05❤️‍🩹

33 6 11
                                    

[Hey, Davin!]

.

.

.

.

.

Author POV

Calva yang sedang berdandan cantik itu berjingkat kaget saat pintu kamarnya dibuka brutal oleh Evira.

"Monyet! Buka pintunya yang santai apa!" Ketus Calva yang netranya masih terfokus oleh baju-baju yang akan ia pakai.

"Ya maaf sis," gumam Evira lantas berguling-guling di kasur yang sudah Calva bereskan, dan yang punya kasur hanya misuh-misuh kesal karena kasurnya kembali berantakan.

"Kok, belum pulang?" Tanya Calva, dan Evira hanya menggeleng, "Davin sama Anka juga belum pulang. Masih main PS bareng Sen,"

"Sen udah dateng? Kapan?"

"Baru banget sih, sambil ngebawa sepupunya yang bocil." Jelas Evira, "eh iya by the way, lo tumben banget lagi cantik-cantiknya. Mau ngapain deh?" Tanya Evira, yang ditanya hanya tersenyum misterius.

"Ada deh,"

"Ih gak asik lo! Mainnya rahasia-rahasiaan!" Seru Evira sambil mengubah posisi tidurnya menjadi duduk tegak, lalu menggoyangkan lengan Calva.

"Hehe, iya deh. Gue tadi diajak Lex jalan-jalan terus gue ngeiyain. Udah kan?" Jelas Calva kepada Evira, dan seketika raut wajah Evira berubah menjadi datar.

"Lo gak mungkin deketin Lex gara-gara kejadian tadi malem kan?" Tanya Evira tepat sasaran, Calva pun kaget darimana temannya itu tahu.

"Tadi malem pas lo udah ngebo kayak orang mati, sebenernya gue, Anka, sama Davin belum tidur. Dan si Davin nyeritain kejadian lo sama si Shafa tadi malem," jelas Evira seakan tahu isi pikiran Calva, dan Calva hanya menghela nafas.

"Lo gak mungkin nerima Lex karena capek ngejomblo kan?" Tanya Evira ulang, yang ditanya hanya menggeleng ragu.

"Udahlah, kalo lo gak cinta ngapain lo paksain? Cuma biar dianggep berstatus? Terus kalau berstatus emangnya Shafa bakalan ujuk ujuk jadi baik sama lo?" Ucap Evira lantas membawa-bawa nama Shafa. Calva sendiri menyetujui perkataannya Evira, namun ia tak mau membuat temannya itu ikutan pusing lagi tuk memikirkan dirinya yang selalu kena masalah ini.

"Gak kok, siapa bilang? Orang gue memang mau nyari cowok, bukan gara-gara Shafa ataupun Gisel," jelas Calva sedikit berbohong lantas menyebut nama mantannya Anka, Gisel.

Evira tertawa, "yaelah masih keinget Gisel aja,"

"Kan gue yang ngalamin, ya gue yang inget lah,"

"Dahlah, terserah lo. Tapi gue ingetin ya, jangan mainin si Lex," ucap Evira seakan memberi wejangan nasihat, Calva hanya tertawa canggung. "Iya lah! Pasti itu mah!"

Tak lama setelah itu, ada yang kembali membuka pintu kamar Calva dengan rusuh juga, "Calva!"

"Lo pada bisa gak sih, megang pintu itu tuh yang anggun dikit!" Teriak Calva tanpa menyahut panggilan Anka tadi.

"Yaelah tinggal beli pintu lagi apa susahnya sih," cibir Anka sebelum kembali berbicara, "itu Cal. Ada Bang Lex dibawah,"

"Bejir, cepet amat datengnya,"

"Apa sih yang gak buat ayangnya," goda Evira yang membuat Calva merotasikan bola matanya, "ape sih,"

"Turun gece," ucap Anka.

Hey, Davin!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang