"How Does It Feel?" - Part 1

547 18 55
                                    

Orang yang kaya gila-gilaan itu biasanya punya pola pikir yang gila juga.

Naomi tak pernah mengerti kenapa orang dari kalangan atas suka barang-barang bermerk yang ketika Naomi coba sentuh baju tersebut terbuat bahan kualitas yang rendah sekali, namun punya harga yang mampu mencapai langit.

Ketika Naomi kuliah, tanpa direncanakan ia berteman dengan salah satu orang dari keluarga crazy rich. Darinya Naomi dengar, "Sejak jaman dahulu, busana adalah kode identitas. Satu suku dan suku lain memiliki ciri khas yang berbeda untuk bisa membedakan yang mana kawan dan yang mana lawan. Kalau ia berbusana yang sama denganmu, itu adalah isyarat 'Aku sama denganmu, jadi jangan tembak'."

Cathrine, temannya yang crazy rich itu mengatakan mereka para kalangan atas bukannya tidak tahu barang yang mereka beli tidak sesuai dengan harganya. Tapi ketika melihat barang yang mereka pakai, tidak peduli bagaimana kualitasnya, orang-orang akan langsung tahu "Oh, hanya kalangan itu yang mampu untuk membeli barang itu".

Cathrine sering menemukan barang yang jauh lebih murah dari barangnya memiliki kualitas lebih baik. Tapi ia tak bisa membeli barang itu sekalipun ia suka. Karena barang itu memiliki kode bahasa "Ini untuk kalangan menengah. Yang mampu membeli ini bukan orang-orang tertentu saja.". Dan kalau Cathrine memaksa untuk mengenakan barang itu, ayahnya akan marah karena ia membuat keluarga mereka memiliki taraf yang bisa dijangkau oleh siapa saja.

Itu ibarat "Yap. Aku tahu yang kupakai ini hanyalah rongsokan. Tapi harga rongsokan ini ratusan juta. Dan yang mampu membeli rongsokan ini hanya orang yang dengan ekonomi sama dengan kami. Yang ingin kami sampaikan bukanlah 'Hey, lihat. Bajuku baguskan?', melainkan 'Lihat. Ini mahal. Kalau kau tidak mampu membeli ini, jangan ajak aku bicara. Aku akan langsung tahu kau hanya ingin hartaku."

Naomi mengerti penjelasan itu. Tapi baginya tetap saja itu konyol. Ia tidak mengeri kenapa Oreo yang bertuliskan merk-merk terkenal harganya harus sangat mahal sekalipun komposisinya sama. Ia tidak mengerti apa manfaat membeli tisu toilet yang bercampur dengan emas. Hey! Itu hanya untuk melap pantat! Dan pantatmu akan memar menggesekkan emas ke sana!

Hampir 3 tahun berteman, Naomi tetap tak bisa memahami kenapa Cathrine tak boleh memakai baju yang sama 2 kali, sekalipun ia suka baju itu dan ingin menyimpannya. Dan yang paling mengagetkan dari Cathrine adalah ketika temannya itu meminta....

"Naomi! Cariin gigolo buat gue sekarang juga!"

Naomi menggosok-gosok gelisah telapak tangannya. Ia tak tahu yang mereka lakukan ini benar atau tidak. Rasanya canggung sekali saat ini ia menunggui gigolo pesanan Cathrine datang. Ia ingin angkat kaki saja. Tapi Cathrine yang tempo hari menangis sesenggukan membuatnya tidak tega untuk menolak permintaan temannya.

Kala itu Naomi hanya melongo. "Excuse me?" sahutnya atas ucapan absurd temannya.

"Dia mau minta berapa pun, gue bayar! 1 milyar! 2 milyar! Cepetan!"

Naomi tetap mematung. Pria yang suka pada Cathrine di kampus mereka sangat banyak. Tidak perlu disogok dengan uang pun banyak lelaki yang bersedia menghabiskan malam bersamanya.

"Lu kenapa, Rin?" tanya Naomi keheranan waktu itu.

Cathrine tak langsung menjawabnya. Namun mata gadis itu tampak berkaca-kaca. Sesaat kemudian tangisnya pecah.

"Bokap gue mau jodohin gue. Ntar lulus bakal langsung nikah," isaknya tersedu-sedu.

"Sama om-om?" tebak Naomi melihat betapa temannya tak terima itu.

"Bukan sih," rengutnya. Ia tunjukkan layar smartphone-nya.

"Ini mah ganteng banget, Rin!" komentar Naomi terkagum-kagum.

SIN [ONESHOT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang