PROLOG

352 75 46
                                    

hai, selamat datang di lapak matchantika. di sini saya kembali membawa cerita Althander dan Yera, dengan versi yang baru dan lebih baik dari sebelumnya.

selamat membaca, teman.

••••

"HAH?! SERIUS GUE JADI BAGIAN EGLIO?!"

Teriakan melengking dari mulut seorang gadis memenuhi malam yang sepi nan dingin ini. Gadis itu melompat kegirangan setelah namanya di sebut. Ia langsung menjaga sikap setelah melihat semua orang sedang memperhatikannya. "Hehe.. maaf maaf," ucapnya.

"Alay," cibir gadis di sebelahnya.

"Alay-alay yang penting ke trima di Eglio!" Bangga Syakila. Putri Syakila.

EGLIO GANG tidak menerima sembarangan orang untuk menjadi anggotanya. Di malam hari ini saja EGLIO hanya menerima 10 anggota saja, padahal yang ingin menjadi bagian dari Eglio lebih dari 50 orang.

"Iya deh si paling," cibir Yera berniat bercanda. Zafira Senja Alyeeira Christabelle. Mereka berdua lantas tertawa bersama.

"Buat yang lain gue mohon maaf sebesar-besarnya. Kalian nggak ke trima di Eglio," suara Aji terdengar lantang. Ajidan Ardanio—anggota inti Eglio.

"GUE NGGAK MASUK?" Yera berteriak terkejut. Cewek itu lantas pergi ke tempat Althander berada, di dekat sumber suara.

"Kak, kenapa temen gue bisa masuk sedangkan gue nggak bisa?"

Althander menaikkan salah satu alisnya dan tersenyum menyebalkan. Althander Cakra Maheswara—Ketua Eglio.

"Kan gue lebih hebat dari lo, Ra. Ya wajar dong gue yang ke trima bukan lo," kata Syakilla membuat Yera melebarkan matanya, seolah siap menghabisi sahabatnya itu.

"MAKSUD LO APAAN? MAU DUEL SAMA GUE?!" Sentak Yera berapi-api. Gadis itu memang sangat mudah tersulut emosi.

Anggota Eglio yang berada di sana sontak berdiri ketika mendengar suara melengking Yera. Althander mengkode ke arah anggotanya untuk kembali duduk.

"Loh, gue nggak ada nantang lo ya," balas Syakilla.

Dengan perasaan dongkol, Yera menendang perut Syakilla untuk melampiaskan amarahnya. Syakilla mundur beberapa langkah, gadis itu memegangi perutnya yang terasa sedikit nyeri akibat tendangan tanpa aba-aba itu.

"YERA!" Sentak Syakilla.

"Apa? Mau marah? Mau nendang balik? Sini anjing!" balas Yera. Gadis itu bersidekap dada.

Anggota Eglio tak ada yang berani menghentikan kedua gadis yang akan beradu kekuatan itu, tentunya karena dilarang oleh Althander.

Syakilla hendak menonjok Yera, namun lebih dulu di tahan oleh Althander. Cowok itu mencengkram tangan Syakilla yang terkepal. "Stop!"

"Ngapain di stop? Biarin aja," kata Yera santai.

Aidan yang berada di sana memberikan se gelas kopi hitam pada Aji. "Ngopi dulu napa, lagi seru nih. Si bos sampe turun tangan,"

"Seru gundulmu!" balas Aji.

"Nggak usah kayak bocah, pergi lo," usir Althander pada Yera. Yera mematung di tempat, seolah tak percaya dengan apa yang di dengarnya saat ini. Ketua Eglio itu mengusirnya? Ia di usir?

Syakilla tersenyum puas, ia merasa di bela oleh ketua Eglio. "Budek lo, Ra?" tanya Syakilla dengan senyum penuh kemenangan.

"GUE JUGA NGGAK MAU LAMA-LAMA DI SINI!" pekik Yera lalu meninggalkan lapangan Merpati.

Althander duduk kembali bersama anggota Eglio yang lain.

"Galak bener," balas Aidan.

"Idaman Aji banget," timpal Leo lalu di balas tawa oleh beberapa anggota Eglio.

"Gas pepet Ji!" kata Aidan.

Althander berdiri, maju selangkah dan berbisik pelan di telinga Aji. "Berani deketin Yera, berarti siap mati,"

•••

Sampai jumpa di chapter 1. Terima kasih.

DARIKU UNTUK SAMUDRA [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang