Seorang wanita muda tengah menatap serius pada layar EKG yang menampilkan grafik kehidupan seseorang. Setelah memastikan jika grafik itu stabil, ia lantas beralih menatap wajah seseorang yang terlelap dengan damai di atas tempat tidur yang empuk.
Wajah itu begitu pucat, seperti tidak ada darah yang mengalir dalam tubuhnya. Tapi, meskipun begitu, keindahan yang telah diciptakan tidak menghilang sama sekali.
Wanita muda itu berjalan mendekat dan duduk di pinggir ranjang. Jemari lentiknya yang indah terulur menyusuri pahatan sempurna yang memabukkan.
"Kau tahu, dunia ini serasa tidak adil bagiku. Aku masih ingin merasakan kehangatan itu, tapi tuhan teramat begitu kejam. Dia mengambil segalanya. Bahkan kau yang kini berbaring tak berdaya seperti ini. Apakah aku harus membalaskannya. Orang-orang itu terlihat bahagia. Mereka tidak merasa bersalah sama sekali". Wanita itu tersenyum pedih.
Setelah itu, seringai mengerikan muncul di sudut bibir ranumnya. "Jelas sekali jika aku harus membalaskan dendam. Kau setuju kan dengan pendapatku". Ia mengusap rambut hitam legam yang terasa lembut itu.
Lalu tatapannya beralih pada bibir terkatup yang tidak berwarna. Ia mendekatkan wajahnya. Mengecup singkat bibir itu dan kemudian beralih mengecup dahi.
"Tidurlah yang nyenyak. Keadilan akan datang sebentar lagi. Aku menyayangimu. Sampai jumpa minggu depan".
Wanita muda itu merapihkan selimut yang menutupi tubuh terbaring tersebut. Setelah menatap sebentar wajah damai itu. Ia lantas melenggang dan keluar dari ruangan tersebut.
Setelah menutup pintu, wanita itu lantas mendatarkan ekspresinya dan melenggang dengan anggun.
"Buang semua kotak di gudang. Jangan biarkan satupun tersisa". Ucap Lyn pada Didi yang masih setia menunggunya di ujung tangga.
"Baik nona". Didi menunduk patuh.
Setelah puas dengan jawaban dari kepala maidnya, Lyn segera pergi dan meninggalkan pekarangan rumah mewah serba putih itu.
Dengan mengendarai mobil yang baru dibelinya itu, ia melesat menuju suatu tempat yang mungkin akan sangat asing jika didengar oleh Vier.
***
Malam harinya, Vier menonton sebuah berita di televisi. Awalnya berita itu membahas tentang isu politik yang sedang terjadi di negaranya. Lalu, secara tiba-tiba berita itu beralih ke sebuah pembunuhan yang tengah marak terjadi di masyarakat. Dan anehnya, korban pembunuhan itu kebanyakan adalah orang-orang yang memiliki masalah hidup. Entah itu terlilit hutang, anak yatim piatu yang depresi, pecandu narkoba, dan pekerja sex komersial yang terjerat kasus prostitusi online.
Menurut polisi, pelaku pembunuhan adalah orang yang sama. Dan dugaan itu tidak serta-merta dilayangkan secara sembarangan tanpa bukti.
Awalnya, polisi menemukan sebuah catatan bunuh diri yang ditemukan di rumah atau tempat tinggal terakhir korban bunuh diri. Dari catatan itu, polis menyebutkan bahwa frasa dan kalimatnya terlihat sangat mirip dengan catatan Korba lainnya.
Meski korban ditemukan seolah ia memang melakukan bunuh diri, dengan beberapa korban tergantung atau menyayat urat nadi. Namun polisi menemukan sebuah luka kecil seperti bekas tusukan jarum suntik di bagian leher beberapa korban yang menimbulkan asumsi bahwa korban-korban ini bukanlah korban bunuh diri melainkan korban pembunuhan.
Kendati demikian, polisi masih mencari pelaku yang sialnya belum diketahui identitasnya tersebut. Karena minimnya bukti dan jejak yang pelaku tinggalkan, polisi menjadi kewalahan dan harus bekerja ekstra untuk mengungkap kasus pembunuhan tersebut .
Vier menggeleng pelan sambil mematikan televisi. Kepalanya menoleh untuk melihat jam yang tergantung di dinding.
Sudah pukul 11 malam, namun istrinya itu belum juga pulang ke rumah. Mungkinkan ada pasien darurat yang mengharuskan ia kerja lembur di rumah Sakit?.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lyn?? (ON-GOING)
RandomVier tidak menyangka bahwa dia akan menjatuhkan hatinya pada perempuan penuh misteri seperti Lyn. Dengan segudang rahasia yang dimiliki perempuan itu, ia bahkan tidak berharap lebih pada pernikahan hasil perjodohan tersebut. Namun, apa boleh buat. H...