03

36 17 1
                                    

Happy Reading!

• • •

Saat ini Gerald berada di depan sebuah gedung yang berlantai lima dengan dua orang lainnya, mata hitamnya menelisik sekitar sesekali ia melihat kertas lumayan besar yang bergambar desain bangunan yang akan menjadi proyeknya.

Kliennya kali ini adalah pemilik firma hukum yang lumayan terkenal, pria berumur setengah abad itu ingin memperluas gedung dan merombak bentuk bangunan supaya terlihat menawan dan modern.

"Jadi, saya berencana untuk menambah tiga lantai lagi," sahut tiba-tiba pemilik gedung itu.

Gerald mengangguk dan tersenyum kecil. "Bisa. Sepertinya kita hanya perlu sedikit merombak bagian depannya, dan membangun ulang di bagian lantai lima untuk menambah lantai selanjutnya," terang Gerald menatap bangunan itu sekali lagi.

"Dan sebagai tambahan bagian ini—" tunjuk Gerald ke sisi bagian kiri-kanan. "Lebih baik sedikit diberi tanaman agar terlihat asri dan indah."

Wira Nasution—pemilik firma hukum—menyetujui usulan Gerald, memang firma hukumnya ini tidak memiliki tanaman yang memperindah bagian depannya, sepertinya ia akan mengambil bunga milik istrinya yang kebetulan sangat menggilai berbagai macam bunga.

"Saya akan mengambil bunga milik istri saya lalu menyuruh seseorang untuk menanamnya di sini," gurau Pak Wira, membuat Gerald tergelak.

Bayu—asisten Pak Wira—mencolek lengan berlemak pria itu. "Saya tidak akan memberi tumpangan lagi kepada Bapak jika Ibu Rila mengusir Bapak dari rumah," balasnya dengan nada candaan.

Gerald terkekeh melihat wajah frustasi dari Pak Wira dan tatapan geli dari Bayu. "Mending bermain aman, Pak," sela Gerald.

Pak Wira mengangguk lesu, padahal ia sudah bersemangat untuk mengambil bunga istrinya selepas pulang kerja nanti, rumah mereka sudah seperti taman bunga karena dari halaman depan sampai halaman belakang telah dipenuhi oleh bunga, belum lagi di dalam rumah, bahkan di dalam kamar ada pot bunga lavender. Benar-benar maniak bunga, batin Pak Wira kesal.

Deru bunyi mesin mobil mengalihkan ketiga atensi pria yang berbeda umur itu, mereka masih melihat seseorang yang baru turun dari mobil. Seorang perempuan cantik yang menggunakan gaun berwarna hitam selutut, berlengan sampai siku lalu rambut dikuncir kuda dan menggunakan wedges hitam.

Gerald terpesona dengan mulut sedikit terbuka, ia merasa kalau hari ini adalah hari keberuntungan. Gadis itu adalah si pengacara yang membuat tidurnya tiga hari ini tidak nyenyak, sepertinya Gerald harus meminta pertanggung jawaban dari gadis itu!

"Mupeng, Pak, wajahnya." Bayu menyenggol lengan Gerald dan membuat Gerald menoleh kaget, Bayu hanya terkekeh kecil melihat respon Gerald.

"Selamat pagi, Pak Wira," sapa Lumina dengan ceria. Berbeda dengan hatinya yang sudah berdetak kencang, takut dimarahi atasannya, ia pikir Pak Wira tidak akan datang hari ini.

Pak Wira berdeham keras. "Sekarang sudah siang, Lumina." Lumina bergidik ngeri mendengar suara datar Pak Wira.

"Hehe, maaf Pak, saya baru datang juga menemui klien tadi di luar." ungkap Lumina dengan cengiran lebar.

"Alasan!" sentak Pak Wira tegas.

Lumina cemberut, matanya melebar setelah melihat wajah Gerald, lalu ia mengernyit jijik karena Gerald sempat-sempatnya mengedipkan matanya genit. Buaya, suara batin Lumina.

"Masuk!" Pak Wira menunjuk pintu kaca itu. "Sebentar lagi kita akan mengadakan rapat, dan kamu yang memimpin rapat kali ini."

Lumina menatap horor, apa Pak Wira bercanda? Bagaimana bisa dia memimpin rapat kali ini, ia tidak tahu permasalahan apa yang akan mereka bahas, dan Gladis bisa-bisanya tidak memberitahu kalau hari ini akan mengadakan rapat. Ingatkan Lumina untuk mencubit Gladis nanti!

The Law Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang