Saat ini karin sedang manggung di salah satu kafe ternama di kota. Ia merupakan gitaris sekaligus vokalis di grup band-nya, grup band yang terdiri dari teman satu universitasnya.
Tak hanya suaranya yang merdu, karin diberkahi wajah cantik dan tubuh yang indah. Kecantikannya ini banyak memikat banyak lelaki, termasuk para pengunjung kafe. Bisa dilihat setiap karin dan band nya tampil pengunjung kafe akan dipadati pengunjung. Sesuatu keberkahan bagi karin, yang mana ia sendiri tinggal di kota ini sendirian karena orangtuanya berada dikampung. Karin memutuskan mengambil job manggung karena ingin meringankan orangtuanya, dengan manggung karin mampu membiayai hidupnya sedikit-sedikit. Orangtuanya tetap memberi karin uang bulanan untuk kuliah, namun setiap semester pengeluaran semakin banyak memutuskan karin mencari sambilan.
Karin tampil dengan baik dan mampu menghibur para penonton yang datang. Salah satunya adalah renal, pemilik kafe terkenal di kota itu. Selama manggung karin selalu di perhatikan oleh renal. Hingga saat beres manggung karin di ajak berkenalan oleh renal, mereka berkenalan pada saat itu. Renal membicarakan project untuk manggung di kafe kepunyaannya yang batu diluar kota. Karin dengan senang hati mendapatkan project manggung di kafe miliknya.
Tibalah hari dimana karin dan band nya manggung di kafe milik renal itu. Karin seperti biasa tampil dengan baik dan apik. Setelah itu, karin ditawari renal untuk di ajak pulang bareng, karin sempat menolak namun renal terus memintanya untuk di antar pulang, Teman-temannya juga mengisyaratkan agar karin mengiyakan ajakan renal. Akhirnya karin diantar renal pulang, saat diperjalanan karin tak enak tenggorokan hingga batuk-batuk, Renal memberikan minuman kepada karin yang sedang batuk-batuk itu. Tanpa sepengetahuan karin, minuman tersebut telah diberi obat tidur oleh renal. Renal membawa karin menuju kediamannya, disana renal menjalankan aksi bejatnya, ia memperkosa karin yang sedang dalam pengaruh obat.
Saat tiba pagi hari, karin merasa pusing dikepalanya, "dimana ini? kenapa aku bisa seperti ini?" Karin bertanya-tanya kenapa dirinya bisa dalam kondisi berantakan. Hingga renal masuk kedalam kamar, karin melotot kaget.
"Renal... Kau apakan aku semalam!"
"Tenang... Hanya sedikit bermain-main saja"
"Dasar bajingan! Awas kau akan ku laporkan semua ini!"
Renal menghampiri karin lalu menamparnya.
"Berani kau melaporkanku, jangan salahkan orangtua mu kenapa-kenapa! "
"Jangan! Kau.. Dasar brengsek!"
"Sekarang kau boleh pergi, tapi awas sampai kau melaporkanku kau akan lihat konsekuensi!" Sambil memberikan rekaman perbuatannya semalam.
"Dasar brengsek! Jangan kau ganggu hidupku lagi!"
Karin pergi pulang ke kosannya. Di dalam kosan ia menangis menyesali apa yang terjadi.
Kawan-kawan karin risau karena seharian karin tidak ada kabar akhirnya mereka mengunjungi kosan karin. Karin menangis sambil menceritakan kejadiannya, kawan-kawan menyesal dan meminta maaf karena membiarkan karin pulang dengan bajingan itu.
"Apa yang harus aku lakukan? Apa harus aku melaporkan ini ke polisi?"
"Karin apa kamu tidak tau siapa renal? Ia adalah anak seorang pejabat disini, kita akan kesulitan melawannya"
"Ya betul rin.. "
"Lalu aku harus bagaimana?"
"Sebaiknya cerita ini cukup kita semua yang tau"
Karin ditenangkan oleh kawan-kawannya.
Hingga tiba saat karin merasa badannya tak enak dan mual-mual. Karin memberanikan diri untuk mengecek dirinya, tespek menunjukkan garis dua. Karin terkejut bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?. Karin menelepon kawan-kawannya, karin menceritakan tentang kondisinya kini. Kawan-kawannya bingung harus menolong karin bagaimana, hingga terpikirlah ide skenario bahwa karin telah diperkosa oleh orang tak dikenal, ide itu nampaknya cukup meyakinkan. Mereka mencoba ide itu, dan ternyata ide itu berhasil, kepolisian dan universitas percaya oleh laporan yang meraka buat. Karin terselamatkan berkat ide dari kawan-kawannya, namun ntah sampai kapan skenario ini bisa bertahan, ada rasa khawatir skenario ini terbongkar.
