Under The Cherry Tree

Chapter 5

Akira menarik busur itu dengan kuat. Sebuah anak panah telah siap untuk dilepaskan. Gadis itu kemudian melepas pegangannya pada busur itu. Anak panah melesat menuju papan bulat dengan warna hitam tepat ditengah-tengah. Beberapa minggu tidak bermain kyudo  tidak membuat kemampuan gadis itu menurun. Akira tersenyum puas melihat anak panah itu tepat pada sasaran yang diinginkannya.

Hari ini dia diizinkan oleh ibunya untuk bermain kyudo lagi. Dan tentu saja dia begitu senang dan bersemangat hari ini. Semilir angin menerpa rambut Akira saat dia menebakkan anak panah kedua membuat rambut gadis itu terangkat. Membuatnya tampak begitu menabjukkan.

Akira telah memberitahu Ryukuji soal kegemarannya ini. Awalnya dia ragu untuk memberitahu Pria itu karena takut Ryukuji tidak suka akan hal itu. Tapi justru reaksi Ryukuji terlihat kagum mendengarnya.

“wah, jarang-jarang ada seorang gadis menyukai permainan itu. Aku saja tidak bisa menguasainya” Ucap Ryukuji sambil menatap Akira dengan pandangan kagum.

“eh? Kukira kau tidak akan suka jika aku memberitahumu hal ini” ujar Akira.

“kenapa? Kenapa harus tidak suka? Aku tidak akan melarangmu. Jika hal itu membuatmu senang lakukan saja” balas Ryukuji sambil mengacak rambut Akira.

Akira tiba-tiba merindukan pemuda itu. Beberapa hari terakhir Ryukuji memberitahunya jika dirinya sangat sibuk dan akan pergi keluar kota selama satu minggu hingga dua minggu. Dan meminta maaf karena tidak bisa menemani Akira. Tapi, pemuda itu berjanji kan mengirimkan kabar pada Akira. Akira hanya bisa memendam rasa rindunya saat ini hingga Ryukuji pulang lagi.

Tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan, gadis itu kembali menarik busur untuk kembali bermain kyudo. Setidaknya permainan itu membuatnya merasa senang walaupun sedikit.

“aku tidak menyangka ada gadis yang bisa bermain kyudo” suara tepuk tangan membuat Akira menurunkan tangannya. Suara tepukan tangan itu berasal dari seorang pemuda yang tidak dikenalnya.

Pemuda itu menggunakan baju berwarna putih dengan hakama berwarna hitam dan sebuah busur panah yang ada digenggamannya. Akira menatap pemuda itu dengan aneh lalu menundukkan kepalanya. Tidak seharusnya ada orang lain yang melihatnya bermain kyudo itu merupakan peraturan dari ibunya.

“permainanmu bahkan lebih baik dariku” ucap pemuda itu lagi. Mata elangnya menatap Akira dengan seksama.

Akira menyimpan busur miliknya kedalam gudang penyimpanan. Dia sudah tidak memliki selera lagi untuk bermain. Apalagi pemuda terus menatap dirinya membuatnya sedikit tidak nyaman. Akira berjalan menuju pintu keluar namun, tangan pemuda itu menahannya.

“kau tidak mengenalku?” tanya pemuda itu lagi. Akira menatapnya sejenak lalu menggeleng sebagai jawaban.

“bagaimana mungkin kau tidak mengenalku. Seluruh orang di kota ini mengenal diriku” ujar pemuda itu. Akira hendak pergi dari tempat itu tapi lagi-lagi pria itu menahannya. “tapi tidak apa-apa. Aku akan memperkenalkan diriku. Aku Kazuma Ito. Anak bungsu keluarga Ito” lanjutnya.

Dengan cepat Akira menarik tangannya dari Kazuma. Gadis dengan secepat kilat lari dari tempat itu menuju rumahnya. Sudut bibir Kazuma sedikit terangkat melihat gadis itu lari begitu saja meninggalkan dirinya.

Keluarga Ito merupakan keluarga paling berpengaruh di Kota ini. Mereka sangat kaya bahkan orang-orang menganggap kekayaan mereka bisa membeli seluruh tanah yang ada di kota ini. Orang-orang begitu segan untuk berurusan dengan keluarga Ito. Apalagi kepala keluarga Ito merupakan seoramg daimyo di Kyoto. Itu saja yang diketahui Akira tentang keluarga itu.

Naoya yang berada di halaman rumah melihat Akira dengan heran dan bertanya-tanya kenapa putrinya itu berjalan dengan cepat. Biasanya gadis itu bertahan hingga sore hari di tempat latihan. Sedangkan sekarang hari baru saja memasuki waktu siang dan Akira telah kembali ke rumah. Dan hari ini pun tidak ada hal yang penting dilakukan di rumah.