Lyn terkejut saat tiba-tiba dirinya mendapat surat panggilan dari pengadilan. Entah apa yang ia perbuat hingga surat keramat itu kini berada di tangannya.
Awalnya, Lyn tengah merawat bunga-bunga Tulip putih miliknya di belakang rumah. Berhubung hari ini merupakan hari libur, ia yang biasanya sibuk dengan alat medis kini memutuskan untuk menikmati hari kebebasannya dengan merawat bunga khas kesayangannya itu.
Namun, hal itu agaknya harus di tunda terlebih dahulu akibat sebuah surat yang tiba-tiba diberikan oleh seseorang yang kini duduk dihadapannya.
"Maaf karena telah mengganggu waktu libur anda nona. Namun, hal ini tidak bisa saya tunda lebih lama lagi. Pihak pengadilan meminta saya mengantarkan surat panggilan tersebut dan saya ditugaskan untuk membawa nona ke kejaksaan untuk dimintai keterangan atas kasus pembunuhan saudara Johanes victacius". seorang pria berpakaian rapih dihadapan Lyn membuka suaranya.
"Atas dasar apa kejaksaan meminta saya memberikan keterangan?". Lyn mengernyitkan alis lantas meletakan surat ditangannya ke atas meja.
"Untuk hal itu, anda bisa bertanya setelah mengikuti saya ke pengadilan. Mohon kerjasamanya nona". Ucap pria itu sambil berdiri dan membuat postur untuk mempersilahkan Lyn berjalan mengikutinya.
Lyn memicingkan mata lalu berdiri dan berjalan anggun mendahului pria dari kejaksaan itu. Tangannya yang ramping mengisyaratkan seorang maid untuk mengambil barang-barang miliknya di kamar.
Setelah itu, Lyn dipersilahkan masuk kedalam mobil khusus kejaksaan dan tidak diperbolehkan menggunakan kendaraan pribadi miliknya.
Tak begitu lama kemudian, mobil yang ditumpangi Lyn berhenti di sebuah gedung tinggi yang bergaya khas dan beraroma hukum yang kental. Didepan gedung tersebut telah dipenuhi oleh berbagai wartawan dari beberapa media pemberitaan.
"Silahkan ikuti saya nona". Pria yang membawa Lyn tadi mengarahkan wanita itu memasuki gedung.
Dengan pengawalan dari pihak keamanan, Lyn yang dihujani berbagai pertanyaan dari awak media hanya mampu mengangkat sebelah tangannya untuk memberi tanda bahwa ia enggan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.
Di lain sisi, Vier yang mendapatkan laporan mengenai Lyn yang dibawa ke kejaksaan dari kepala maidnya sontak langsung menyusul bersama Bryan. Ia khawatir dan penasaran mengapa istrinya itu dibawa dan dimintai keterangan.
Pria itu bahkan menghubungi temannya yang berprofesi sebagai jaksa dan kebetulan tengah menangani kasus yang melibatkan istrinya tersebut dan meminta penjelasan.
Setelah diberitahu, Vier sedikit bernapas lega meskipun tetap ada rasa khawatir mengenai keadaan Lyn yang dijadikan saksi atas meninggalnya model Johanes Victacius tersebut.
Di dalam kejaksaan.
Lyn duduk diantara tiga orang yang juga berperan sebagai saksi pembunuhan Johan.
Dua orang yang berprofesi sebagai pemilik apartemen dan manajernya itu telah dimintai keterangan dan duduk kembali di kursinya.
Kemudian, seorang pria yang menjadi saksi dan merupakan pihak keamanan apartemen berdiri lalu memberikan keterangan dalam versinya.
Pria itu menyebutkan bahwa dirinya curiga pada korban yang tidak kunjung keluar setelah manajer Johan itu datang berkunjung dan tidak dibukakan pintu meski telah menekan bel begitu lama.
Karena mendapat laporan dari manajer model papan atas itu, ia yang kebetulan sedang bertugas lantas meminta kunci lain untuk membuka apartemen karena khawatir terjadi sesuatu.
Dan ternyata, dugaan petugas keamanan dan manajer model itu benar, setelah mencari di sekitar ruang apartemen, Johan ditemukan telah tidak bernyawa dengan kondisi mengenaskan dimana tangan, kepala, dan kakinya terpisah dari tubuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lyn?? (ON-GOING)
AcakLyn terlibat perjodohan. Kedua orang tuanya khawatir saat melihat putri semata wayang mereka tak kunjung menikah di usianya yang sudah menginjak 28 tahun. Oleh karenanya, Lyn harus menerima dipasangkan dengan seorang pengusaha muda. Namun, siapa san...