02❤️‍🩹

41 8 13
                                    

[Hey, Davin!]

.

.

.

.

.

By ©Kreepysoul


"Yes, bel istirahat guys,"

"Akhirnya selesai," gumam Sen sambil meregangkan otot-otot yang kaku, rasa pegal menjulur ditubuhnya karena selama satu setengah jam berdiri dengan sikap tubuh yang sama.

Tak lama ada Evira dan Anka menghampiri ketiga insan yang baru selesai menjalani hukuman di tengah lapangan.

"Cie yang dihukum, enak gak?" Calva hanya menoyor dahi Anka pelan.

"Anjim lo Ka,"

"Sen, ke kantin gak sama kita?" Tawar Evira kepada manusia pendiam didepannya, dan Sen hanya menggelengkan kepala.

"Gak, lagi mau sendiri aja gue," selesai mengatakan demikian, Sen berjalan keluar dari area lapangan.

"Dah yok, ngantin," ajak Evira lantas menggandeng lengan Calva.

"Gue gak ikut, gue lagi mau sama Shafa aja," ucap Davin.

"Sok atuh quality time sama ayang. Kasian juga kan selama ini pacarnya suka dianggurin," celetuk Anka tanpa dosa, yang di nyinyirin juga hanya tertawa.

"Gue gak sejahat itu ya gila, dah lah. Bye," dan akhirnya Davin melenggang pergi ke kelas XI MIPA 1, kelasnya Shafa.

"Jiakh si Bucin," cibir Calva lantas melangkahkan tungkai kakinya mengarah ke kantin.

"Jealous, neng?" Tanya Evira, yang diajak bicara hanya menggeleng dan terkekeh.

"Kocak lo, mendingan cemburuin Hega yang bentar lagi jadian sama Syasira,"

"Mang eak?" Ucapan Evira dengan nada yang terkesan main-main bikin Calva mendecih kesal.

"Au ah. Kalian semua udah punya ayang, masa mau ninggalin gue yang jomblo sih??" Gerutu Calva sambil menendang-nendang lantai disela-sela jalannya.

"Tenang kok Cal, ente bakal tetap menjadi prioritas abang Davin number one, Shafa aja pasti kalah! Aseeek srepett," sahut Anka dengan suara yang lumayan besar sambil pargoy. Gak jelas memang, bahkan kini beberapa murid yang disekitar mereka sudah menatap dengan tatapan yang macam-macam.

"Bukan temen gue!" Ucap Calva dengan lantang lalu berlari kearah kantin.

"ADINDA! JANGAN TINGGALKAN KAKANDA!" Seru Anka dengan dramatis, lalu berlari seperti memparodikan drama india.

Biarkan saja orang-orang yang tidak jelas itu.

•°✶

"Wan, Wan, Wan, pssst! Awan," bisik Calva dengan murid laki-laki didepannya. Jadi kini Calva sedang mengantri berbaris untuk memesan seblak di Bu Munah, ibu kantin kesayangan.

Laki-laki yang dipanggil Awan hanya menyahut tanpa menoleh kearahnya sama sekali, "kenapa, Cal?" Tanyanya dengan bingung.

Bukannya apa-apa, tapi Awan merasa heran. Padahal beda kelas, bukan teman dekat juga, tiba-tiba datang udah sokab. Pasti ada maunya.

"Gue buru-buru nih, gue boleh duluan gak?"

Murid yang ototnya sangat kelihatan walaupun tertutup oleh seragam putih abu itu mengernyit kesal, "maksud lo, pengen nyelak gitu?" Tanya Awan lantas langsung menoleh kearah Calva.

Hey, Davin!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang