Setelah check out dari Hotel Shangrilla, Lara mengajakku makan siang di sebuah restauran di daerah Raya Kupang. Sebuah restauran yang menjual Bebek Peking panggang. Restauran yang terletak dipinggir Jalan Raya Kupang ini sangat ramai. Kami tiba di disana sekitar jam 12:30, banyak orang yang sedang makan siang. Untungnya kami mendapat sebuah meja yang terletak dipinggir sebuah jendela besar menghadap sebuah taman kecil yang rapi dan apik.
Kami duduk berdampingan, tangan kami bergandengan. Tubuhnya bersandar kebadanku, genggamannya sangat erat. "Aku tidak mau pulang.......!" katanya setengah bergumam.
"Terus kamu mau kemana kalau tidak pulang?" tanyaku sambil memainkan jari-jari tangannya yang menggenggam tanganku.
"Aku ingin sama kamu.......!"
"Lah ini kamu sama siapa sekarang?"
"Sama kamu.....!"
"Hahahahaha........" tangannya aku lepas. Gantian pahanya yang aku pegang. Aku elus-elus sambil sedikit meremasnya dengan sedikit gemas. "Yank......aku mau memangkas rambutmu yang disini" kataku sambil meraba memeknya.
"Jangan omong begitu disini, malu terdengar orang" katanya kaget saat merasakan jariku memegang memeknya dari luar celana
"Sudah siap order Ce.....?" seorang waiter datang menanyakan order kami.
"Kami belum mendapat buku menu, bagaimana kami bisa tahu mau order apa?" tanya Lara
"Oooh maaf Ce.....tunggu sebentar ya?" waiter tadi berlalu mengambilkan kami 2 buku menu. Buku menunya sangat mewah dengan gambar ilustrasi makanan yang sangat menarik dan sedetail mungkin.
"Ayam Obat satu" kata Lara
"Ukuran apa?"
"Untuk dua orang apa ya?"
"Medium.......!"
"Okay, bebek panggangnya seperempat saja. Nasi Hainan ayam dua, Kamu mau makan apa yank?"
"Aku mau coba ini boleh?"
"Springroll satu.....?" kata sayut Lara
"Minumnya apa....?"
"Aku mau lychee ini?" kata Lara menunjukkan sebuah gambar.
"Aku mau green sand saja"
"Itu saja?" waiter mengulangi pesanan kami lalu pergi sambil membawa kembali buku menu.
"Ada seratus meja disini?" tanyaku kepada Lara.
"Mungkin ada, restauran ini sering dijadikan tempat pesta perkawinan. Ini hanya sebagian ruangan, dibalik partisi itu ada ruangan lain yang luas juga. Lantai dua juga digunakan untuk pesta tetapi ukurannya lebih kecil." tangannya menunjuk ke atas. Ada sebuah jendela kaca yang bergorden putih menutupi ruangan itu. "Yank....sebaiknya aku minum pil KB atau kamu pakai kondom? Aku kepikiran kalau setiap kali kita begituan terus, kamu tidak hati-hati. Terus terang aku takut hamil"
"Menurutmu mana yang aman? Aku tidak tahu banyak dan tidak pengalaman dalam hal ini. Aku pakai kondom saja ta?" tanyaku ingin tahu.
"Ngga enak kalau kamu pakai kondom.......aku sudah kepingin lagi kalau bicara begituan"
"Mau ke rumahku?" kataku menawarkan.
"Oma belum pulang kah?"
"Mereka menginap di rumah Om Toar"
"Semua....?"
"Iya Sofi akan tinggal sama Om Toar, dia yang akan menemani dan mengurusnya"
"Oh.....mengurus bagaimana?"
YOU ARE READING
Sophia
Short StoryIni adalah cerita pengalaman pertama, pengalaman yang membuat banyak orang tak mudah lupa. Saat riak-riak birahi menyapu hati muda, mengenalkan deburan-deburan indah yang membuat hanyut bila tidak waspada. Kerelaan menyerahkan status keperawanan da...