Zaman Edo, 1830
Akira menatap papan berbentuk lingkaran dengan tajam. Sebuah busur panah berada digenggamannya. Tidak lama sebuah anak panah melesat mengenai tanda hitam yang berada ditengah-tengah papan lingkaran itu. Senyum kecil menghiasi wajahnya menandakan dirinya begitu puas dengan apa yang telah dilakukannya. Gadis itu begitu menyukai memanah. Walaupun, saat ini begitu jarang wanita yang ingin menguasai seni bela diri bahkan mungkin tidak ada yang tertarik dengan itu. Kebanyakan wanita saat ini, memilih untuk dirumah dan membantu mengurus rumah keluarga mereka. Ada juga yang lebih memilih menikah diusia yang terbilang sangat muda.
Hembusan angin musim gugur menerpa wajahnya membuat beberapa helaian rambut hitam panjang Akira terangkat. Udara di kota Edo mulai terasa dingin walaupun belum mengharuskan menggunakan pakaian yang tebal. Hari pun sudah menunjukkan sore hari. Akira menghentikan kegiatan bermain panahannya, dia kemudian mengemasi beberapa anak panah dan juga busur miliknya dan menaruhnya dalam ruangan penyimpanan.
Tempatnya latihan itu tidak begitu jauh dari kediamannya. Bahkan masih dalam wilayah kediamannya. Ayah Akira, Naoya Senju merupakan salah satu orang yang terpandang. Dirinya merupakan mantan samurai dan juga seorang pelatih kyudo terkenal di Kota. Dan sang ayahlah orang yang mengajari Akira bagaimana bermain kyudo.
“Akira-sama, selamat datang” seorang wanita berusia sekitar 50 tahunan membungkuk pada Akira saat memasuki kediamannya. Sebuah rumah kayu yang begitu kokoh dan cukup luas. Disekitar rumah itu begitu banyak tanaman yang sengaja ditanam disana untuk menambah keindahan rumah itu. Akira tersenyum pada wanita itu sebagai balasan.
Gadis itu kemudian melepaskan sendal miliknya dan mengantinya dengan kaos kaki berwarna putih yang biasanya digunakannya saat berada di dalam rumah. Setelahnya dia melangkahkan kakinya menuju ruangan keluarga dimana semua keluarganya berkumpul.
“ah, tolong bawakan aku segelas teh di ruang keluarga” Akira berhenti dan menghadap pada wanita pelayan tadi dan mengatakan hal itu.
“baik, Akira-sama”balas wanita pelayan itu sambil membungkukkan badannya
Akira melanjutkan langkahnya kembali menuju ruang keluarga. Dia berjalan dengan pelan mengingat dirinya menggunakan yukata yang membuat langkahnya sedikit terbatas. Akira lebih memilih menggunakan yukata saat bermain panah daripada harus menggunakan pakaian yang biasa digunakan murid-murid ayahnya. Lebih mudah menurutnya karena dirinya tidak harus bersusah payah mengganti pakaian lagi.
Akira mengeser pintu shoji. Pintu yang berbingkai kayu dan ditutupi dengan kertas washi berwarna coklat tua dengan motif bunga. Dia membungkuk saat sebelum dirinya melangkah masuk kedalam ruangan itu.
“Akira sudah datang rupanya” seorang wanita dewasa menyambut gadis itu dengan senang.
“Ibu, sepertinya sedang merasa senang sekarang. Apakah ada berita gembira hari ini?” tanya Akira pada wanita itu. Ibunya. Yuri Yamaguchi yang kini berganti nama menjadi Yuri Senju.
Akira bisa menebak apa yang terjadi. Sepertinya sebuah lamaran datang lagi untuk dirinya. Setiap ada lamaran seperti ini, ibunya pasti memiliki suasana hati yanf baik. Yuri sendiri begitu menginginkan anak perempuan satu-satunya itu untuk segera menikah. Beberapa orang percaya bahwa menikahkan anak perempuan mereka dengan laki-laki yang berasal dari keluarga terpandang merupakan sebuah kesuksesan. Dan sepertinya lamaran kali ini berasal dari keluarga terpandang.
“tentu saja merupakan berita gembira. Perwakilan keluarga Hasegawa datang dan mengajukan lamaran padamu” ungkap Yuri dengan begitu semangat. Sedangkan Akira hanya diam tidak bereaksi.
Seperti dugaan Akira lamaran kali ini datang dari orang yang terpandang. Keluarga Hasegawa sama seperti keluarganya. Salah satu keluarga yang dihormati di kota ini. Merekapun termasuk dalam keluarga yang kaya raya dikarenakan rata-rata anggota keluarga Hasegawa merupakan seorang pembisnis. Bahkan kediaman keluarga itupun tidak jauh dari kediaman Senju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under The Cherry Tree
RomanceAkira Senju yang sering kali merasa dirinya tidak pantas untuk menikah. Begitu banyak lamaran yang datang padanya selalu berakhir sepihak. Hingga putra kedua dari keluarga Hasegawa, Ryukuji Hasegawa datang melamar dirinya membuat Akira jatuh cinta p...