Siapa yang nyuruh kalian nyerang cewe?!"
Suara itu mengejutkan seluruh manusia yang berada di ruang rapat itu. Lelaki itu duduk di kursi kayu, mengangkat salah satu kakinya dan di tumpu kaki lainnya.
"B-bukan g-gue Bos," gugup salah satu dari mereka.
"5 tahun gue mimpin Xadegar, baru kali ini ada anggota banci di sini," ucap sang ketua.
Xadegar, gang motor Xadegar. Siapa yang tak kenal dengan musuh bebuyutan gang Eglio itu? Dua gang yang katanya berseteru karena memperebutkan kekuasaan.
Ketua Xadegar menatap sengit ke arah salah satu anggota, yang di tatap seperti itu pun kelimpungan sendiri. "Bukan gue Res sumpah!"
Alzhares, ketua Xadegar.
"RENDI!"
Sekujur badan Rendi gemetar ketika mendengar suara Alzhares yang memanggilnya. "Tanggung jawab atau lo gue depak detik ini juga," kata Alzhares pelan, namun membuat mereka semua takut.
"B-bukan gue Bos," sangkal Rendi.
"Lo pikir gue nggak tau?!" sentak Alzhares lalu membanting kursi yang tadinya menjadi tempat duduknya.
Brak.
"BODOH! GARA-GARA LO XADEGAR DI CAP GENG BANCI, BANGSAT," emosi Alzhares akhirnya meledak juga. "Gue emang nyuruh lo semua nyerang Eglio secara dadakan, tapi gue nggak pernah nyuruh lo semua nyerang cewe lemah!"
Penyerangan Eglio memang ulah dari Xadegar, namun penyerangan Syakilla tidak di prediksi oleh Alzhares, karena lelaki itu sudah melarang mereka untuk melukai perempuan.
"Lo harusnya tau, alasan gue nggak bolehin Xadegar nerima anggota cewe ya ini," kata Alzhares.
"G-gue h-harus ngapain Bos?" gugup Rendi.
"Apa alasan lo nusuk Syakilla?"
"Dia ngehalangin gue buat nyerang anggota Eglio lain," jawab Rendi.
"Bayar biaya rumah sakitnya," ucap Alzhares.
"Mahal Bos, gue nggak mampu," memang, Rendi berasal dari keluarga yang tak mampu, lebih tepatnya usaha keluarganya bangkrut beberapa tahun lalu.
"Itu urusan lo," kata Alzhares tak peduli. "Sore nanti kumpul markas, Eglio balas dendam," timpalnya lalu meninggalkan markas Xadegar.
•••
RUMAH SAKIT| 16.00
"Gimana keadaan lo?"
Syakilla membuka matanya, melihat siapa yang menjenguknya. "Seperti yang lo lihat," jawabnya.
Yera mengambil kursi plastik dan menaruhnya di samping brankar Syakilla. "Ini salah lo masuk Eglio,"
"Salah? Lo masih iri sama gue karena gue bisa gabung di Eglio sementara lo nggak? tanya Syakilla.
Syakilla, gadis itu berusaha duduk, dan Yera langsung membantu sahabatnya itu untuk duduk. "Iri? Gue nggak pernah iri sama lo Kil," ucap Yera, entah tulus atau tidak Syakilla tidak tahu, gadis itu tak terlalu pandai membaca mimik wajah manusia.
"Gue peduli sama lo Kil, sahabat harus saling peduli, kan?" tanya Yera penuh harap, Yera memang tak pernah sekalipun iri atau membenci Syakilla. Gadis itu ke sini datang untuk mengajak Syakilla berdamai, karena Yera tahu bahwa Syakilla telah salah paham padanya.
Gadis dengan wajah pucat itu tanpa aba-aba memeluk Yera. Yera tentunya terkejut dengan pelukan tiba-tiba itu. "Kil?"
"Maafin gue ya Ra? Gue kesannya sombong banget waktu itu," sesal Syakilla.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARIKU UNTUK SAMUDRA [ON GOING]
Novela JuvenilDi manja, di prioritaskan, dan di berikan kasih sayang yang berlebih, tak pernah di rasakan oleh Althander Cakra Maheswara. Dunia seolah tak pernah berpihak pada lelaki itu, Mengemis kasih sayang sudah menjadi bagian hidup Althander. Cowok itu di t...