Pangeran Iblis - C 140

22 3 0
                                    

Ellen sepertinya agak percaya dengan apa yang kukatakan padanya tentang hal-hal organisasi kriminal, tapi saat aku mulai berbicara tentang iblis dan menjadi pencipta dunia, dia merasa aku mengolok-oloknya.

Saat dia menjadi agak marah dan mengira aku bercanda dengannya, Ellen kembali memperlakukanku seperti biasa.

Ellen tidak pergi berlatih dengan Loyar setiap hari. Kadang-kadang, dia datang ke ruang latihan dan bertanding dengan saya.

Tentu saja, karena saya banyak berlatih dengan Cliffman hari itu, banyak hal telah berubah sedikit.

“Hei, kalian berdua harus mencoba sparring.”

?

“Dengan saya?”

Ellen dan Cliffman biasanya mengabaikan satu sama lain di ruang pelatihan, tetapi karena hubungan saya agak lebih baik dengan Cliffman, saya mencoba menjadi perantara sehingga mereka dapat berbicara satu sama lain.

Sikap Ellen percaya diri, sedangkan Cliffman tampak agak gugup.

Dia telah memberiku kesan itu sejak aku bertanding dengannya. Dia tidak terlalu banyak berbicara dengan siapa pun, dan dia agak canggung, bahkan ketika berhadapan denganku.

Namun, lawannya adalah Ellen.

Dia adalah Ellen Artorius, yang lebih dari pantas mendapatkan gelar gadis tercantik di wilayah itu.

Tentu saja, seseorang yang tidak baik dengan orang lain tidak akan lebih baik dengan lawan jenis. Cliffman bahkan tidak bisa menatap matanya dengan benar saat mereka saling berhadapan.

Bisakah seseorang yang bertingkah sangat canggung bertarung dengan Ellen?

Bukankah dia akan merasa sangat mual hingga dia mungkin muntah?

‘Mungkin aku seharusnya tidak mengusulkan ini …’

Mereka bahkan belum mulai, tapi Cliffman tampak sangat gugup sehingga aku bisa melihat matanya berkaca-kaca.

“Saya datang.”

-Melompat!

Ellen melompat ke depan.

-Bam!

“Uuurk!”

Cliffman dipukuli bahkan sebelum dia bisa bereaksi terhadap pedang latihan yang jatuh di kepalanya.

-Celepuk

Ellen menatap Cliffman dengan wajah tanpa ekspresi seperti biasanya.

Tidak, dia tidak tanpa ekspresi, sebenarnya.

Dia terlihat sangat bingung.

Ah, itu mengingatkanku pada pertama kali aku berdebat dengan Ellen.

Saya tidak kalah karena saya gugup saat itu; Saya baru saja kalah karena saya sama sekali tidak berpengalaman. Ellen menatap kosong ke arah Cliffman, yang dia kalahkan dalam satu pukulan.

“Apa yang harus saya lakukan?”

Ellen melihat ke arahku dan bergumam. Jelas sekali bahwa dia benar-benar bingung.

The Demon Prince goes to the Academy(Part1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang