***
Mobil Ferari putih baru saja terparkir apik di basement apartemen mewah di daerah Gangnam. Tentu saja penghuni apartemen ini adalah orang-orang yang tak mungkin makan mie instan ditanggal tua.
Pastinya warga yang menempati apartemen ini adalah orang dari kalangan atas. Dimana dari ujung kaki hingga ujung kepala mereka terdapat luxury brand yang harganya sangat fantastis. Begitu juga dengan pemuda bernama Zhong Chenle.
Setelah memarkinkan mobil mewahnya, Chenle bergegas menuju apartemen sang pujaan hati. Barusan ia mendapatkan panggilan dari sang kekasih yang menangis sambil menelponnya.
Pemuda itu tentu sangat khawatir apalagi gadisnya hanya menangis tanpa mengucapkan sepatah katapun saat di telepon.
Sesudah menekan password unit kamar sang terkasih. Chenle segera masuk dan mencari-cari keberadaan gadis yang bernama lengkap Kim Aeri.
Chenle dibuat terperangah oleh keadaan kamar yang super berantakan. Seperti habis diterjang angin topan.
Pakaian yang sebelumnya tertata rapi di walkin closet kekasihnya tersebut kini tercecer di lantai. Apakah apartemen kekasihnya ini baru saja dirampok? Tapi tidak mungkin mengingat sistem keamanan di apartemen ini sudah bertaraf internasional.
Sementara si pemilik kamar duduk lesu di ranjang dengan mata yang cukup sembab. Chenle segera menarik Aeri dalam dekapannya. Mengusap pelan punggung sempit sang kekasih yang kembali menangis setelah ia memeluknya.
"Sayang ada apa? Kamu baik- baik saja? Apa terjadi sesuatu?"
Pertanyaan beruntun dari Chenle kentara sekali menyiratkan rasa khawatir.
Aeri tak menjawab, hanya mengeratkan pelukannya pada tubuh pemuda itu. Kalau sudah begini Chenle tau jika sang kekasih belum ingin menceritakan masalahnya. Jadi ia membiarkan kekasihnya tenang dulu sebelum berbicara.
Setelah beberapa saat hanya diam saling memeluk membuat Chenle merasa haus. Tapi sayang sang kekasih tak mau melepas pelukannya barang sebentar saja.
Karena sudah kepalang haus dan ia tak mau berakhir dehidrasi. Chenlepun menggendong Aeri ala koala menuju dapur. Mencari minuman segar di dalam kulkas gadis yang sedang berada digendongannya itu.
Chenle duduk di kursi meja makan setelah menemukan apa yang ia cari. Otomatis Aeri kini berada dipangkuannya. Masih betah memeluk dan menenggelamkan kepalanya diceruk leher pemuda itu.
Chenle menawarkan minumannya kepada si perempuan terlebih dahalu, namun dibalas dengan gelengan. Ya sudah Chenle meminumnya sendiri.
Saat sedang mengecek handphone yang tadi ia ambil dari saku celananya. Chenle merasakan sesuatu yang basah kini menyapu lehernya.
Tentu saja pelakunya tidak lain dan tidak bukan adalah lidah pacarnya sendiri. Chenle tak protes dengan kelakuan sang kekasih, malah mengelus dengan sayang surai panjang perempuan tersebut.
Fokus Chenle masih memandang handphone dengan sebelah tangannya lagi menggulir timeline di sosial media.
Selanjutnya sapuan basah itu berubah menjadi hisapan dan gigitan yang cukup kuat dan sedikit menyakitkan, membuat Chenle mengaduh tanpa sadar.
"Sayang jangan terlalu keras nanti berdarah"
Perempuan itu mulai menampakkan wajahnya. Menatap Chenle dengan pandangan sendu. Entah kenapa hari ini Aeri begitu melankolis.
"Kamu ga suka?" tanya Aeri dengan mata mulai berkaca-kaca
"Suka, tapi kalau lakuinnya keras-keras leher aku sakit. Pelan-pelan aja lebih enak. Hisap leher aku yang sebelah sini aja ya, yang tadi masih sakit"
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT Dream AU
FanfictionCerita random one shoot/two shoot setiap member NCT Dream dengan Kim Aeri. Anggep aja Kim Aeri itu kamu ehe.. "Halu adalah sketsa sebelum menjadi nyata." ⚠️ Children not allowed ⚠️ Kalau belum cukup umur tidak boleh membaca book ini!!! Note: Setiap...