Chapter 3

2 0 0
                                    

Setelah pertemuan mereka untuk pertama kali, Akira tidak pernah lagi mendengar kabar tentang Ryukuji. Sudah lebih dari satu minggu sejak pertemuan itu. Akira sedikit pesimis jika Ryukuji juga menyukai dirinya. Dia sangat cemas jika lamaran itu dibatalkan kembali. Padahal dia telah melakukan semua yang ibunya arahkan. Tidak melakukan hal-hal yang buruk juga.

“apakah dia tidak suka saat aku tidak menatapnya saat berbicara?” ucap Akira. Tapi dia mengingat bagaimana sikap Ryukuji. Lelaki itu biasa saja. Bahkan tidak terlalu memperdulikan hal itu.

Yuri pun tidak kalah cemasnya. Dia cemas jika lamaran itu dibatalkan kembali. Terutama keluarga itu merupakan keluarga Hasegawa yang sangat disegani. Dia bahkan sudah memamerkan jika Akira akan menikah dengan Ryukuji dihadapan semua orang di pesta keluarga Watanabe kemarin. Padahal Akira dan Rykuji baru pertama kali bertemu dan diapun belum mengetahui bagaimana Akira di mata Ryukuji.

Naoya hanya menggeleng kepalanya menyaksikan istrinya itu berlalu lalang di hadapannya. Membuat kepalanya menjadi pusing. Hari ini merupakan hari ketiga istrinya itu terlihat uring-uringan. Beberapa kali dia menanyakan soal putra keluarga Hasegawa. Dia hanya mengatakan tidak tahu sebagai balasan. Dia benar-benar tidak tahu bagaimana keputusan keluarga itu. Tuan Hasegawa sendiri hanya memintanya untuk menunggu saja.

“Sayang, bagaimana kalau kita mengirim hadiah pada keluarga Hasegawa?” Ucap Yuri sambil menatap suaminya itu dengan mata berbinar. “aku benar-benar cemas sekarang. Setidaknya mereka tidak lupa dengan kita bukan”lanjutnya lagi.

“tidak usah. Kalau mereka menginginkan Akira pasti mereka sendiri yang akan kesini. Sudahlah, tidak perlu cemas seperti itu” balas Naoya sekenanya.

Mendengar hal itu Yuri langsung menatap suaminya dengan marah. Setidaknya mereka memiliki usaha untuk membuat keluarga itu menjadi terkesan. Apalagi dia telah memberikan harapan pada Akira. Dan juga bagaimana dengan dirinya yang akan malu menghadapi orang-orang nantinya.

Pandangan Yuri beralih pada halaman rumah. Disana sudah ada Akira yang duduk sendirian dikursi kayu yang ditempatinya bersama Ryukuji saat itu. Gadis itu sesekali melihat kearah gerbang utama. Seperti mengharapkan seseorang datang ke rumahnya. Namun, yang didapatinya hanya gerbang yang tertutup rapat saja.

"coba lihat Akira. Dia pasti sangat sedih” Ucap Yuri dengan nada sedih. Naoya mengikuti arah pandang istirnya. Dia mendapati ekspresi Akira yang seperti orang yang tengah bersedih. Sebenarnya diapun tidak tega melihat itu. Tapi dia tidak bisa melakukan apapun. Melaksanakan usul istrinya justru membuat anak mereka tampak murahan.

“Oh Akira sayang” Ucap Yuri lagi. Wanita sengaja membuat suaranya menjadi sedih. Dengan harapan suaminya itu akan melakukan sesuatu untuk Akira. Namun, hal yang berbalik justru didapatinya. Suaminya justru sedang asyik menyesap segelas teh seperti tidak peduli.

Yuri kesal setengah mati. Kemudian wanita itu memukul tenguk suaminya yang menyebabkan lelaki itu terbatuk cukup keras karena tersedak dan kaget. Bukannya membantu, Yuri justru berjalan keluar dari ruangan itu mengacuhkan suaminya.

Hari ini angin sedikit lebih kencang daripada kemarin. Hawa dingin kembali menyelimuti kota. Akira memperbaiki haori miliknya untuk menjaga dirinya tetap hangat. Duduk ditempat yang sama saat pertemuannnya dengan Ryukuji membuatnya kembali pada hari itu. Dia begitu merindukan sosok Ryukuji yang telah meninggalkan kesan pada hatinya.

“semoga aku bisa bertemu lagi denganmu, Hasegawa-san” Ucap Akira dengan pelan. Gadis itu sesekali melihat kearah gerbang utama mengharapkan Ryukuji dengan tiba-tiba muncul disana. Namun, hanya ada gerbang utama yang tertutup rapat saja.

Akira menunduk kemudian menggosokkan telapak tangannya. Cemas? Tentu saja. Ini pertama kalinya bagi Akira merasakan rasa suka pada seorang lelaki. dia takut perasaannya juga tidak terbalaskan.

Under The Cherry TreeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang