan seperti itu!"
"Aku tahu kalian orang yang berbeda." Yeonjun berdiri di depan Soobin, siap berkonfrontasi, "Percayalah, aku benar-benar bisa membedakannya karena gairah semacam ini tidak pernah kurasakan dengan siapapun!"
Lelaki itu meraih Soobin ke pelukannya dan langsung mencium bibirnya. Dengan lembut. Tidak memaksa seperti biasa, dengan pelan dia menguak bibir Soobin, mencicipinya pelan pelan kemudian melumatnya lembut. Lidahnya menelusuri seluruh bibir Soobin dan kemudian bermain-main dengan lidahnya, mencecapnya habis-habisan ketika akhirnya ciuman itu selesai mereka sama-sama terengah-engah.
"Apakah pada akhirnya kau mengakui kalau kau merindukanku?"
"Dalam mimpimu, Choi Yeonjun." Soobin menjawab dengan ketus, membuat Yeonjun terkekeh geli.
"Kita adalah pasangan yang sangat cocok."
Yeonjun mendekatkan tubuh Soobin ke tubuhnya, memeluk pria manis itu dengan agresif. "Kaitkan kakimu di kakiku,"
Soobin menatap Yeonjun dengan cemas, "Apa yang sedang kau coba lakukan Yeonjun?"
"Lakukan saja, sayang." jemari Yeonjun menyentuh paha Soobin. Mungkin sudah waktunya mereka berhenti berkata-kata dan berkomunikasi dengan bahasa nonverbal yang sudah sangat mereka kuasai.
![](https://img.wattpad.com/cover/299742485-288-k826966.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleep With The Devil [YEONBIN Version]
FanfictionCerita ini aku remake atas permintaan dari @Psyxx_ :-) Remake dari novel asli berjudul Sleep with the devil milik Santhy Agatha ke versi Yeonbin! Top- Yeonjun! Bottom-Soobin! Karakter lain menyusul (^^) Book Cover by : @psyxx_ Status : ongoing